Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
76
M anusia memiliki jumlah kromosom sel somatis sebanyak 46 buah. Jika sel gamet manusia memiliki jumlah kromosom lengkap, melalui proses
fert ilisasi ket urunan yang dihasilkan akan memiliki 92 kromosom. Keturunan selanjutnya akan memiliki jumlah kromosom 184, 368, 736,
dan seterusnya. A kan tetapi, akumulasi kromosom makhluk hidup tidak t erjadi sepert i it u. Terdapat suat u proses yang menyebabkan jumlah
kromosom keturunan sama dengan jumlah induknya, meskipun berasal dari peleburan dua sel. Proses tersebut adalah pembelahan
meiosis. Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena jumlah
kromosom sel hasil pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi, jumlah kromosom sel zigot akan kembali utuh karena berasal
dari sel gamet jantan dan sel gamet betina. Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari gamet betina.
Sel yang mengandung dua set kromosom homolog disebut diploid.
Sel somatis sel tubuh pada tumbuhan, hewan, dan manusia memiliki kromosom diploid. A dapun sel gamet nya t elah t ereduksi dan hanya
memi l i ki sat u set kromosom di sebut hapl oi d. Sat u set kromosom
disimbolkan dengan huruf n sehingga set diploid adalah 2n dan set haploid adalah n.
Selain reduksi kromosom, pembelahan meiosis memiliki fungsi penting lain. M eiosis menyebabkan t erjadinya variasi ant ara induk dengan
ket urunannya sert a ant arket urunan it u sendiri. H al t ersebut t erjadi melalui pengelompokan kromosom secara bebas dan pindah silang
crossing over
. M eiosis terjadi melalui dua tahap pembelahan sel. M eskipun tahap
meiosis mirip dengan tahap pada mitosis, terdapat perbedaan besar pada perilaku kromosom dalam kedua proses tersebut.
Dua tahap pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid dari satu sel diploid. Pada pembelahan meiosis I terjadi pemisahan kromosom
homolog ke dalam dua sel anak. Pembelahan meiosis II tidak diikuti oleh fase S pada interfase sehingga replikasi DNA dan duplikasi kromosom tidak
tejadi pada kedua sel anak.
1. Meiosis I
Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan, terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase
terjadi replikasi DN A yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis I terdiri atas profase I, metafae I, anafase I, dan telofase I.
a. Profase I
Pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. M irip profase pada mit osis. N amun, pada meiosis, set iap pasangan
kromosom homolog saling mendekat dan berpasangan membent uk struktur dengan empat kromatid yang disebut
tetrad. Proses kromosom homolog yang berpasangan ini disebut
sinapsis. Setiap pasangan kromosom ini disebut
bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada profase I membran
inti sel melebur. Pada sel hewan terjadi duplikasi senteriol. Penampakan kromosom semakin jelas ketika mendekati akhir profase I
Gambar 4.8.
Kata Kunci
• Bivalen
• Haploid
• Kiasm a
• Krom at id
• Meiosis I
• Meiosis II
• Pem belahan reduksi
• Sinapsis
• Tet rad
Sekilas Biologi
Pada tahun 1883, ahli biologi Belgia, Edw ard van Beneden 1846–
1910 m enem ukan bahw a sel kelam in tem pat gen berada, hanya
m em punyai setengah dari jum lah kromosom normal. Sel kelamin
dibentuk secara m eiosis dan terjadi reduksi jumlah kromosom. Sel
kelam in juga m em punyai kom binasi gen unik sehingga m enghasilkan
variasi dalam keturunan.
Sumber:Jendela IPTEK: Kehidupan, 1997
Di unduh dari : Bukupaket.com
Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat
77
Pada akhir profase I, ikatan kromosom homolog tidak terlalu kuat dan pasangan kromosom homolog mulai terpisah. Pasangan kromosom
homolog masih saling berikat an pada beberapa t it ik. Tit ik kromat id homolog berikatan ini disebut kiasma jamak, kiasmata. Pada kiasma
inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi. Karena pengaruh gen- gen pada satu kromosom atau kromatid dapat berbeda dengan gen-gen
pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen pada kromosom. Pengaruh pindah silang dapat A nda
pelajari pada pembahasan tentang pewarisan sifat.
b. M etafase I
Pada metafase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator. Benang spindel melekat pada kinetokor sentromer.
Benang spindel dari sat u kut ub hanya akan melekat pada salah sat u kromosom homolog dari setiap tetrad. Benang spindel dari kutub lain
akan melekat pada kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian, setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat
tertarik pada kutub yang berlawanan. Perhatikan
Gambar 4. , apakah perbedaannya dengan metafase pada mitosis?
Sumber: Essentials of Biology, 1990
Gambar 4.8
Tahap in terfase dan profase I Sen t rio l
Krom at in
Mem b ran in t i
DNA yang telah b erep likasi
Krom osom hom olog berpasangan Sinapsis
krom osom Tet rad
Sel diploid
Kiasm a
Sumber: Essentials of Biology, 1990
Gambar 4.9
Tahap m et afase I
c. Anafase I