12
3. Membaiknya Sikap
Dalam survey ini diungkapkan perhatian pimpinan terhadap kesejahterahan pegawai, sehingga ada alasan bagi karyawan untuk
merasa lebih baik pada pimpinan 4.
Masalah bagi Serikat Pekerja Pimpinan perusahaan maupun serikat pekerja sering bertikai tentang
hal-hal yang diinginkan karyawan tetapi tidak satupun yang benar- benar mengetahuinya.
5. Perencanaan dan Pemantauan Perubahan
Para manajer yang waspada menyadari perlunya mengkaji reaksi pegawai terhadap perubahan kebijaksanaan dan program yang penting.
Syarat survey yang ideal menurut Davis dan Newston 1996: 113 Yaitu :
- Pimpinan terus mendukung survey secara aktif.
- Para pegawai terlibat sepenuhnya dalam perencanaan survey.
- Ada tujuan yang jelas untuk melaksanakan survey.
- Telah dirancang dan dilakukan sesuai dengan standar yang baik.
- Pimpinan mampu dan mau melakukan Tindak lanjut.
- Hasil dan rencana tindakan dikomunikasikan kepada pegawai.
2.2.2. Komitmen Organisasi
2.2.2.1 Pengertian Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-
13
tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu Ikhsan dan Ishak, 2005: 35.
Robinson 1996, dalam Ikhsan dan Ishak mengemukakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang
mencerminkan perasaan suka atau tidak suka seorang karyawan pada organisasi tempat dia bekerja.
Menurut Wiener 1982, dalam Darli 2002: 90 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk
berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.
2.2.2.2 Karakteristik Komitmen Organisasi
Tiga karakteristik yang berhubungan dengan Komitmen Organisasi menurut Cherrington 1996, dalam Ikhsan dan Ishak 2005: 35 :
1. Keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan
organisasi. 2.
Kemauan untuk sekuat tenaga melakukan yang diperlukan untuk kepentingan organisasi.
3. Keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan dalam organisasi.
2.2.2.3 Kompenen Komitmen
Menurut Meyer dan Allen, dalam Ikhsan dan Ikhsan 2005: 35 mengemukan tiga komponen mengenai komitmen organisasi antara lain :
14
a. Komponen Afektif affective commitment terjadi apabila karyawan
ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional emotional attachment.
b. Komitmen Kontinu Continuance Commitment muncul apabila
karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi arena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut
tidak menemukan pekerjaan lain. Dengan kata lain karyawan tersebut tinggal di organisasi itu karena dia membutuhkan organisasi tesebut.
c. Komitmen Normatif Normative Commitment timbul dari nilai-nilai
diri karyawan-karyawan bertahan menjadi anggota suatu organisasi karena memiliki kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi
merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan. Jadi, karyawan tersebut tinggal di organisasi itu karena dia merasa berkewajiban untuk
itu. Dari ketiga jenis komitmen tersebut, komitmen afektif adalah
jenis yang paling diinginkan oleh perusahaan. Meyer dan Allen, dalam Ikhsan dan Ishak 2005: 36 menegaskan bahwa seorang biasa
memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara karyawan dengan organisasi ketika ketiga bentuk komitmen tersebut di
pertimbangkan bersama-sama.
2.2.3 Motivasi