2. Aspek – aspek hidup Rohani
Hidup Rohani merupakan suatu proses yang perlu diperjuangkan terus- menerus oleh setiap orang Kristen agar bertumbuh dan berkembang dalam
mencapai kesempurnaan hidup. Dalam memperjuangkan kematangan hidup rohani, setiap pribadi hendaknya selalu mengandalkan Roh Allah untuk
membimbing dan
menyertainya. Agar
dapat memperjuangkan
dan mengembangkan kematangan hidup rohani, maka dapat dilakukan dengan cara
Adorasi Ekaristi, melatih hidup doa, Refleksi, Bacaan Rohani, Devosi, Doa Rosario;
a. Adorasi Ekaristi
Adorasi atau pujian kepada sakramen Mahakudus merupakan praktek devosi sembah sujud di hadapan sakramen Mahakudus. Pentahtaan sakramen
Maha kudus muncul hubungannya dengan kerinduan umat beriman untuk memandang Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus Martasudjita,
2005:424. Tujuan adorasi kepada sakramen Mahakudus ialah sembah sujud kepada
Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi dan sekaligus untuk menyatukan hati dengan Yesus yang hadir dalam sakramen Mahakudus. Namun perlu disadari
bahwa puncak kesatuan dengan Tuhan yang hadir dalam Ekaristi pertama-tama terjadi dalam Komuni Kudus saat perayaan Ekaristi. Dan bilamana kaum
Beriman menghormati Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, hendaknya mereka ingat bahwa kehadiran itu bersumber pada kurban Ekaristi.
b. Hidup Doa
Doa pada dasarnya berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, menyatakan diri sebagai anak Allah dan mengakui Allah sebagai Bapa.
Doa pertama – tama adalah suatu peryataan iman di hadapan Allah maka doa
tidak pernah dilepaskan dari kehidupan sehari - hari dan dari hidup bersama dengan orang lain KWI, 1996 : 194 .
Philomena Agudo 1998: 177 mengatakan bahwa hidup doa berarti kebiasaan rutin berdoa yang dilaksanakan dengan penuh kesadaraan karena
percaya akan cinta dan belas kasih Tuhan. Sedangkan Darminta 2006a:92 mengatakan bahwa hidup dan hidup doa merupakan warna hidup jiwa atau batin
seseorang yang akan terungkap dalam bahasa perbuatan Yak 2:1-26. Ada hubungan antara hidup doa dan hidup iiman, yang tidak hanya ditentukan oleh
kekhusukkan dalam berdoa, tetapi tindakan kongkrit apa yang dilakukan sebagai buah dari hidup doa.
Doa berarti bersatu dengan Tuhan, mendekatkan diri pada Tuhan dan menjalin hubungan dengan Tuhan. Kesatuan dengan Tuhan dalam doa disadari
sebagai hal yang penting dalam hidup, khususnya dalam mengolah pengalaman hidup. Namun dalam kenyataannya kesadaran akan pentingnya doa tidak selalu
mudah untuk dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.
c. Bacaan Rohani
Bacaan Rohani merupakan salah satu sumber hidup rohani. Tulisan - tulisan dalam bacaan rohani sangat inspiratif dan menarik baik itu pengalaman
yang dialami oleh pengarang sendiri maupun pengalaman orang lain yang membantu untuk memperkembangkan hidup rohaninya Darminta, 2007 : 19
d. Devosi
Martasudjita 199:143 Kata Devosi berasal dari bahasa Latin devotion dari kata kerja: devovere
, yang berarti „kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Maka menurut arti katanya, devosi menunjuk
sikap hati dan perwujudannya. Artinya seseorang mengarahkan diri kepada sesuatu yang dijungjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristiani devosi
dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di luar Liturgi resmi. Devosi dimengerti sebagai praktek ungkapan iman umat yang
spontan dan lebih bebas serta dapat dibawakan secara pribadi ataupun bersama.
e. Doa Rosario
Secara harafiah Rosario berarti karangan bunga mawar, entah merah,putih, atau putih.
Oleh karena itu sebagai Pewarta tentunya, tidak boleh lupa peran bunda Maria. Sebagai pewarta tentunya kita harus menyatu dengan bunda Maria dalam
devosi doa Rosario. Menyatu dengan Bunda Maria secara terus menerus merenungkan hidup dan perutusan Yesus bersama Bunda Maria. Hal ini senada
dengan yang tertulis di dalam Kitab Hukum Kanonik KHK, kan 662. 4 yang isinya sebagai berikut; “Memelihara devosi khusus kepada santa perawan Bunda
Allah, teladan dan pelindung segenap hidup bakti dengan berdia Rosario”. Para Mahasiswa IPPAK, adalah calon Katekis. Mereka merupakan orang-
orang yang terpanggil untuk mewartakan kerajaan Allah, Mereka disiapkan menjadi pewarta yang sejati. Menjadi pewarta, yang dibutuhkan pertama-tama
ialah membiasakan diri melatih diri untuk mengembangkan hidup rohaninya dengan doa, khususnya ketika merayakan perayaan Ekaristi dengan menyambut
Kristus melalui Komuni suci. Melalui Komuni suci yang mereka sambut hendaknya mereka mengalami kehadiran Kristus dan buahnya mereka pun juga
mewartakan kehadiran Kristus melalui tugasnya sehari – hari. Hendaknya pula
para mahasiswa IPPAK, sebagai calon katekis membiasakan berdoa kepada Kristus dan menyerahkan seluruh hidupnya kedalam tangan penyelenggaraan-
Nya.
D. Buah Hidup Rohani dalam Tugas Perutusan Gereja
Pada bagian atas telah dijelaskan aspek – aspek yang dapat mendukung
untuk mengembangkan hidup Rohani setiap orang mahasiswa IPPAK, sebagai calon Katekis. Aspek
– aspek itu antara lain; adorasi Ekaristi, melatih Hidup doa, pertobatan secara terus menerus, devosi, doa Rosario dan lain sebagainya.
Melalui aspek – aspek tadi diharapkan setiap pribadi dapat bertumbuh hidup
Rohaninya dan memiliki kekuatan hidup. Sehingga dapat bersaksi dan
diwujudnyatakan dalam hidup sehari – hari dalam tugas perutusan Gereja
ditengah – tengah Masyarakat.
Setiap Umat Kristiani dipanggil untuk turut serta dalam tugas perutusan Gereja, melalui baptisan setiap pribadi mendapat hak menjadi anak Allah. Warga
Gereja ikut terlibat mewujudkan kerajaan Allah. Allah mendatangi umatnya dengan menyatakan diri-Nya, dan menyatakan keselamatan-Nya. Wahyu Allah
sampai kepada manusia, dan manusia menanggapinya. Tanggapan inilah yang menjadi jawaban manusia atas sapaan Allah sendiri. Manusia bertemu dengan
Allah melalui sabda - sabda, dan di dalam perjumpaan itu manusia mengimani Allah. Dalam iman, manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak
terbatas berkenan memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya KWI 1996:129. Yang diimani adalah Yesus yang telah
menderita, wafat dan bangkit dari alam maut. Iman ini membawa manusia untuk ikut ambil bagian dalam mewartakan kerajaan Allah melalui tugas perutusan
Gereja.
1. Bidang Liturgi
Berhadapan dengan keterbatasan daya pikir manusia dalam suatu masyarakat yang menekankan kebebasan, Gereja dipanggil untuk menciptakan
tempat dan kesempatan, dalam kehidupan dan sejarah, setelah ditebus dan diselamatkan, dirayakan, diangkat, dan dijadikan proyek serta perwujudan
kerajaan Allah Adisusanto, 2000:17. Liturgi merupakan wahana utama untuk
menghantar umat Kristen dalam persatuan pribadi dengan Kristus SC 7. Maka umat ikut serta dalam tugas ini, dalam pengembangan imannya dan juga iman
Gereja. Dalam persekutuan umat beriman sebagai anggota Gereja umat tidak
dapat dipisahkan dari komunitas karena mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas - tugas perutusan Gereja. Dalam pembabtisan semua orang
diangkat dan dikuduskan menjadi anak - anak Allah, dan karenanya dipanggil kepada kekudusan. Dalam tugas kekudusan ini umat beriman Kristiani
mempunyai peranan untuk mengambil bagian secara aktif menurut caranya masing - masing.
Dalam Ekaristi umat diarahkan untuk merenungkan dan menghadirkan misteri keselamatan. Sebab dalam Ekaristi terletak puncak karya Allah untuk
memuliakan Bapa dengan perantaraan Putra-Nya. Dalam mencapai hal itu dibutuhkan partisipasi umat untuk menempatkan Ekaristi secara hakiki adalah
suatu perayaan umat. Dalam perayaan Ekaristi diperlukan keterlibatan umat, baik sebagai lektor,anggota koor, pemazmur, penata altar dan lain-lain. Semua itu
mendukung suasana perayaan liturgi sehingga membantu umat untuk merayakan imannya, dan membantu masuk dalam suasana doa yang tenang dan khidmat.
Adapun orang yang menghayati liturgi secara benar adalah orang yang yang siap penuh imann dan kepasrahan dalam merayakan Liturgi secara hormat, khidmat
dan sukacita. Orang - orang demikian akan bersukacita dan merasa damai sebab telah dapat merayakan perayaan Kudus Martasudjita, 2002; 7-10. Hidup liturgi