8
Permasalahan
Apakah ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja individual.
Kesimpulan
Dari hasil analisis dalam penelitian ini, didapat kesimpulan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja
individual. Kepuasan seseorang pekerja terhadap karakteristik pekerjaan, sikap dan kemampan atasan, dukungan dan kerjasama rekan sekerja,
besarnya kompensasi dan kesempatan untuk promosi merupakan faktor penting yang memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerjanya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Kepuasan Kerja
2.2.1.1.Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja Job Satisfaction adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas
jasa kerja karyawan dari perusahaanOrgansasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diingankan oleh karyawan yang bersangkutan
Martoyo, 2002: 142. Menurut Davis 1996: 105, kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Perasaan senang ataupun tidak senang ini muncul disebabkan karena pada
saat karyawan bekerja mereka membawa serta keinginan, kebutuhan dan pengalaman masa lalu yang membentuk harapan kerja mereka. Makin
9
tinggi harapan kerja ini dapat terpenuhi, maka makin tinggi kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja tidak dapat dipisahkan oleh motivasi kerja yang seringkali merupakan harapan kerja karyawan. Gambaran yang akurat
tentang hubungan ini adalah bahwa motivasi kerja menyumbang timbulnya kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja akan akan tinggi
apabila keinginan dan kebutuhan mereka yang menjadi motivasi kerja terpenuhi.
Menurut Handoko 1988: 193, Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak dalam sifat positif
karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dalam lingkungan pekerjaannya. Manajer sumber daya manusia harus senantiasa
memonitor kepuasan kerja karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja dan masalah sumber daya manusia
lainnya. Fungsi sumber daya manusia biasanya membuat kontak langsung
dengan para penyelia dan karyawan dengan berbagai cara untuk mempengaruhi mereka.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja itu adalah jumlah dari perasaan itu sendiri yang dirasakan individu di dalam
mengerjakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Kepuasan
10
Kerja yang tercipta merupakan indikator yang dapat dipakai oleh manajer untuk menilai keberhasilan pelaksanaan dari kebijakan sumber daya
manusia.
2.2.1.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara 2004: 120, ada dua faktor yang mempengarui kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan
faktor pekerjaannya. a.
Faktor pegawai, Yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,
kepribdian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. b.
Faktor pekerjaan , yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan financial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja. Sedangkan menurut Hariandja 2002: 291, faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah : 1.
Gaji, adalah jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan
adil. 2.
Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.
3. Rekan Sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa
berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.
11
4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau
petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau menyengkan dan hal ini dapat
mempengaruhi kepuasan kerja. 5.
Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan
yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga mempengaruhi tingkat kepuasan
kerja seseroang. 6.
Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis.
2.2.1.3.Survei Kepuasan Kerja
Survei Kepuasan Kerja dapat membuahkan hasil yang positif, netral, atau negatif Davis dan Newstrom 1996:112 :
1. Kepuasan Kerja Umum. Survei ini mengungkapkan bagaimana perasaan karyawan tentang
pekerjaan mereka, bagian pekerjaan yang menimbulkan perasaan itu, departemen sangat berpengaruh perasaan siapa saja yang terlibat.
2. Komunikasi
Masalah lain adalah timbulnya komunikasi yang berharga melalui survei kepuasan kerja. Komunikasi mengalir ke semua arah pada saat
merencanakan, melaksanakan dan membahas hasil survey.
12
3. Membaiknya Sikap
Dalam survey ini diungkapkan perhatian pimpinan terhadap kesejahterahan pegawai, sehingga ada alasan bagi karyawan untuk
merasa lebih baik pada pimpinan 4.
Masalah bagi Serikat Pekerja Pimpinan perusahaan maupun serikat pekerja sering bertikai tentang
hal-hal yang diinginkan karyawan tetapi tidak satupun yang benar- benar mengetahuinya.
5. Perencanaan dan Pemantauan Perubahan
Para manajer yang waspada menyadari perlunya mengkaji reaksi pegawai terhadap perubahan kebijaksanaan dan program yang penting.
Syarat survey yang ideal menurut Davis dan Newston 1996: 113 Yaitu :
- Pimpinan terus mendukung survey secara aktif.
- Para pegawai terlibat sepenuhnya dalam perencanaan survey.
- Ada tujuan yang jelas untuk melaksanakan survey.
- Telah dirancang dan dilakukan sesuai dengan standar yang baik.
- Pimpinan mampu dan mau melakukan Tindak lanjut.
- Hasil dan rencana tindakan dikomunikasikan kepada pegawai.
2.2.2. Komitmen Organisasi