Pembahasan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

tahun dan jika dilihat dari perkembangan relasi, para remaja sudah mulai memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Banyak pula dari mereka yang mulai menjalin relasi dengan lawan jenis. Relasi yang intim dengan lawan jenis dapat memunculkan hasrat seksual. Hasrat seksual tersebut kemudian ingin disalurkan pada perilaku seksual dengan pasangan mereka. Hal tersebut mampu membuat remaja di sekolah heterogen memiliki perilaku seksual yang lebih tinggi dikarenakan lebih banyak menghabiskan waktu bersama di sekolah dan hal tersebut mampu memunculkan hasrat seksual dalam diri mereka. Sedangkan untuk remaja di sekolah homogen, mereka memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mengenal lawan jenis. Hal tersebut menyebabkan kecil kemungkinan muncul hasrat seksual pada remaja di sekolah homogen. Mereka juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman sesama jenis yang kecil kemungkinannya untuk memiliki keinginan melakukan perilaku seksual. Jika dilihat dari hipotesis awal yang dibuat peneliti dikatakan bahwa remaja di sekolah heterogen memiliki perilaku seksual yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja di sekolah homogen. Dari hasil penelitian terlihat bahwa perilaku seksual remaja di sekolah heterogen lebih tinggi dari remaja di sekolah homogen. Maka hipotesis awal peneliti terbukti. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengujian menggunakan Mann-

Whitney’s Uterlihat ada perbedaan perilaku seksual pada remaja di sekolah heterogen dengan remaja di sekolah homogen, dengan p = 0,000 0,05, di mana perilaku seksual remaja sekolah heterogen perilaku seksual remaja sekolah homogen 2. Rata-rata subjek penelitian, perilaku seksualnya rendah karena mean empiris mean teoritis 9,39 18.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dialami peneliti ialah subjek dalam penelitian ini adalah subjek yang sekolahnya berlatar belakang pendidikan kristiani dimana pendidikan seksualitas di sekolah kristiani diberikan secara lengkap pada remaja di sana sedangkan pendidikans seksualitas bagi sekolah negeri bukan merupakan hal yang wajib untuk diberikan .Namun karena hanya menggunakan subjek yang bersekolah di sekolah kristiani hasilnya belum tentu sama jika dilakukan di sekolah yang tidak berbasis sekolah kristiani seperti sekolah yang berlatar belakang pendidikan non kristiani atau di sekolah negeri.