Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian pertama, dilakukan di sekolah homogen perempuan pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2013. Selanjutnya penelitian di sekolah heterogen dilakukan pada hari 15 November 2013 dan yang terakhir penelitian di sekolah homogen laki-laki pada hari Jumat tanggal 22 November 2013. Peneliti mengambil data pada remaja sekolah homogen dan heterogen di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan 140 skala. Pengambilan data dilakukan dengan cara datang ke sekolah-sekolah dan masuk ke kelas 2 atau XI pada saat jam pelajaran BK atau Konseling. Dalam proses pengambilan data, peneliti mengalami beberapa hambatan seperti lamanya prosedur yang harus dilakukan untuk bisa mengambil data di beberapa sekolah. Hal ini membuat pengolahan data menjadi sedikit lama untuk bisa dilakukan.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 140 orang. Terdiri dari remaja yang bersekolah disekolah homogen yaitu 35 perempuan dan 35 laki-laki, kemudian 70 orang lainnya merupakan remaja yang bersekolah di sekolah heterogen yaitu 35 perempuan dan 35 laki-laki. Deskripsi umum tentang subjek berdasarkan usia, jenis kelamin dan nama sekolah. Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian Usia Jumlah Prosentase 15 Thn 13 9,28 16 Thn 99 70,71 17 Thn 26 18,57 18 Thn 2 0,014 Total 140 Jenis Sekolah Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Homogen Perempuan 35 25 50 Laki-laki 35 25 Heterogen Perempuan 35 25 50 Laki-laki 35 25 Jumlah 70 100

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian berisi mean teoritis dan mean emipis yang dimiliki oleh tiap kelompok. Tabel 3 Deskripsi Data Penelitian Variable Skor Empiris Skor Teoritis Xmin Xmax Mean SD Xmi n Xmax Mean Remaja di sekolah homogen 36 5,74 8,221 36 18 Remaja di sekolah heterogen 36 13,03 12,107 36 18 Dilihat dari skala perilaku seksual, didapatkan hasil dari mean teoritis sebesar 18 melalui cara menghitung secara manual. Pada remaja di sekolah homogen diperoleh skor mean emipris 5,74 lebih kecil daripada skor mean teoritis 18 hal ini menandakan bahwa perilaku seksual remaja laki-laki di sekolah heterogen cenderung rendah. Sedangkan pada remaja di sekolah heterogen diperoleh skor mean emipris 13,03 lebih kecil daripada skor mean teoritis 18. Dilihat dari totalnya terlihat bahwa mean empiris mean teoritis, 9,39 18. Hal itu berarti rata-rata subjek penelitian, perilaku seksualnya rendah.