53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik demografi pasien ISPA paling banyak terjadi pada responden
laki-laki yaitu 11 pasien 68,75, dengan usia terbanyak ≤4 tahun sebesar 14
pasien 87,5. Jumlah pasien dengan diagnosis akhir ISPA tanpa penyakit penyerta yaitu 16 pasien 42,11, dan lama hari perawatan untuk pasien
ISPA berkisar 1-7 hari dengan 3 hari sebanyak 6 pasien 37,5. 2.
Pola penggunaan antibiotika pada pasien ISPA untuk sub golongan paling banyak yaitu antibiotika golongan sefalosporin generasi III sebanyak 13
jumlah antibiotika golongan sefalosporin generasi III 68,42 dengan jenis antibiotika tertinggi yaitu sefiksim sebanyak 7 jumlah antibiotika sefiksim
36,84. Durasi penggunaan antibiotika tertinggi adalah sefiksim selama 3 hari sebanyak 3 jumlah antibiotika sefiksim 15,80.
3. Antibiotika yang tidaktepat dosis yaitu dosis kurang sebanyak 6 jumlah
antibiotika 33,33 dan dosis lebih sebanyak 3 jumlah antibiotika 16,67. Tidak ditemukan ketidaktepatan rute pemberian, dan dapat dilihat rute
pemberian secara per oral sebanyak 12 jumlah antibiotika 63,16 dan
secara parenteral sebanyak 7 jumlah antibiotika 36,84. Tidak ditemukan ketidaktepatan frekuensiinterval waktu.
B. Saran
Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut : 1. Bagi Rumah Sakit
a. Perlu mengkaji ulang standar terapi penggunaan antibiotika pada pasien ISPA dengan tujuan agar terapi antibiotika yang diberikan pada pasien
ISPA lebih tepat. b. Perlu dipertimbangkan kembali pentingnya pemeriksaan uji kultur kuman
pada setiap kasus agar dapat diketahui antibiotika yang sesuai untuk diberikan pada pasien ISPA.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian dengan pengambilan data secara prospektif
mengenai evaluasi penggunaan antibiotika agar dapat melihat efek antara penggunaan antibiotika lanjutan setelah tidak dirawat inap di rumah sakit
dengan kondisi kesehatan pasien. b. Penelitian tentang evaluasi terhadap terjadinya interaksi antara obat-obat
diluar antibiotika dapat dilakukan karena banyaknya penggunaan obat yang digunakan pada masing-masing pasien.