14
a. Komponen Afektif affective commitment terjadi apabila karyawan
ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional emotional attachment.
b. Komitmen Kontinu Continuance Commitment muncul apabila
karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi arena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut
tidak menemukan pekerjaan lain. Dengan kata lain karyawan tersebut tinggal di organisasi itu karena dia membutuhkan organisasi tesebut.
c. Komitmen Normatif Normative Commitment timbul dari nilai-nilai
diri karyawan-karyawan bertahan menjadi anggota suatu organisasi karena memiliki kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi
merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan. Jadi, karyawan tersebut tinggal di organisasi itu karena dia merasa berkewajiban untuk
itu. Dari ketiga jenis komitmen tersebut, komitmen afektif adalah
jenis yang paling diinginkan oleh perusahaan. Meyer dan Allen, dalam Ikhsan dan Ishak 2005: 36 menegaskan bahwa seorang biasa
memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara karyawan dengan organisasi ketika ketiga bentuk komitmen tersebut di
pertimbangkan bersama-sama.
2.2.3 Motivasi
2.2.3.1 Pengertian Motivasi
Motivasi pada dasarnya merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan,
15
dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Ada 2 pengertian tentang motivasi, yaitu :
“Menurut Stephen P.Robbins 2002: 55, motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan
bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu.” “Menurut Anthony 1997: 53, motivasi dapat berupa keinginan
untuk tetap mempertahankan posisi, mendapatkan promosi, naik gaji, mendapatkan status tertentu atau menjadi orang yang berpengaruh, atau
hanya ingin menganggur.” Pada dasarnya motivasi memiliki dua komponen, yakni :
1. Komponen dalam inner Component, yaitu perubahan dalam diri
seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. 2.
Komponen Luar outher component, yaitu apa yang di inginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tingah lakunya Hamalik,
1993:73.
2.2.3.2. Fungsi Motivasi
Menurut Hamalik 1993: 75 ada 3 fungsi motivasi, yaitu : 1.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa Motivasi tidak akan timbul sesuatu perbuatan tindakan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
16
2.2.3.3. Jenis-Jenis Motivasi
Berdasarkan pengertiannya, maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis :
1. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang tercakup didalam situasi kerja
dan memenuhi kebutuhan da tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya, yang
timbul dari dalam diri sendiri. 2.
Motivasi Entrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh factor-faktor dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan sebab tidak semua
pekerjaan dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhannya. Seringkali bawahan belum memahami untuk apa dia
bekerja. Dalam keadaan ini motivasi terhadap pekerjaan perlu di bangkitkan oleh manajer agar mereka mau dan ingin bekerja secara
lebih baik Hamalik, 1993: 76. Menurut Davis 1996:87 ada 4 pola motivasi yang sangat penting :
1. Motivasi Prestasi
Adalah dorongan dalam diri orang-orang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
2. Motivasi Afiliasi
Adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang dasar social. 3.
Motivasi Komperensi Adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif.
17
4. Motivasi Kekuasaan
Adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi.
2.2.3.4 Teori-Teori Yang Mendukung Motivasi