Buah Hidup Rohani dalam Tugas Perutusan Gereja

menghantar umat Kristen dalam persatuan pribadi dengan Kristus SC 7. Maka umat ikut serta dalam tugas ini, dalam pengembangan imannya dan juga iman Gereja. Dalam persekutuan umat beriman sebagai anggota Gereja umat tidak dapat dipisahkan dari komunitas karena mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas - tugas perutusan Gereja. Dalam pembabtisan semua orang diangkat dan dikuduskan menjadi anak - anak Allah, dan karenanya dipanggil kepada kekudusan. Dalam tugas kekudusan ini umat beriman Kristiani mempunyai peranan untuk mengambil bagian secara aktif menurut caranya masing - masing. Dalam Ekaristi umat diarahkan untuk merenungkan dan menghadirkan misteri keselamatan. Sebab dalam Ekaristi terletak puncak karya Allah untuk memuliakan Bapa dengan perantaraan Putra-Nya. Dalam mencapai hal itu dibutuhkan partisipasi umat untuk menempatkan Ekaristi secara hakiki adalah suatu perayaan umat. Dalam perayaan Ekaristi diperlukan keterlibatan umat, baik sebagai lektor,anggota koor, pemazmur, penata altar dan lain-lain. Semua itu mendukung suasana perayaan liturgi sehingga membantu umat untuk merayakan imannya, dan membantu masuk dalam suasana doa yang tenang dan khidmat. Adapun orang yang menghayati liturgi secara benar adalah orang yang yang siap penuh imann dan kepasrahan dalam merayakan Liturgi secara hormat, khidmat dan sukacita. Orang - orang demikian akan bersukacita dan merasa damai sebab telah dapat merayakan perayaan Kudus Martasudjita, 2002; 7-10. Hidup liturgi dan hidup sehari - hari tidak terpisahkan. Iman merupakan penghubung antara hidup liturgis dan dan hidup sehari-hari. Iman akan Tuhan yang hadir senantiasa menyertai dan bersama manusia. Martasudjita 2002;14 dalam bukunya menyatakan : „Dalam hidup liturgis, iman akan Tuhan yang hadir dan menyertai hidup kita diungkapkan secara Eksplisit dan sadar. Tetapi pada hidup sehari-hari, Iman tersebut diwujudkan dalam tindakan sehari – hari, iman itu diwujudkan dalam tindakan dan aksi kongkrit dan nyata Orang dikatakan beriman bila tidak memisahkan antara hidup litugis dan hidup sehari-hari. Orang yang menghayati imannya dengan merayakan Ekaristi dapat hidup bersaudara dengan siapapun ditengah masyarakat, memiliki rasa belarasa pada kebutuhan orang lain, dan peka terhadap situasi orang lain.

2. Bidang Diakonia Pelayanan

Gereja merupakan jawaban terhadap kebutuhan manusia, umat Kristiani dipanggil untuk memberi kesaksian akan adanya cara hidupbaru yang didasari cinta kasih sejati Adisusanto, 2000:16. Umat Kristiani memberikan kesaksian akan kabar gembira melalui hidup mereka. Kesaksian hidup ini membawa orang percaya kepada Yesus Kristtus. Dan ini merupakan tugas seluruh umat. Roh Kudus yang satu dan sama yang memenuhi Kristus menggerakkan pelayanan. Pelayanan itu adalah pelayanan yang didasari kerendahan hati. Sama seperti halnya Yesus datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Pelayanan Yesus ini tampak pada tindakan-Nya saat membasuh kaki para Murid-Nya atau penyerahan-Nya secara radikal dengan wafat di Kayu salib. Maka dalam hal ini juga sebagai orang yang beriman dewasa mampu meneladan perbuatan Yesus dalam pelayanan setiap hari. Sikap yang paling dibuttuhkan dalam pelayanan adalah kerendahan hati ataupun kerelaan memberi hati. Setiap umat beriman mau terlibat dalam pelayanan di dalam kehidupan menggereja, entah itu melalui kegiatan sosial ataupun dalam kegiatan gereja, Intinya adalah mau dan terbuka akan kebutuhan sesama.

3. Bidang Koinonia Persekutuan

Koinonia adalah salah satu usaha pastoral untuk membentuk komunitas beriman secara menyeluruh dimana setiap orang Krisren dipanggil untuk membina persekutuan dengan sesama umat. Adapun persekutuan yang dimaksud adalah suatu bentuk pelayanan iman dengan memperhatikan suatu kebersamaan dalam jemaat. Oleh karena itu Gereja dipanggil untuk memberikan suatu kesaksian akan persaudaraan dan persatuan yang didasari oleh cinta kasih Adisusanto,2000:16. Sebagai umat beriman dewasa diajak untuk mampu bersaudara dengan siapapun, tanpa membeda - bedakan status,suku, ras, dan apapun namanya. Untuk itu kita sebagai umat beriman dapat bercermin dari kehidupan jemaat perdana, sehati, sejiwa, berkumpul bersama, membagikan hartamilik mereka Kis 2: 41-47. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa umat beriman itu mampu untuk membentuk dan memupuk persaudaraan atau persekutuan yang dilandasi cinta kasih.

4. Bidang Kerigma Pewartaan

Tugas mewartakan merupakan tugas dan panggilan setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dalam tugas ini yang diwartakan adalah sabda yang membebaskan, menerangi, dan menafsirkan hidup manusia, serta memberi suatu harapan Adisusanto, 2000:17. sabda yang diwartakan adalah karya keselamatan dalam diri Yesus kristus yang bersumber dari Kitab suci, adapun maksud karya Allah diwartakan agar manusia menyadari kasih Allah. Ketika menerima roh Kudus saat penerimaan Sakramen Krisma semua umat telah diberi kuasa menjadi saksi. Dan tugas ini tetap berlaku selaku masih murid Yesus. Maka setiap umat yang menyadari tugas ini dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Tugas ini tidak diukur dengan pewartaan yang besar- besar, tapi dimulai dari kesaksian hidup yang dapat menolak segala perbuatan jahat, menolak suap, membela kebenarann atau berpihak pada kebenaran dan keadilan serta perdamaian. Maka dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa kita dipanggil menjadi sarana dan kehadiran Kristus melalui tugas kita sehari-hari. Dan melalui Sakramen Ekaristi yang kita sambut dalam komuni kudus, kita pun diajak untuk berbagi kesaksian hidup dan mewartakan Kristus yang hadir dalam diri kita melalui pelayanan hidup kita sehari - hari.

E. Mahasiswa IPPAK sebagai Calon Katekis

1. Sejarah IPPAK

Pada tahun 1959 majelis Agung wali Gereja Indonesia sekarang KWI merencanakan usaha-usaha unutk meningkatkan pelayanan dibidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbarui pelaksanaan katekese di Indonesia. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada P.F Haselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C Carry SJ. Pada tahun 1960 P. Heselaars SJ, mendirikan Pusat kateketik dengan kegiatan – kegiatan antara lain, menerbitkan buku-buku, mengadakan penataran – penataran para guru dan ceramah - ceramah untuk kelompok – kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu telah disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Maka pada tanggal 1 Agustus 1962 didirikanlah YAYASAN AKADEMI KATEKETIK KATOLIK INDONESIA AKKI yang menyelenggarakan pendidikan tinggi kateketik dan disahkan dengan akte notaris R.M Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pusat Kateketik beserta AKKI pada mulanya bertempat di Jl. P.Senopati 20 Yogyakarta. Pada tahun 1968 atas prakarsa bapak Justinus cardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jl. Abubakar Ali 1, Yogyakarta. Tempat yang baru ini dapat memenuhi kebutuhan akan ruang - ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor kerja staf, laboratorium audio visual, sanggar-sanggar kesenian, aula ruang pameran dan ruang rekreasi. Pada tanggal 11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No. 108B.swtP65. Pada tahun 1966 diselenggarakan ujian tingkat sarjana muda untuk pertama kalinya. Setelah beberapa ali menyelenggarakan ujian Negara, pada tangal 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari menteri P dan K dengan SK No. 0170 tahun 1969. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga. Makka pada tanggal 31 Maret 1971 dengan akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, AKKI berubah nama menjadi SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh status terdaftar dari direktorat pendidikan tinggi departemen P dan K dengan SK No.227DPTB71. Pada semester gasal tahun akademik 1984 - 1985 dilaksanakan proses perubahan jenjang dan program pendidikan, serta dilakukan penataan kembali nama unit jurusanprogram study dengan status diakui dilingkungan koordinasi perguruan Tinggi swasta wilayah V, DIY. Berdasarkan proses itu, sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana Satu S1 dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK PRADNYAWIDYA. Program sarjana satu ini berstatus diakui dengan SK Mendikbud No 04301986 dengan SK mendikbud No. 036201986. Pada tahun akademik 19911992, tepatnya tanggal 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh Status disamakan dengan SK No. 66001991. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau yang memiliki akta mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur pendidi kan, perubahan tersebut mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada FKIP USD. Setelah melalui proses Merger yang cukup lama, berdasar SK Mendikbud No. 08DO1995 tertanggal 14 febuari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama FIPA, jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan Status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No 002BAN-PTAK- IIXII1998 tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi dengan mendapat nilai B. pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat Status FIPA USD menjadi program studi dengan nama Program Studi Ilmu

Dokumen yang terkait

Peranan keterlibatan hidup menggereja bagi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik dalam rangka menanggapi panggilan sebagai katekis.

1 36 153

Pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai faktor penting dalam proses berkatekese.

1 11 156

Pengaruh mata kuliah program pengalaman lapangan pendidikan Agama Katolik paroki terhadap panggilan mahasiswa menjadi seorang Katekis di program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3 45 136

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 138

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 131

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230

Pembinaan spiritualitas di program studi IImu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai upaya membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis - USD Repository

0 2 167