34 menciptakan kesepakatan bersama menyangkut pengaturan proses
pemerintahan. Selanjutnyya pemerintah daerah dituntut untuk menerapkan prinsip-
prinsip good governance. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan dalam menggunakan dan melaksanakan kewenangan politik,
ekonomi dan administratif dapat diselenggarakan dengan baik. Untuk mengetahui Pelaksanaan Prinsip Good Governance dalam
Pelayanan Pemerintahan Studi Pelayanan Satu Pintu pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tanjungpinang dapat dilihat dari:
a. Akuntabilitas b. Kepemerintahan yang baik akan bersifat transparan.
c. Keterbukaan. d. Aturan hukum.
2. Program Inisiatif Pengembangan Forum Warga
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak yang tidak terbatas pada aspek pemberdayaan ekonomi
sosial, tetapi juga menyangkut aspek pemberdayaan politik. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga, dan
organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh
sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi ketidak mampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagaian masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang
dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat. Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan
ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan
masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian mayarakat luas dalam
memecahkan masalah kemasyarakatan. Potensi masyarakat tersebut di atas, dalam hal ini diartikan sebagai “Masyarakat Madani” yang perlu ditingkatkan
dan dikembangkan secara berkelanjutan.
35 Agar warga madani dapat terwujud, maka keberdayaan masyarakat
perlu ditingkatkan melalui mekanisme demokrasi dan berbagai saluran dalam kehidupan masyarakat dilakukan dalam konteks:
a. Penguatan inisiatif. b. Posisi tawar dari masyarakat sebagai manifestasi kemampuan untuk
mengorganisasikan kepentingannya. c.
Orientasi “gerakan” melalui penemukenalan simpul-simpul startegis pada masyarakat.
d. Peran serta aktif, yang dilakukan masyarakat secara kontinu.
3.
Model Perencanaan Partisipatif Surakarta
Seiring dengan penerapan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan kemudian UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang lebih dikenal dengan Otonomi Daerah, maka peran daerah menjadi sangat penting artinya bagi upaya meningkatkan peran
serta dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Perencanaan pembangunan partisipatif merupakan pola pendekatan
perencanaan pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat pada umumnya bukan saja sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai subyek
pembangunan, sehingga nuansa yang dikembangkan dalam perencanaan pembangunan benar-benar dari bawah bottom-up approach. Nampaknya
mudah dan indah kedengarannya, tetapi jelas tidak mudah implementasinya karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk bagaimana
sosialisasi konsep itu di tengah-tengah masyarakat. Dalam pola pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif yang
sedang dikembangkan ini pada dasarnya yang menjadi ujung tombak dan sekaligus garda terdepan bagi berhasilnya pendekatan perencanaan
pembangunan partisipatif. Nuansa demokratis benar-benar nampak diberbagai forum musyawarah
tingkat RT dan RW. Kesadaran dan kebersamaan yang tumbuh dan berkembang dengan baik pada organisasi paling bawah ini paling tidak
merupakan modal dasar yang sangat berharga bagi pembangunan masyarakat di daerah pada umumnya. Tetapi, kondisi yang ada di lingkup ke-
RT-an maupun ke-RW-an sekaligus bisa menjadi kendala atau ganjalan manakala aspirasi yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat level