Lanjutan Tabel V. Persentase durasi penggunan Antibiotika pada Pasien ISPA Kelompok Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS. Panti Rapih
Yogyakarta Periode Juli-September 2013 No.
Antibiotika Durasi
hari Jumlah Kasus
n=16 Persentase
4 Amoksisilin
3 1
5,26 4
1 5,26
5 Seftriakson
3 1
5,26 4
1 5,26
6 Paromomisin Sulfat
3 1
5,26
Jumlah 19
100
C. Gambaran Ketidaktepatan Penggunaan Antibiotika
1. Gambaran ketidaktepatan penggunaan antibiotika berdasakan dosis
Ketidaktepatan dosis diklasifikasikan menjadi dua yaitu dosis lebih adalah dosis pemberian obat yang lebih besar dari dosis yang diperhitungkan
berdasarkan pustaka dan dosis kurang yaitu dosis pemberian obat yang lebih kecil dari dosis yang diperhitungkan berdasarkan pustaka. Pemberian dengan dosis
kurang dapat dilakukan dengan maksud untuk mengurangi risiko pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal Anggriani dkk, 2012. Pustaka yang
digunakan pada penelitian ini adalah Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Depkes RI, 2005.
Dosis antibiotika yang digunakan haruslah sesuai dengan diagnosis penyakit, tingkat keparahan infeksi, mekanisme kerja obat, serta efek samping
dari obat tersebut. Adanya ketepatan dalam pemberian dosis antibiotika maka efek yang diharapkan juga akan semakin optimal. Efek terapi yang optimal dipengaruhi
oleh tercapainya kadar antibiotika pada tempat infeksi. Pemberian antibiotika yang tidak memenuhi dosis regimen dapat meningkatkan resistensi antibiotika.
Jika resistensi antibiotika tidak terdeteksi dan tetap bersifat patogen maka akan
terjadi penyakit yang merupakan ulangan dan menjadi sulit disembuhkan. Penetapan dosis pada pasien kelompok umur pediatri haruslah diperhatikan.
Organ-organ yang digunakan untuk melakukan metabolisme obat ginjal dan hati belum sempurna pada anak-anak. Apabila pemberian dosis pada anak tidak tepat,
bisa jadi obat tersebut akan menjadi racun di dalam tubuh anak. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai atau tidak tepat dapat mengakibatkan hal-hal yang
dapat merugikan pasien seperti meningkatnya jumlah bakteri yang resisten, timbulnya peningkatan efek samping dan toksisitas antibiotik, terjadinya
pemborosan biaya, dan tidak tercapainya manfaat klinik optimal dalam pencegahan maupun pengobatan infeksi Nugroho dkk, 2011.
Hasil penelitian pada lampiran 3, didapatkan antibiotika yang tidak tepat dosis yaitu dosis kurang sebanyak 6 jumlah antibiotika 33,33 yaitu sefotaksim
sebanyak 3 jumlah antibiotika sefotaksim dan sefiksim sebanyak 3 jumlah antibiotika sefiksim, dan dosis lebih sebanyak 3 jumlah antibiotika 16,67 yaitu
sefiksim sebanyak 3 jumlah antibiotika sefiksim. Secara ringkas hasil penelitian ini disajikan pada tabel VI berikut ini:
Tabel VI. Persentase Distribusi Jumlah Ketidaktepatan Dosis Antibiotika berdasarkan Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan pada Pasien ISPA kelompok umur Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Juli-September 2013
No. Pasien Ketidaktepatan
dosis Jumlah Antibiotika
n=18 Persentase
3, 4, 6, 10, 12, 14 Dosis kurang
6 antibiotika 33,33
5, 15, 16 Dosis lebih
3 antibiotika 16,67