4. Jumlah pasien ISPA berdasarkan lama perawatan
Lama perawatan berkisar 1-7 hari, dengan paling banyak selama 3 hari. Lama perawatan yang tidak panjang dan pemulangan yang lebih awal membuat
pasien dapat segera kembali melakukan aktifitas normalnya. Selain itu, dapat pula mencegah terjadinya infeksi nosokomial dan mengurangi biaya rumah sakit.
Menurut Penelitian Puteri 2012, lama rawat inap pasien ISPA kelompok umur
pediatri yang dirawat di instalasi rawat inap IRNA Anak RSUP DR. M. Djamil
Padang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kategori efektif yaitu dengan lama rawat inap
≤ 9 hari dan kategori tidak efektif dengan lama rawat inap ≥ 10 hari. Penelitian ini termasuk dalam kategori efektif karena lama perawatan
berkisar 1-7 hari dan paling banyak selama 3 hari terdapat 6 pasien 37,5 yang berarti lama perawatan
≤ 9 hari. Secara ringkas hasil penelitian ini akan disajikan pada gambar 5 sebagai
berikut:
Gambar 5. Persentase Distribusi Jumlah Pasien ISPA Kelompok Pediatri di
Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-September 2013 Berdasarkan Lama Rawat n=16
31.25 37.5
18.75 12.5
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
5 6
7 Lama Hari Rawat
Ju m
la h
Pa sie
n
Lama Hari Rawat
B. Pola Penggunaan Antibiotika Pada Pasien ISPA
1. Penggunaan antibiotika pada pasien ISPA berdasarkan sub golongan
dan jenis antibiotika
Semua pasien di dalam penelitian ini menggunakan antibiotika sebagai terapi. Hasil penelitian berkaitan dengan persentase jenis antibiotika yang
diresepkan dalam penatalaksanaan terapi ISPA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan golongan antibiotika apa saja yang diresepkan dokter
kepada pasien ISPA di RS. Panti Rapih Yogyakarta. Berdasarkan data dari rekam medis, antibiotika yang digunakan dari total
16 pasien ISPA terdiri dari 6 jenis yaitu sefiksim, amoksisilin, seftriakson, sefotaksim, eritromisin, dan paromomisin sulfat. Penggunaan jenis antibiotika
yang paling tinggi adalah jenis sefiksim yaitu sebanyak 36,84. Sefiksim dipercaya sebagai antibiotik spektrum luas dengan berbagai
indikasi. Sefiksim memiliki keberhasilan yang sangat baik 92 dalam pemberantasan mikroorganisme dan efek samping yang terjadi sama dengan
sefalosporin lainnya Dreshaj et al, 2011. Sefiksim bersifat bakterisid dan berspektrum luar terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif, seperti
golongan sefalosporin oral yang lain, sefiksim mempunyai aktivitas yang poten terhadap mikroorganisme gram positif seperti Streptococcus sp., Streptococcus
pneumoniae, dan gram negatif seperti Branhamella catarrahalis, Escherichia coli, Proteus sp., Haemophilus influenza Dexa, 2009.
Sefiksim bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel. Sefiksim memiliki afinitas tinggi terhadap Penicillin-binding-protein PBP 1 1a, 1b, dan
1c dan 3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung jenis organismenya. Sefiksim stabil terhadap
β-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme penghasil
β-laktamase, yang berikatan dengan PBP yang terletak di dalam maupun permukaan membran
sel sehingga dinding sel bakteri tidak terbentuk yang berdampak pada kematian bakteri Depkes, 2005.
Paromomisin sulfat digunakan untuk terapi amubiasis intestinal ringan sampai sedang akut maupun kronik yang disebabkan Entamoeba histolytica dan
sebagai terapi penunjang untuk koma hepatikum. Dosis pada amubiasis adalah 25- 35 mgkgBBhari, terbagi dalam 3 dosis, selama 5-10 hari dan pada koma
hepatikum adalah 4g sehari dalam dosis terbagi, 5-6 hari BPOM Republik Indonesia dan Ikatan Apoteker Indonesia, 2013. Pada penelitian ini, antibiotika
paromomisin sulfat tidak direkomendasikan untuk pengobatan ISPA, sehingga tidak dapat dievaluasi penggunaan antibiotikanya.
Secara ringkas hasil penelitian ini disajikan pada gambar 6 sebagai berikut:
Gambar 6. Persentase Distribusi jenis antibiotika untuk pengobatan ISPA Kelompok Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS. Panti Rapih Yogyakarta
periode Juli-September 2013 n=19
10.53 10.53
15.79 21.05
36.84 5.26
sefiksim amoksisilin
seftriakson sefotaksim
eritromisin paromomisin sulfat