Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII
12
d. Gas Etilen
Etilen merupakan hormon tumbuhan pertama dalam bentuk gas. Jika buah jeruk yang sudah matang disatukan bersama buah pisang, buah
pisang tersebut matang lebih cepat karena jeruk mengeluarkan gas etilen Gambar 1.12. Penemuan hormon ini pada tumbuhan kali pertama
diungkapkan oleh R. Gane pada 1934.
Etilen dibuat tumbuhan dan menyebabkan pematangan yang lebih cepat pada banyak buah, termasuk pisang. Pembentukan gas etilen
memerlukan O
2
dan dihambat oleh CO
2
. Semua bagian tumbuhan angiospermae dapat menghasilkan gas
etilen. Pembentukannya terutama terjadi di akar, meristem apikal pucuk, modus, bunga yang gugur, dan buah matang. Gas etilen memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan, di antaranya sebagai berikut. 1 Pematangan buah. Para pedagang sering menyimpan buah dalam
wadah yang diberi gas CO
2
pada saat pengiriman agar buah lebih lama matang dan matang setelah sampai tujuan. Terkadang pedagang
memeram buah matang dengan buah yang baru agar cepat matang. 2 Gas etilen menghambat perbungaan pada banyak tumbuhan. Akan
tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan, gas etilen merangsang perbungaan. Contohnya pada pohon mangga dan nanas.
3 Merangsang absisi pengguguran daun. 4 Bersama giberelin menentukan ekspresi organ kelamin tumbuhan,
contohnya pada mentimun.
e. Asam Absisat
Penemuan berbagai hormon tumbuhan memberikan jalan baru untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan. Para ilmuwan menduga
bahwa ada zat atau hormon tumbuhan lain yang tidak hanya merangsang, tetapi menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Pada sekitar 1940-
an Torsten Hemberg dari Swedia melaporkan adanya zat inhibitor
Sumber: Biology: Concepts and Connections, 2006
Gambar 1.12
a Pisang saja, b pisang yang telah disimpan bersama jeruk matang, dan
c pisang yang telah disimpan bersama etilen cair. Semakin tinggi
kadar etilen, semakin cepat pisang matang.
Kata Kunci
• Absisi
• Dormansi tunas
• Gas
• Inhibitor
• Matang
• Meristem apikal
a b
c
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
13
penghambat yang mencegah efek IAA terhadap dormansi tunas kentang. Hemberg memberi nama zat penghambat ini
dormin, karena pengaruhnya terhadap dormansi tunas.
Pada awal 1960, Philip Woreing meneliti temuan Hemberg. Ia
melaporkan bahwa pemberian dormin dapat menginduksi dormansi. Pada waktu yang sama, F.T. Addicott menemukan zat yang merangsang absisi
buah tanaman kapas. Ia memberi nama zat ini abscisin. Para ahli botani
terkejut mengetahui bahwa dormin dan abscisin adalah zat yang sama.
Zat ini kemudian diberi nama asam absisat atau ABA. Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut
tetapi tidak pada lumut hati. ABA bergerak ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem, floem, dan parenkim. Tidak terdapat ABA sintetik. ABA
memiliki beberapa pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, di antaranya sebagai berikut.
1 Mengatur dormansi tunas dan biji 2 ABA memiliki pengaruh yang berlawanan dengan hormon tumbuhan
lain. Misalnya, ABA menghambat produksi amilase pada biji yang diberi giberelin. ABA juga menghambat pemanjangan dan per-
tumbuhan sel yang dirangsang oleh IAA.
3 Menyebabkan penutupan stomata 4 Meskipun ABA menghambat pertumbuhan, tetapi tidak bersifat racun
terhadap tumbuhan.
2. Faktor Eksternal