Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
11
b. Giberelin
Setelah penelitian Frits Went dipublikasikan, para ahli botani Jepang
pada tahun 1926 mulai melakukan penelitian yang mengungkap adanya hormon tumbuhan baru, giberelin. Ewiti Kurosawa dan rekan-rekannya
meneliti tanaman padi Oryza sativa yang terkena penyakit foolish seedling.
Penyakit ini menyebabkan tanaman pucat dan luar biasa panjang. Diduga disebabkan infeksi jamur
Gibberella fujikuroi. Akhirnya E. Kurosawa berhasil mengisolasi zat yang dihasilkan jamur
Gibberella yang menyebabkan penyakit tersebut. Zat ini dinamakan giberelin. Lebih dari delapan jenis giberelin telah didapatkan dari berbagai
jamur dan tumbuhan. Penamaan giberelin disingkat GA gibberellic acid
dan diberi nomor. Contohnya, GA
3
adalah giberelin yang didapat dari jamur
Gibberella fujikuroi dan paling banyak dipelajari. Giberelin terdapat pada tumbuhan angiospermae, gymnospermae,
lumut, tumbuhan paku, dan jamur. Dalam angiospermae, giberelin terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung akar, dan daun muda.
Giberelin ditransportasikan ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem dan floem.
Terdapat beberapa pengaruh giberelin terhadap tumbuhan, yaitu: 1 merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel;
2 merangsang perkecambahan biji dan memecah dormansi biji; 3 merangsang perbungaan dan pembentukan buah.
c. Sitokinin
Pada 1940, ahli botani Johannes van Overbeek melakukan penelitian
yang menyimpulkan bahwa embrio tanaman tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air buah kelapa. Air buah kelapa tersebut merupakan cairan
endospermae buah kelapa yang banyak mengandung asam nukleat. Kemudian pada 1950, Folke Skoog dan siswanya, Carlos Miller
mencampurkan DNA sperma ikan hering pada kultur jaringan tembakau. Sel-sel kultur jaringan tersebut mulai membelah diri.
Setelah sekian lama melakukan percobaan, Skoog dan Miller berhasil mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel. Zat ini dinamai
kinetin. Adapun kelompok zat kinetin ini disebut sitokinin karena zat tersebut merangsang pembelahan sel sitokinesis.
Selain kinetin, ditemukan juga sitokinin lain, seperti zeatin dari jagung, zeatin ribosida, dan BAP 6-
benzilaminopurin. Sitokinin diisolasi dari tumbuhan angiospermae, gymnospermae, lumut, dan tumbuhan paku.
Pada angiospermae, sitokinin banyak terdapat pada biji, buah, dan daun muda. Sitokinin ditransportasikan melalui xilem, floem, dan sel parenkim.
Sitokinin memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1 bersama auksin mengatur pembelahan sel, pembentukan sistem tajuk dan sistem akar;
2 merangsang pembelahan sel dan pembesaran kotiledon; 3 memengaruhi organogenesis pembentukan organ;
4 menghambat kerusakan klorofil pada daun gugur; 5 merangsang pembentukan tunas batang.
Gambar 1.10
Pengaruh giberelin kanan terhadap tumbuhan
Sumber: Biology: Concepts and
Connections, 2006
Gambar 1.11
Pengaruh sitokinin kiri terhadap tumbuhan
Sumber: Biology: Concepts and
Connections, 2006
Kata Kunci
• Air buah kelapa
• Biji muda
• Daun muda
• Kinetin
• Organogenesis
• Pucuk batang
• Ujung akar
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII
12
d. Gas Etilen