METODE PENULISAN Sakramen Ekaristi dalam Gereja Katolik

BAB II EKARISTI DAN PERKEMBANGAN HIDUP ROHANI

MAHASISWA IPPAK SEBAGAI CALON KATEKIS Pada bab ini, penulis akan memaparkan tentang Ekaristi dan perkembangan hidup rohani mahasiswa IPPAK sebagai calon katekis yang meliputi beberapa bagian yaitu sakramen Ekaristi dalam Gereja katolik yang meliputi tentang pengertian sakramen Ekaristi dan Ekaristi. Pada bagian kedua menjelaskan Ekaristi dari sudut pandang Kitab suci, makna Ekaristi, Unsur - unsur Sakramen Ekaristi, Liturgi Sakramen Ekaristi. Pada bagian ketiga akan menjelaskan mengenai perkembangan hidup rohani, aspek-aspek hidup rohani dan pada bagian terakhir membahas mengenai mahasiwa IPPAK sebagai calon katekis, pengertian katekis tugas, tanggungjawab katekis dan spritualitas katekis,

A. Sakramen Ekaristi dalam Gereja Katolik

1. Pengertian Sakramen

Martasudjita, 1999: 160 menjelaskan, kata “Sakramen” berasal dari bahasa Latin sacramentum yang dalam abad II dipakai untuk menerjemahkan kata Yunani; mysterion dalam Kitab Suci. Sacramentum bisa berarti “ Sumpah” Setia prajurit dalam dunia militer”. Kata sacramentum sendiri dipakai untuk menerjemahkan mysterion dalam Kitab Suci. Dalam perjanjian lama mysterion menunjuk Allah sendiri yang mewahyukan diri baik dalam sejarah masa kini maupun masa yang akan datang Eskatologis. Perjanjian baru memahami mysterion sebagai rencana keselamatan Allah yang terlaksana dalam Yesus Kristus, sebagaimana dikatakan dalam Kol:1:26 “rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Penulis juga menyampaikan pengertian sakramen yang dikutip dari kamus teologi. dalam kamus teologi dijelaskan demikian Sakramen Latin, “janji setia di hadapan umum“. Tanda kelihatan yang diadakan oleh Kristus yang menyatakan dan menyampaikan rahmat. Dalam Gereja Katolik dan ortodoks menerima tujuh sakramen: Baptisan, penguatan, Ekaristi, perkawinan, tahbisan, pengurapan orang sakit, dan tobat. Teologi modern berbicara mengenai Kristus sebagai Sakramen utama atau tanda rahmat Allah yang berdaya guna dan Gereja yang didirikan-Nya sebagai sakramen dasar, yang diwujudnyatakan dalam ketujuh sakramen Collins, 1996 : 283 . Penulis juga melihat perkembangan Teologi dewasa ini umumnya berpandangan bahwa Yesus Kristus sendiri adalah sakramen induk, dan Gereja disebut sakramen sejauh berhubungan dengan Kristus. Sedangkan ketujuh Sakramen dipandang sebagai kontretisasi dan perwujudan konkret sakramentalitas Gereja dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penggunaan istilah sakramen kini diperluas, segala sesuatu bisa disebut sakramen dan memiliki ciri sakramental sejauh disatu pihak, sesuatu yang kelihatan dan manusiawi itu memiliki keterbukaan terhadap Allah dan dilain pihak sesuatu itu orang dapat mengalami kehadiran Allah yang menyelamatkan Martasudjita, 1999: 160 - 162. Dan hal ini senada seperti yang dituliskan dalam Katekismus Gereja Katolik 1995: 1113 yang mengatakan “seluruh kehidupan Gereja berkisar di sekeliling kurban Ekaristi dan sakramen - sakramen. Maka penulis mencoba menyimpulkan bahwa sakramen merupakan tanda dan simbol. Hidup manusia tidak dapat lepas dari simbol ataupun lambang, bahkan hidup kita sangat begitu lekat dengan lambang yang merupakan benda atau perbuatan yang pada hakikatnya memiliki arti yang lebih dalam dari pada benda. Misalnya, seorang pria yang memberi cincin kepada seorang gadis. Hal itu bukan semata - mata hanya ingin memberi cincin tetapi melambangkan ungkapan kasih sayang atau cinta. Maka sakramen di dalam Gereja melambangkan dan mengungkapkan karya penyelamatan Allah dan pengalaman dasariah manusia yang diselamatkan. Sakramen menjadi tandaperantara di mana Yesus Kristus sungguh hadir dan aktif berkarya di dalam diri umat Allah. Dalam diri Yesus Kristus kita dapat melihat Allah yang tidak kelihatan dan juga mengenal serta mengalami siapa sebenarnya Allah itu. Ia tidak kelihatan tetapi melalui Gereja-Nya Ia hadir secara rohani di tengah kita dan menjadi kelihatan. Gereja adalah alat dan sarana penyelamatan di mana Yesus Kristus tampak untuk menyelamatkan manusia. Gereja menjadi alat dan sarana penyelamatan melalui kejadian - kejadian dalam peristiwa, tindakan. Singkatnya, sakramen adalah tanda dan simbol bagi Kristus untuk menjadi tampak dan dengan demikian dapat dirasakan kehadiran-Nya oleh manusia dewasa ini.

2. Ekaristi

Kamus Teologi menjelaskan Ekaristi sebagai berikut; Eucharist Yun. “Syukur”. Kata yang dipakai untuk menyebut seluruh upacara misa, khususnya bagian kedua sesudah perayaan sabda yang mencapai puncaknya pada konsekrasi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dan berakhir dengan komuni. Ekaristi juga menunjukkan kehadiran nyata Kristus dalam roti dan anggur. Ekaristi yang diadakan oleh kristus pada perjamuan terakhir, adalah yang paling agung diantara sakramen-sakramen yang lain dan merupakan pusat hidup Gereja Collins, 1996 ; 643. Dan Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” Lumen Gentium, konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, art 11 dan dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan Rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paskah kita Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang kehidupan Para Iman PO 5. bdk KGK Katekismus Gereja Katolik, art 1324 Paus Yohanes Paulus II menjelaskan dalan Dokumen Ecclesia de Eucharistia EE, art 10 b ahwa “Ekaristi sebagai sumber kehadiran Kristus dalam persekutuan umat beriman dan menjadi santapan rohaninya adalah milik Gereja yang paling berharga dalam perjiarahannya sepanjang sejarah. Ini juga merupakan ungkapan komitmennya yang hidup terhadap misteri Ekaristi. Ekaristi merupakan perayaan sakramen yang mempersatukan Sutrisnaatmaka,2012:15. Maksudnya adalah Ekaristi menjadi sarana pemersatu karena dengan perayaan Ekaristi, umat beriman Kristiani berkumpul bersama untuk mendengarkan sabda Allah kemudian menghayati dalam kehidupan sehari- hari. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sakramen Ekaristi adalah sebuah perayaan syukur dan sumber serta puncak seluruh kehidupan umat Kristiani. Sakramen Ekaristi adalah suatu perayaan syukur untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati akan karya keselamatan Allah yang telah terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan berpuncak pada kurban salibNya. Di dalam Ekaristi kita mengenangkan penderitaan Yesus sebelum menyerahkan diri pada kayu salib untuk keselamatan seluruh umat beriman. Selain itu juga dalam perayaan Ekaristi kita berdoa memohon kehadiran Roh Kudus dalam perjamuan Ekaristi supaya memberkati Roti dan Anggur yang disantap bersama, agar menjadi santapan Rohani. Kita juga percaya Roh Kudus yang menjadikan karya keselamatan Allah terwujud di dalam dunia. Dan hal yang terpenting dalam perayaan Ekaristi ialah kita diajak untuk menghayati seluruh karya keselamatan Allah dengan cara ikut ambil bagian di dalamnya.

B. Sejarah Ekaristi

Ekaristi sebagai sumber pusat dan puncak kehidupan Gereja mempunyai latar belakang yang kuat dalam Perjanjian Lama, terutama dalam tradisi Yahudi sekitar Paskah. Sejumlah istilah yang dikenakan di dalam perayaan Ekaristi mempunyai akarnya di dalam tradisi bangsa Israel, yang dapat dilihat dalam Perjanjian Lama dan akar Ekaristi tadi disempurnakan di dalam Perjanjian Baru.

1. Dasar Sakramen Ekaristi

a. Paskah Yahudi Sebagai Kenangan akan Pembebasan dari Mesir Eksodus Setiap bangsa mempunyai kenangan akan peristiwa yang menentukan perjalanan hidup bersama. Bagi bangsa Israel, kenangan yang tak dapat dilupakan adalah peristiwa pembebasan dari Mesir. Peristiwa pembebasan dari Mesir yang tertulis dalam Kitab Keluaran menjadi sangat penting karena diikuti oleh penggambaran di padang Gurun dan pembentukan bangsa Israel sebagai umat Allah dalam ikatan perjanjian Prasetyantha, 2008 : 19. Kenangan akan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dirayakan setiap tahun pada perayaan Paskah yang jatuh pada musim semi, yaitu pada tanggal 14 bulan Nisan sekitar Bulan Maret - April. Adapun acara pokok dalam perayaan Paskah adalah pembersihan dan pembakaran semua ragi yang dilakukan pada pagi hari tanggal 14 bulan Nisan, dan penyembelihan binatang kurban yang dilakukan di Bait Allah. Dan setelahnya diadakan perjamuan paskah yang diadakan secara berkelompok Prasetyantha, 2008: 22. Perayaan Ekaristi Gereja berakar pada tradisi perjamuan makan Paskah Yahudi. Adapun Inti pokok tradisi perjamuan makan Yahudi adalah doa sebelum perjamuan yang berisi doa syukur atas Roti, perjamuan makan, lalu doa sesudah perjamuan yang berisi doa syukur atas piala Martasudjita, 2005: 273

b. Perkembangan Perayaan Paskah dan Roti Tak Beragi

Hari raya Paskah dan Roti Tak beragi memiliki sejarah yang sangat panjang. Secara kronologis, umat Israel menempatkan titik awal terjadinya pada peristiwa keluaran dari Mesir. Hari Raya Paskah dan Roti Tak Beragi bersama- sama diberi nama perayaan Paskah. Perayaaan Paskah mempunyai akarnya pada tradisi para gembala, sedangkan perayaan Roti Tak Beragi pada mulanya berakar pada perayaan di lingkungan para petani Prasetyantha, 2008: 22. Bangsa Israel menyatukan kedua perayaan itu dan memberi makna teologis yang khas bangsa Israel.

c. Perjamuan Paskah Yahudi di Zaman Yesus

Pada Zaman Yesus, Perayaan Paskah tetap menjadi perayaan keagamaan Yahudi yang utama. Seperti sudah disebut di atas, Paskah dilaksanakan pada tanggal 14 bulan Nisan. Pada pagi hari, umat mengumpulkan semua ragi, membawanya ke Bait Allah untuk dibakar bersama-sama oleh para imam. Dan pada sore hari dilaksanakan penyembelihan kambing dan domba yang dilakukan di Bait Allah, dan setelah matahari terbenam dimulailah perjamuan Paskah yang dilaksanakan di dalam keluarga atau di dalam kelompok, dengan cara mengelilingi meja perjamuan Paskah dengan jumlah paling sedikit sepuluh orang. Namun jika di dalam satu keluarga tidak memenuhi jumlah minimal tersebut, mereka dapat mengundang keluarga lain untuk bergabung. Adapun tujuannya yaitu agar anak domba Paskah dapat disantap sampai habis, tanpa sisa. Sesuai dengan peraturan, seluruh daging kurban harus habis, dimakan dan tulang-tulangnya dibakar. Adapun peserta perjamuan biasanya memakai pakaian putih, menyantap makanan dengan setengah berbaring, mengitari meja perjamuan yang berurkuran rendah Prasetyantha, 2008:25. Inilah kurang lebih gambaran dari perjamuan Paskah Yahudi di zaman Yesus. Di dalam perjanjian lama peraturan tentang perjamuan paskah ini dapat kita temukan pada Kel 12:1-13:6. Macam-macam makanan yang disantap di dalam perjamuan Paskah mempunyai maknanya masing-masing. Semuanya dikaitkan dengan peristiwa keluaran dari Mesir Eksodus. Anak domba Paskah dipakai sebagai kenangan akan belas kasih Allah yang telah “ melewati” rumah- rumah nenek moyang Israel di tanah Mesir dan tidak membinasakan anak-anak suluh mereka Kel 12:27. Adapun beberapa lambang yang digunakan dalam paskah yang dapat dilihat antara lain; sayur pahit melambangkan kondisi perbudakan yang membawa kepahitan hidup bangsa Israel karena bangsa Mesir Kel 1;14 sedangkan Roti tak Beragi melambangkan penderitaan di masa lalu

Dokumen yang terkait

Peranan keterlibatan hidup menggereja bagi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik dalam rangka menanggapi panggilan sebagai katekis.

1 36 153

Pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai faktor penting dalam proses berkatekese.

1 11 156

Pengaruh mata kuliah program pengalaman lapangan pendidikan Agama Katolik paroki terhadap panggilan mahasiswa menjadi seorang Katekis di program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3 45 136

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 138

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 131

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230

Pembinaan spiritualitas di program studi IImu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai upaya membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis - USD Repository

0 2 167