Visi IPPAK Gambaran Umum Mahasiswa IPPAK

daerah pembina iman umat disebut sebagai Katekis sedangkan pengajar PAK Pendidikan Agama Katolik di sekolah di sebut Guru agama. Menurut Telambanua dalam bukunya adapun kriteria seorang katekis yang diharapkan adalah:

a. Orang yang Sungguh Beriman

Katekis seharusnya mempunyai hidup rohani yang mendalam serta terbuka akan sapaan Allah yang diwujudkan melalui hidup doa, membaca dan merenungkan Kitab suci, menghidupi devosi

b. Mempunyai Nama Baik sebagai Pribadi dan Keluarganya

Nama baik sebagai seorang katekis dan keluarganya. Seorang katekis diharapkan mempunyai kepribadian yang baik, berdedikasi serta mempunyai komitmen yang tinggi untuk mewartakan kabar Gembira tanpa lelah dan tanpa imbalan duniawi.

c. Mempunyai Pengetahuan yang Memadai

Sebagai penggerak dan pembimbing hidup umat katekis tidak hanya cukup dengan mau tetapi juga diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas seperti kitab suci, teologi moral, Liturgi harta kekayaan iman Gerejani, sakramen- sakramen. Katekis merupakan sebuah panggilan luhur yang mengambil bagian penting dalam tugas pengajaran. Sewaktu di dunia Yesus Kristus merupakan seorang gurunabi. Tugas katekis bukan saja berupaya agar seseorang menjadi beriman, tetapi mengupayakan secara kongkrit pertumbuhan dan kedewasaan iman. Maka dari pengertian dan penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa katekis adalah orang beriman yang dipanggil dan diutus secara khusus ketengah umat untuk mewartakan kerajaan Allah dan kabar gembira. Katekis juga dapat dimengerti sebagai umat beriman yang dipilih menjadi tangan kanan Imam untuk menjadi pewarta kabar gembira kepada banyak orang.

5. Tugas dan Tanggung Jawab Katekis

Motivasi awal orang menjadi katekis ia adalah pewarta kabar gembira. Dengan menjadi pewarta kabar gembira katekis tidak hanya mewartakan apa yang ia dengar tetapi ia sendiri harus berjuang menjadi kabar gembira itu sesuai dengan KHK kan 773 maka tugas pokok katekis adalah; mewartakan sabda Allah, memberi kesaksian

a. Mewartakan sabda Allah

Mewartakan sabda Allah berarti mewartakan Yesus Kristus, mewartakan kabar gembira bagi semua orang secara berkesinambungan dari tahap pengajaran sampai tahap pendewasaan sehingga umat pada akhirnya terbantu untuk semakin mengenal, mencintai dan mengimani Yesus. Jadi seorang katekis tidak hanya sekedar mewartakan kabar gembira namun juga menjaga dan memupuk apa yang telah diwartakan itu serta benar-benar mengimaninya. Katekis harus benar- benar mengalami kegembiraan itu sendiri.

b. Memberikan Kesaksian

Dalam Proses katekese mempunyai tujuan agar umat beriman semakin diteguhkan imannya, diperkaya sehingga mampu menjadi saksi dari ajaran-Nya. Tujan tersebut akan tercapai bila pengajaran seorang katekis tidak hanya pada teori tetapi juga sikap dalam hidup sehari-hari. Apa yang diajarkan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh katekis sendiri sehingga kesaksian hidup seorang katekis sangat penting bagi hidup umat beriman.

6. Spiritualitas Seorang Katekis

Kata “ Spiritualitas‟ berasal dari kata „Spirit‟ yang berarti roh dan juga semangat. Di dalam Alkitab misalnya Roma 8 : 9 mengungkapkan Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Oleh karena itu spritualitas berhubungan langsung dengan hidup rohani yang mempunyai arti memberi memberi perhatian khusus terhadap relasi dengan Tuhan. Roh mempersatukan kita dengan Kristus dan dalam Kristus mengarahkan kita ke Allah Bapa. Spritualitas katekis merupakan sumber dan perilaku yang menopang tugas katekis sehubungan dengan panggilannya sebagai seorang pewarta. Spritualitas pada dasarnya menyangkut hubungan pribadi antara katekis dan Allah yang nampak dalam kehidupan sehari - hari KWI Padang 1988:7. Mereka yang telah menerima Sakramen Permandian dikuduskan karena kelahiran dan pengurapan Roh kudus ia menjadi tempat kediaman Rohani dan Imamat suci LG art 10. Permandian adalah dasar semua panggilan di dalam Gereja. Melalui panggilan itu kita mendapat tugas dan peranan yang berbeda- beda. Tugas dan pelayanan yang berbeda-beda ini memungkinkan bermacam- macam cara hidup yang menolonh orang Kristen semakin menyerupai Kristus serta menjadi anggota Gereja yang aktif dan hidup menurut injil Spritualitas Katekis merupakan sumber dan perilaku yang menopang tugas katekis sehubungan dengan panggilannya sebagai seorang pewarta. Spritualitas menyangkut hubungan pribadi antara Katekis dengan Allah yang Nampak dalam kehidupan sehari – hari.

a. Sedia diutus

Menjadi Katekis adalah sebuah panggilan khusus. Sikap sedia diutus oleh Gereja yang hidup dalam diri para katekis pada dasarnya tumbuh dari panggilan yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus sendiri. Ia dapat mendorong banyak orang untuk mendalami hidup rohani maka para katekis juga dipanggil untuk berkembang dalam kehidupan rohani yang khusus misalnya; kehidupan doa, latihan rohani, membaca kitab suci, devosi dan lain sebagainya Sarjumunarsa, 1982:23-24.

b. Yesus Kristus sebagai pola hidup Katekis

Kita mengimani bahwa dalam mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah, Yesus Kristus telah sengsara dan wafat di Kayu salib. Penderitaan yang dialami oleh Yesus demi menghapus dosa dan menyelamatkan manusia. Namun karena yang menjadi dasar karya Yesus adalah cinta-Nya kepada Bapa di Surga dan kepada manusia maka penderitaan yang dialami oleh Yesus dihayati dengan penuh kebebasan dan pengorbanan sebagai hamba Yahwe yang berkenan menderita bersama manusia yang menderita agar dapat menghapus dosa manusia. Yesus Kristus adalah katekis utama dan pertama. Katekis merupakan seorang yang dipilih dan dikasihi Yesus menjadi sahabat – sahabatNya dalam tugas pelayanan membangun jemaat dan masyarakat sehingga diharapkan katekis dapat menghidupi sikap – sikap dan semangat Yesus Kristus. Hidup-Nya menjadi arah dan pusat pelayanan katekis, sehingga katekis bukan mewartakan dirinya sendiri tetapi mewartakan hidup dan cinta kasih Yesus. Sebagai utusan Allah, tugas katekis adalah menyampaikan warta gembira tentang Kristus kepada jemaat Kristiani dan dengan jalan itu warta gembira diharapkan dapat merasuki kehidupan mereka bersama.

c. Semangat menggereja

Seorang Katekis tentunya mempunyai semangat menggereja yakni bergerak dalam komunikasi iman jemaat. Katekis yang bergerak dalam peristiwa komunikasi iman tentu saja memiliki sikap dan sifat komunikatif yang terbuka dalam mendengarkan sabda Tuhan. Oleh Karena itu katekis hendaknya memiliki semangat dan cita – cita untuk menggerakkan seluruh kegiatan Gereja dalam mengkomunikasi imannya. Komunikasi yang integral dalam jemaat akan ditandai oleh bentuk kehidupan yang rukun dan damai Sarjumunarsa, 1982:34-35

d. Berakar dan Berbuah

Katekis dapat dikatakan berhasil mengembangkan spritualitasnya bila iman Gereja semakin berakar dan berkembang di dalam kehidupan setiap jemaat. Hal tersebut bertolak dari Mat 7:16. Iman Gereja dapat mengakar pada hidup jemaat apabila katekis mempunyai Iman mendalam yang meresapi hidupnya sehari-hari. Kemudian dengan iman yang mengakar tersebut diharapkan dapat menarik orang untuk dapat hidup sesuai dengan iman Kristen Sarjumunarsa, 1982 47- 48

7. Keterampilan Seorang Katekis

Yosef lalu, 2005:8 mengatakan demikian, Seorang katekis yang merupakan pembina katekese seharusnya mempunyai keterampilan. Keterampilan dalam memproses katekese supaya tujuan katekese dapat tercapai melalui proses yang menyenangkan

a. Keterampilan Berkomunikasi

Proses katekese merupakan komunikasi antara orang dengan pengalaman tertentu dengan dilatarbelakangi kebudayaan tertentu pula. Oleh karena itu keterampilan komunikasi yang perlu ditekankan adalah adalah keterampilan berkomunikasi dan berelasi, mampu mengumpulkan, menyatukan dan mengarahkan kelompok pada suatu tindakan nyata. Keterampilan mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan. Serta memiliki keterampilan menciptakan suasana sehingga dapat memotivasi orang –orang untuk mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain.

b. Keterampilan Berefleksi

Berefleksi berarti mengkomunikasikan pengalaman hidup dengan terang sabda Tuhan sehingga percaya bahwa segala yang terjadi pada hidupnya merupakan anugrah dan Rahmat dari-Nya. Komunikasi iman bukanlah sekedar menyampaikan informasi tetapi lebih sebuah kesaksian iman. Oleh karena itu seorang katekis sudah seharusnya menyadari dan mampu memberikan kesaksian tentang pengalaman imannya, keterampilan refleksi ini adalaha - Terampil menemukan nilai - nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari. - Terampil menemukan nilai - nilai Kristiani dalam kitab suci ataupun ajaran Gereja. - Terampil memadukan nilai – nilai Kristiani dengan nilai – nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari – hari. Dari bagian ini, penulis dapat menyimpulkan demikian; Mahasiswa IPPAK adalah calon katekis, yang dipanggil untuk menjadi pewarta kabar gembira dengan memberikan kesaksian kepada sesama. Sebagai calon katekis tentunya mahasiswa IPPAK, membiasakan diri untuk membangun hidup rohani dan memiki spiritualitas di dalam hidupnya. Hidup rohani dan spritualitas dapat dibangun dengan cara membiasakan diri untuk merayakan Ekaristi. Melalui perayaan Ekaristi, para mahasiswa IPPAK diajak untuk merasakan kehadiran Kristus, melalui sabda-Nya dan merasakan kehadiranNya melalui Tubuh dan darah-Nya dalam rupa roti dan Anggur yang telah diberkati dalam Doa syukur Agung. Adapun buah dari Ekaristi yang telah disambut para mahasiswa IPPAK ialah mereka semakin dikuatkan dalam menjalani hidupnya, mereka semakin merasakan kehadiran Kristus, semakin tangguh dalam iman dan lain sebagainya. Sebagai seorang calon Katekis, sekiranya para mahasiswa IPPAK mulai membiasakan diri untuk merayakan Ekaristi Harian maupun Mingguan. Misalnya dengan merayakan Ekaristi harian, kita diajak mempersembahkan kegiatan yang akan diajalani selama satu hari dan memohon kekuatan hidup agar dapat menjalani kegiatan selama satu hari dengan penuh semangat dan siap di utus untuk memberikan kesaksian hidup bagi sesama. Oleh karena itu dari keseluruhan bab ini, sehubungan dengan judul “Pengaruh Ekaristi terhadap Perkembangan hidup Rohani Mahasiswa IPPAK, Universitas Sanata Dharma sebagai calon Katekis ‟‟ maka penulis dapat menyimpulkan demikian; Ekaristi adalah suatu Perayaan Syukur, untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati akan karya keselamatan Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan berpucak pada kurban salibNya Kedua : Ekaristi merupakan sebuah ungkapan cinta Kasih Yesus yang sehabis-habisnya dengan mengorbankan diri di Kayu salib demi memenuhi karya keselamatan Allah. Ekaristi juga sebagai perjamuan yang mempersatukan Umat dengan Allah dan umat dengan umat. Melalui Ekaristi kita dimampukan untuk tinggal di dalam Kristus, dan Ekaristi sebagai sumber untuk memperoleh kekuatan hidup dalam menghadapi persoalan hidup Ketiga : melalui santapan Rohani, yaitu Ekaristi, hidup Rohani kita dikuatkan dan kita semakin dapat merasakan kehadiran kristus di dalam hidup kita dan kita pun mampu untuk mewartakan kehadiranNya di dalam kehidupan sehari –hari Ke empat : Ekaristi sebagai kekuatan Rohani, yang memampukan kita untuk menjalani hidup sehari –hari Ke Lima : Ekaristi mengajarkan kita untuk saling berbagi dan melayani satu sama lain dan belajar untuk bersikap rendah hati Ke Enam : sebagai calon katekis, kekuatan utama untuk mewartakan sabda Allah yaitu Kristus, maka untuk mewartakan kristus, terlebih dahulu katekis diwartai oleh kristus melalui Perayaan Ekaristi. Ke tujuh : Para Mahasiswa IPPAK merupakan calon katekis. Sebagai calon katekis, tentunya para mahasiswa membiasakan diri untuk merayakan Ekaristi. Ke delapan Ekaristi sebagai senjata utama bagi para katekis dalam mewartakan Kristus, khususnya bagi mahasiswa IPPAK sebagai calon katekis yang akan diutus untuk mewartakan sabda Allah, melayani sesama, dan memberikan kesaksian hidup bagi sesama. Maka pada bab selanjutnya penulis akan membahas sejauh mana penghayatan Ekaristi berpengaruh pada perkembangan hidup Rohani Mahasiswa IPPAK, sebagai Calon Katekis. Pada bab selanjutnya Penulis akan mengadakan membahasnya melalui penelitian, yang sudah disiapkan.

BAB III PENGARUH MERAYAKAN EKARISTI BAGI PARA MAHASISWA IPPAK

TERHADAP PERKEMBANGAN HIDUP ROHANI, SEBAGAI CALON KATEKIS Dalam bab II telah diuraikan penjelasan tentang Sakramen Ekaristi demi pertumbuhan Hidup Rohani para Mahasiswa IPPAK. Pemahaman mengenai Sakramen Ekaristi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan hidup Rohani melalui Kitab suci, dokumen - dokumen Gereja dan beberapa pandangan para bapa Gereja, setidaknya sungguh membantu para mahasiswa untuk melihat pengaruh merayakan Ekaristi terhadap pertumbuhan hidup rohaninya sebagai calon katekis, serta dapat melihat dan menemukan suatu makna dan usaha yang dapat dilakukan untuk menemukan aksi perwujudan yang kongkret dalam hidup sehari- hari. Penghayatan para mahasiswa IPPAK yang studi di Yogyakarta tentang makna Ekaristi merupakan suatu hal yang penting demi meningkatkan hidup rohani mereka sebagai calon Katekis. Dalam bab III penulis akan menguraikan tentang Pengaruh Merayakan Ekaristi bagi para Mahasiswa IPPAK terhadap Perkembangan Hidup Rohani, sebagai calon Katekis. Maka dalam bagian ini gambaran umum mahasiswa IPPAK. Bagian selanjutnya penulis akan menjelaskan metodologi penelitian yang nantinya akan dilaksanakan. Sesudah melaksanakan penelitian penulis membahas hasil penelitian yang telah diperoleh dalam laporan penelitian. Melalui hasil penelitian itu,penulis berharap dapat mengetahui sejaauh mana Pengaruh Merayakan Ekaristi bagi Perkembangan Hidup Rohani Para Mahasiwa IPPAK sebagai calon Katekis. Penulis akan mengusulkan suatu program yang cocok untuk membantu Mahasiswa IPPAK untuk semakin mengembangkan hidup Rohaninya sebagai calon Katekis.

A. Gambaran Umum Mahasiswa IPPAK

Mahasiswa IPPAK merupakan mahasiswa calon katekis yang terdiri dari Kaum Awam dan kaum awam Biarawanbiarawati. Adapun jumlah Mahasiswa awam pada semester Gasal berjumlah 203 orang dan mahasiswa Biarawanbiarawati berjumlah 62 orang. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rincian jumlah Mahasiswa IPPAK per angkatan Tahun Akademik 20142015 No Tahun Angkatan Semester Suster Bruder Frater Awam Jumlah 1 200910 Gas I 5 10 15 2 201011 Gas I 12 40 52 3 201112 Gas I 10 3 30 43 4 201213 Gas I 11 1 52 64 5 201314 Gas I 12 30 42 6 201415 Gas I 7 1 31 39 Tabel. 2 Jumlah keseluruhan Mahasiswa IPPAK Tahun Akademik 20142015 Jumlah Mahasiswa Jumlah Seluruh Mahasiswa Biara Awam 62 203 265 Data Akademik prodi IPPAK FKIP-USD Tahun Akademik 20142015

B. Penelitian Pengaruh Penghayatan Mahasiswa IPPAK, sebagai Calon

Katekis dalam merayakan Ekaristi Latar Belakang Penelitian Dalam Bab I penulis menguraikan bahwa Mahasiswa IPPAK Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik adalah seorang calon Katekis. Katekis adalah orang beriman dapat menjadi contoh orang beriman lainnya, katekis adalah seorang yang mempunyai intimitas dengan yang Ilahi memiliki hidup rohani yang mendalam, katekis adalah seorang yang menyadari panggilan dan perutusannya bersyukur karena merupakan panggilan Allah, untuk mewartakan Kerajaan Allah. Para Mahasiswa IPPAK adalah, calon Katekis, yang dipanggil untuk mewartakaan kerajaan Allah dengan melayani sesama. Katekis adalah perpanjangan tangan Romo, untuk mewartakan kerajaan Allah kepada sesamaumat. Maka umat pun tak jarang memandang seorang katekekis memiliki kelebihan dari umat biasanya, salah satunya dalam hal hidup Rohani. Tugas seorang katekis menjadi pewarta kerajaan Allah, sumber kesaksian, dan lain sebagainya. Maka sebelum mewartakan kehadiran Allah kepada sesama, kiranya seorang katekis merasakan kehadiran Allah terlebih dahulu melalui Perayaan Ekaristi. Dan setelah merasakan kehadiran Allah melalui perayaan Ekaristi barulah ia dapat mewartakan Kerajaan Allah dan bersaksi kepada sesama. Mahasiswa IPPAK adalah calon Katekis. menjadi seorang calon katekis hendaknya membiasakan diri untuk merayakan perayaan Ekaristi. Oleh karena itu menjadi seorang katekis idealnya, ialah membiasakan diri untuk merayakan perayaan Ekaristi Harian, Mingguan, dan Bulanan yang diadakan di kampus setiap bulan. Namun dalam kenyataannya sebagian dari Mahasiswa IPPAK, jarang merayakan Ekaristi. Hal ini dapat dilihat hanya orang-orang tertentu yang sering merayakan Ekaristi, Mingguan, Harian. Hal ini sangat disayangkan karena para Mahasiswa IPPAK adalah calon katekisPewarta yang dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah kepada sesamaumat. Para mahasiswa IPPAK yang studi di Yogyakarta, dibagi dalam tiga Golongan. Golongan pertama adalah mereka yang diutus dari KeuskupanParoki. Golongan kedua adalah mereka yang diutus atau mendapat beasiswa dari pemerintah setempat atau daerah asal dan Golongan Ketiga adalah mereka yang memilih sendiri atau dengan kata lain studi dengan biaya dari Keluarga. Mereka yang studi di IPPAK, menjalani tugas studi yang telah dipercayakan Oleh Gereja, Pemerintah, maupun keluarga dengan Setia, tekun, tanggungjawab dan penuh gembira berkat kekuatan yang mereka terima dari Allah. Kekuatan itu mereka peroleh dalam Ekaristi Kudus. Bagi para mahasiswa IPPAK yang sedang studi, hendaknya Ekaristi sebagai Pusat dan sumber hidup, seperti yang ditegaskan dan dituliskan dalam Katekismus Gereja Katolik 1407, bahwa Ekaristi merupakan merupakan pusat dan puncak kehidupan Gereja dan hal yang sama pula dipertegas dalam Lumen Gentium LG nomor 11 bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani. Maka sebagai sumber hidup, Ekaristi mengalirkan rahmat kesetiaan, ketekunan, kesabaran, kepekaan, tanggungjawab, cinta kasih dan kegembiraan untuk menjalani hidup panggilan sebagai seorang calon Katekis yang sedang studi. Para mahasiswa IPPAK yang studi, diajak untuk memaknai Ekaristi sebagai pusat dan sumber hidup sehingga mereka pun senantiasa berusaha dengan setia dan dengan sepenuh hati membiasakan untuk merayakan Ekaristi Kudus setiap hari, namun tidak dapat dipungkiri terkadang sebagian dari mereka ada yang lupa untuk merayakan Ekaristi misa Mingguan, atau merayakan Ekaristi hanya sebagai rutinitas saja, sehingga Ekaristi bukan lagi sebagai kebutuhan Rohani melainkan sebagai rutinitas yang membosankan. Hal ini tidak mengherankan ketika mengikuti Ekaristi Kudus, ada yang tidak semangat, berbicara dengan teman sebangku, bahkan ada yang mengantuk sehingga tidak secara penuh terlibat aktif. Keprihatinan di atas menggerakkan penulis untuk melakukan penelitian ini. Penulis ingin mengetahui sejauh mana para mahasiswa IPPAK yang sedang studi memahami Ekaristi dan menghayatinya dalam hidup sehari – hari dan mengetahui sejauh mana Ekaristi berpengaruh terhadap perkembangan hidup rohani dan usaha – usaha yang perlu dilakukan oleh para mahasiswa IPPAK

Dokumen yang terkait

Peranan keterlibatan hidup menggereja bagi mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik dalam rangka menanggapi panggilan sebagai katekis.

1 36 153

Pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai faktor penting dalam proses berkatekese.

1 11 156

Pengaruh mata kuliah program pengalaman lapangan pendidikan Agama Katolik paroki terhadap panggilan mahasiswa menjadi seorang Katekis di program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3 45 136

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Efektivitas penerapan kegiatan presentasi mata kuliah terhadap perkembangan kepercayaan diri mahasiswa di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penghayatan sakramen tobat terhadap penghayatan tugas pewartaan mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 138

Peranan teater rakyat dalam memperkembangkan kesadaran sosial mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 131

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230

Pembinaan spiritualitas di program studi IImu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai upaya membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis - USD Repository

0 2 167