27
2.2.4.5. Reskilling Manajer
Reskilling merupakan usaha untuk membentuk skill baru manajer melalui pendidikan dan pelatihan efektif. Secara lebih rinci, ada empat
alasan mengapa reskilling manajer perlu dilakukan : 1.
Kebanyakan manajer hanya memiliki kemampuan dibidang teknis, bukan manajerial skill
2. Umumnya organisasi tidak memiliki program untuk mendidik dan
melatih manajerial skill para manajernya. 3.
Kebanyakan manajer memperoleh pendidikan manajemen yang menggunakan proses skill approach, sehingga mereka hanya terampil
dalam planning, coordinating, staffing, controlling, namun tidak terampil didalam menghasilkan value bagi bisnis.
4. Para manajer sekarang menghadapi era revolusi manajemen
manajement evolution era yang menuntut semua manajer untuk mempertanyakan kembali paradigma, asumsi dasar, kepercayaan, dan
nilai yang selama ini digunakan untuk mengelola organisasi Mulyadi dkk, 1999: 422.
2.3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Manajerial
Teori Pemenuhan Kebutuhan Need Fulfilment Theory Menurut teori ini, kepuasan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan.
Kepuasan ini akan tercapai apabila seseorang mendapatkan apa yang dibutuhkannya Indriyo dan Nyoman 2000: 29.
28
Teori dua faktor ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Dalam teori ini menyatakan bahwa dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
rasa puas atau tidak puas adalah faktor pemeliharaan maintenance factor dan faktor pemotivasian.
Menurut penelitian terdahulu, Miner 1992: 121 mengatakan bahwa ’’satisfaction causes good performance and the letterin turn adds to the
feeling of satisfaction” maksud dari pernyataan tersebut adalah kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja dan kinerja dapat pula meningkatkan
kepuasan kerja. Jadi apabila dalam suatu perusahaan, kebutuhan karyawan bisa
terpenuhi sesuai dengan apa yang telah dia kerjakan. maka, karyawan tersebut telah mendapatkan kepuasan kerja. Contonya, apabila karyawan
tersebut bekerja dan gaji yang diterima sesuai dengan apa yang telah dia kerjakan maka karyawan tersebut telah mendapatkan kepuasan kerja.
2.4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial
Teori Pembentukan Kelompok ini berasal dari George Homans yang berdasarkan aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen
perasaan emosi. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya dan
juga semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi diantara orang-orang semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen
yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen seseorang
29
dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan ditularkan aktivitasnya dan interaksinya.
Menurut penelitian sebelumnya, Teori pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan yang berasal dari Theodore Newcomb, yang
berdasarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain George C.Homans dalam Thoha,2002: 80.
Dengan adanya kesamaan sikap tersebut diharapkan komitmen terhadap organisasi akan semakin tinggi karena, komitmen organisasi
merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan akan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara
keanggotaannya dalam organisasi itu. Adanya kepemihakan karyawan terhadap organisasi yang mempekerjakannya bearti dia akan bersikap dan
berperilaku sesuai dengan sistem yang diterapkan oleh organisasi tersebut sehingga akan menguntungkan bagi perkembangan dan kesejahteraan kedua
belah pihak.
2.5. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Manajerial