Pet ernakan Bioteknologi Modern

Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII 186 Gambar 7.12 Langkah-langkah penyisipan gen pada t um buhan. Sumber:www.uoguelph.ca Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara. Salah satunya, sumber DNA gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid bakt eri A grobacterium tumefaciens . Penyisipan ini sesuai dengan teknik penyisipan gen yang telah A nda pel ajari, k emudian, bakt eri A gr obacter ium rekombinasi t ersebut diinfeksikan pada jaringan t umbuhan. Bakt eri yang di gunak an A grobacterium tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman dan menyebabkan penyakit cro n gall sejenis tumor. Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakt eri, gen asi ng akan memasuki D N A t umbuhan. D engan demi ki an, tumbuhan akan memiliki sifat yang sesuai dengan gen asing tersebut. Tumbuhan hasil penyisipan gen disebut juga tanaman transgenik. Berbagi macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian. Beberapa di antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun bagi serangga, gen bagi pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan herbisida. Gen-gen tersebut dapat menyebabkan tanaman transgenik memiliki sifat gen yang dimasukkan tersebut. Perhatikan Gambar 7.12.

c. Pet ernakan

Dalam bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan produksi dan kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam pembuatan vaksin dan hormon pertumbuhan bagi hewan ternak. Vaksin dan hormon t ersebut disunt ikkan pada hewan t ernak. H ormon pertumbuhan yang disuntikkan berguna agar ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Selain itu, waktu panen akan menjadi lebih singkat dibandingkan tanpa menggunakan hormon tersebut. Ber i k ut i ni ak an di ur ai k an hasi l bi ot ek nol ogi pada bi dang perternakan, yaitu vaksin, hormon pertumbuhan bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro . 1 aksin Pencegah Penyakit Ternak Virus yang menyerang t ernak dan paling merugikan adalah virus penyebab penyakit mulut, kuku, dan lidah menjadi berwarna biru. Pada unggas, virus yang menyerang dan merugikan adalah virus penyebab penyakit t et elo N ew Cast le D isease N CD , sedangkan pada anjing, kucing serta karnivora lainnya adalah virus rabies. Vak si n unt uk penyak i t mul ut dan kuku di buat dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen yang mengode pembentukan kulit protein virus VPI. Kemudian, gen ini disisipkan pada plasmid . coli . Protein yang dihasilkan . coli yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai vaksin yang efektif terhadap virus penyakit mulut dan kuku. Cara serupa dilakukan untuk menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit tetelo, dan lidah biru. Selain vaksin, dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus alamiah. 2 H ormon Pada akhir dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi daging untuk ternak sudah lazim digunakan, terutama pada sapi. D alam wakt u dekat , hormon sejenis juga akan dipergunakan unt uk DNA DNA Agrobacterium dim asukkan pada DNA sel t um buhan DNA yang baru dibentuk pada sel tumbuhan di tumbuhkan pada caw an Pet r i Tum buhan tum buh dengan sifat yang sesuai dengan DNA yang disisipkan Sel tum buhan dengan DNA baru yang dibagi- bagi DNA yang dipotong disisipkan pada DNA Agrobact erium Kata Kunci • Transgenik • Kloning • In vitro • In t erfero n • Em b rio • Ut erus • Int i sel • Sel t elur Di unduh dari : Bukupaket.com Biot ekn olog i 187 Int i sel donor Int i sel dari sel donor Inti sel pada sel t elur diam b il Inti sel donor dim asukkan pada sel telur Terb ent uk em brio Embrio dimasukkan pada uterus domba inang Dom ba hasil kloning meningkatkan produksi daging domba. Pembuatan hormon pertumbuhan dilakukan dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen pertumbuhan, kemudian disisipkan pada mikroba dan akhirnya dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud. Hormon tersebut kemudian disuntikkan pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan pemberian nutrisi ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah sering dilakukan. Para ahli sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disunt ikkan pada domba penghasil wol. Dengan sunt ik hormon EGF pider mal ro th Factor , bul u-bul u domba akan ront ok dengan sendirinya, t anpa pisau cukur. EGF adalah suat u hormon yang dapat mengendalikan kecepatan tumbuh rambut. Konsentrasi EGF yang tinggi akan menyebabkan pert umbuhan rambut yang cepat , t et api helaian rambut akan lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan membuat rambut sedemikian tipis helaiannya sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik rapuh rambut tersebut akan muncul di permukaan kulit dan tentu saja rambut akan mudah lepas dari kulitnya. 3 Kloning Reproduksi Cont oh l ai n pener apan bi ot ek nol ogi moder n dal am bi dang peternakan adalah kloning. Kloning adalah proses untuk membuat salinan molekul, elektron atau organisme multiseluler yang identik. Pada kloning reproduksi, hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan individu yang sama dengan induknya. Salah satu proses kloning yang terkenal adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut dilakukan pada 1996 dan Dolly hidup hingga 2003. Kelahiran domba hasil kloning ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak. Pada kloning Dolly, ilmuwan mengisolasi inti sel somatis kelenjar mamae domba dan memasukkannya ke dalam sel t elur yang t elah dihilangkan inti selnya. Sel telur yang mengandung inti sel donor tersebut diberi kejutan listrik atau zat kimia untuk memicu pembelahan sel. Ketika klon embrio mencapai tahap yang sesuai, embrio tersebut dimasukkan dalam uterus domba betina Gambar 7.13. Gambar 7.13 Proses kloning pada dom ba Sumber: Biology Concepts Connections, 2006 Kloning reproduksi dapat digunakan untuk menghasilkan ternak yang ident ik dengan induknya, t et api ilmuwan menget ahui bahwa kloning mempunyai pot ensi yang l ebi h berguna. Para i l muwan berusaha melakukan kloning reproduksi pada hewan-hewan yang t elah punah. Beberapa hewan punah telah dicoba dikloning. Pada 2003, seekor banteng jawa berhasil dikloning, kemudian diikut i oleh t iga kucing liar afrika dari embrio yang dibekukan. H asil ini memberikan harapan bahwa teknik yang sama dapat dilakukan pada hewan ternak lainnya. Di unduh dari : Bukupaket.com Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII 188

d. Pengobatan dan Kesehatan