67
disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan atau variabel motivasi X
3
dalam penelitian ini telah valid. Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kinerja Manajerial Y
Item Pertanyaan Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Keterangan 1 0,518
0,216 VALID
2 0,380 0,216
VALID 3 0,518
0,216 VALID
4 0,685 0,216
VALID 5 0,465
0,216 VALID
6 0,619 0,216
VALID 7 0,698
0,216 VALID
8 0,468 0,216
VALID Sumber: Lampiran 3.4
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai r
hitung
yang diperoleh untuk keseluruhan butir pertanyaan variabel kinerja manajerial Y,
bernilai positif dan lebih besar dari r
tabel
sebesar 0,216. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan atau variabel
kinerja manajerial Y dalam penelitian ini telah valid.
4.3.1.2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang
digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pengukuran reliabilitas menggunakan nilai cronbach Alpha,
suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memiliki nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 Ghozali, 2001:133.
68
Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil
sebagai berikut: Tabel 4.13. Hasil Uji Reliabilitas
Item pernyataan Cronbach
Alpha Hitung Cronbach
Alpha Yang Diisyaratkan
Ket
Kepuasan Kerja X
1
0,986 0,60 Reliabel
Komitmen Organisasi X
2
0,908 0,60
Reliabel Motivasi X
3
0,959 0,60
Reliabel Kinerja Manajerial Y
0,816 0,60
Reliabel Sumber : lampiran 3.1 – 3.4
Menurut Imam Ghozali, 2002:133 pengukuran reliabilitas menggunakan nilai cronbach Alpha, suatu kuesioner dikatakan reliabel
bila memiliki nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dari hasil
pengujian reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach Alpha dari masing-masing variabel yang diperoleh nilainya lebih besar dari 0,60
hal tersebut menunjukkan bahwa semua item telah reliabel. 4.3.1.3.Hasil Pengujian Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov Sumarsono,
2002:40. Dari hasil pengujian normalitas untuk keseluruhan variabel diperoleh hasil sebagai berikut :
69
Tabel 4.14. Hasil pengujian Normalitas Kolmogorof-Smirnov
Statistic df Sig. Kepuasan Kerja X
1
0,144 30
0,116 Komitmen Organisasi X
2
0,157 30
0,058 Motivasi X
3
0,148 30
0,092 Kinerja Manajerial Y
0,118 30
0,200 Sumber : lampiran 4
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai normalitas yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05. Hal
ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal. 4.3.2.
Pengujian Asumsi Klasik 4.3.2.1.Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau
data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectional” Gujarati, 1995: 422. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jadi dalam model regresi linear
diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Yprediksi pada waktu ke-t e
t
tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya e
t-1
. Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini.
70
Gambar 4.1 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa distribusi
daerah penentuan keputusan dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat disimpulkan karena nilai dari analisis sebesar 2,364 berada pada
daerah keragu – raguan sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi.
4.3.2.2.Uji Multikolinieritas
Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari
hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.15. Hasil uji Multikolinieritas Variabel bebas
Tolerance VIF
Kepuasan Kerja 0,980
1,021 Komitmen Organisasi
0,967 1,034
Motivasi 0,948 1,055
Sumber : lampiran 5
Tidak Ada Autokorelasi
A da
A ut
o kor
el as
i
ne g
at if
D ae
ra h
K era
gu -r
agua n
D ae
ra h
ke ra
gu -ra
gua n
dl = 1,214
D.W = 2,364
4-dl = 2,786
4-du = 2,35
du = 1,650
A da
A ut
o kor
el as
i
P os
it if
71
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya
seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier
Gujarati, 1995: 339. 4.3.2.3.Uji Heteroskedastisitas
Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu
variabel independen. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh
variabel independen atau yang menjelaskan dimana nilai signifikansi yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No Variabel
Nilai mutlak dari residual
Taraf Signifikansi
1. Kepuasan Kerja
-0,009 0,961
2 Komitmen Organisasi
0,008 0,965
3 Motivasi -0,048
0,802 Sumber : lampiran 7
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual
adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
72
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier berganda tersebut telah bebas dari
penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi
sehingga layak untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda.
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda