F. Tata Cara Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap berikut :
1. Tahap perencanaan
Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah mencari informasi mengenai prevalensi penyakit ISPA melalui media cetak maupun media internet seperti
buku, penelitian, dan jurnal, kemudian mengajukan proposal dan surat ijin penelitian untuk dapat melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih. Setelah
permohonan penelitian disetujui oleh pihak rumah sakit, maka penelitian dapat dilakukan pada bagian rekam medik rumah sakit tersebut.
2. Tahap analisis situasi
Tahap analisis situasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah pasien ISPA yang sedang menjalani rawat inap pada tahun 2013.
Berdasarkan hasil printout nomor rekam medis dan jumlah pasien ISPA tersebut, didapatkan jumlah pasien pediatri yang mendapatkan diagnosis ISPA baik
diagnosis utama keluar dan diagnosis lainkomplikasi sebanyak 69 kasus. Sebanyak 69 pasien, hanya 16 pasien yang memenuhi kriteria penelitian inklusi.
Terdapat 53 pasien tidak memenuhi kriteria inklusi karena 11 pasien berumur diatas 14 tahun, 18 pasien tidak mendapatkan terapi antibiotika, 22 pasien
mendapatkan diagnosis akhir ISPA dengan penyakit penyerta, dan 2 pasien yang rekam medisnya tidak lengkap.
3. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pencatatan data pasien ISPA dari rekam medik. Data yang diperoleh dari rekam medik meliputi nomor rekam
medis, nama pasien, jenis kelamin, umur, berat badan, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, diagnosis meliputi diagnosis awal dan akhir, lama rawat inap,
keluhan, hasil pemeriksaan non laboratorium dan data laboratorium, nama obat yang diberikan, dosis obat yang diberikan, frekuensi pemberian, serta lama
pemberian.
4. Tahap pengolahan data
Dalam tahap ini, data yang sudah ada kemudian dikelompokan dan dijelaskan secara deskriptif, sebagai berikut:
a. Gambaran karakteristik demografi pasien ISPA yang meliputi jenis
kelamin, usia, diagnosis, dan lama perawatan. b.
Gambaran pola peresepan antibiotika pada pasien ISPA meliputi sub golongan dan jenis antibiotika, dan durasi pemberian antibiotika.
c. Identifikasi jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan
dosis, rute pemberian, serta frekuensiinterval waktu.
G. Analisis Hasil
Analisis data dilakukan secara deskriptif evaluatif sebagai berikut : a. Karakteristik demografi pasien
Karakteristik pasien ISPA diidentifikasi dengan mengelompokkan data yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin, umur, diagnosis dan lama
perawatan. 1.
Distribusi jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki. Persentase dihitung dengan cara membagi jumlah pasien pada
setiap kelompok jenis kelamin dengan jumlah pasien secara kesluruhan dikali 100 .
2. Distribusi jumlah pasien berdasarkan kelompok umur yang dibagi menjadi
umur ≤4 tahun, umur 5-11 tahun, dan umur 12-≤14 tahun. Persentase dihitung dengan cara membagi jumlah pasien pada setiap kelompok umur
dengan jumlah pasien secara keseluruhan dikali 100. 3.
Distribusi diagnosis dikelompokkan berdasarkan diagnosis akhir yaitu ISPA tanpa penyakit penyerta dan ISPA dengan penyakit penyerta.
Kemudian persentase dihitung dengan membagi jumlah pasien pada setiap banyaknya diagnosis dengan jumlah pasien secara keseluruhan dikali
100. 4.
Distribusi lama hari rawat dikelompokkan berdasarkan lamanya hari rawat pasien. Kemudian persentase dihitung dengan membagi jumlah pasien
pada setiap banyaknya lama hari rawat dengan jumlah pasien secara keseluruhan dikali 100.
b. Pola Penggunaan Antibiotika Pada Pasien ISPA 1 Penggunaan antibiotika pada pasien ISPA berdasarkan sub golongan dan
jenis antibiotika. Persentase masing-masing sub golongan dan jenis antibiotika dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap
golongan dan jenis antibiotika dibagi dengan jumlah total kasus dan dikalikan dengan 100
2 Gambaran durasi penggunaan antibiotika pada pasien ISPA. Persentase masing-masing kelompok durasi penggunaan antibiotika dihitung dengan