Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa Skor
Kriteria Interval
1 Sangat Kurang Aktif
1 – 8 2
Kurang Aktif 9 – 16
3 Aktif
17 – 24 4
Sangat Aktif 25 – 32
3 Pengujian Data Untuk mengetahui perbedaan hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows.
c. Minat Siswa 1 Hipotesis
Untuk menguji apakah terdapat perbedaan minat belajar diantara kelas penelitian dan kelas kontrol, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Hi : terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas penelitian.
2 Data Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa antara
kelas penelitian dan kelas kontrol adalah menggunakan angket minat siswa. Untuk jawaban kedua kelas,setiap alternatif jawaban diberi skor, yaitu sangat
tidak sangat setuju skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3, sangat setuju skor 4.
Tabel kriteria tingkat minat belajar siswa
Tabel 3.5 : Hasil klasifikasi kuisioner minat belajar siswa Siswa
Item Pernyataan Jumlah
skor jawaban
1 2
3 …….
Tabel 3.6 Hasil Klasifikasi Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa Jumlah Skor Minat Belajar
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
A B
C
Klasifikasi prentase skor kuisioner minat belajar siswa dapar dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 : Hasil Klasifikasi Prentase Skor Kuisioner Minat Belajar Siswa
Range skor Klasifikasi
1 - 32 Sangat Tidak Berminat
33 - 64 Kurang Berminat
65 - 96 Berminat
97 - 128 Sangat Berminat
3 Pengujian Data Untuk mengetahui perbedaan hasil minat siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dilakukan pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows.
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PRESTASI BELAJAR Hasil
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan di mana akan menimbulkan suatu perubahan-perubahan pada diri
individu. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian eksperimen
dilakukan dengan pembagian 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti mengambil 2 kelas sebagai sample penelitian. Kelas X
C
dengan jumlah peserta didik 32 sebagai kelas eksperimen dan kelas X
G
dengan jumlah peserta didik 31 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara sembarang tanpa meneliti kelas
mana yang menonjol nilai kognitifnya. Dari hasil penelitian pada siswa kelas X
C
dan X
G
SMA Negeri 2 Magelang, dapat diperoleh nilai tes yang menunjukkan prestasi belajar siswa dan hasil pembelajaran. Nilai pretest dan
postest yang telah diolah dari hasil tes prestasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen secara umum dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nilai Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Pretest
Postest Pretest
Postest
1 1,48
5,2 7,28
8,4 2
2,28 3,56
3,56 7,6
3 4,88
7 4,28
8,2 4
3,68 4,88
1,68 8,8
5 2,28
5,4 1,28
6,8 6
2,76 5
2 7,6
7 3,68
5,8 5,08
6,6 8
3,48 5,8
3,36 9,4
9 2,08
5,6 3,48
9,2 10
2,08 6,6
1,28 7,48
11 2,08
5,36 7,16
9,2 12
4,36 5,68
4,88 9
13 3
5,4 7,04
9,08 14
4,68 4,76
5,08 9
15 2,88
5,6 6,6
8,2 16
2,64 4,76
7,16 9
17 6,48
6,88 4,48
8,88 18
2,08 3,28
2,88 9
19 2,28
7,2 1,68
6,48 20
4,48 4,76
5,08 6,92
21 3,48
5,6 4,16
8,4 22
2,48 5,04
6,88 9
23 4,28
6,4 2,88
8,2 24
2,28 4,96
4,88 6,48
25 2,28
5,4 4,88
8,2 26
4,48 4,96
4,68 8,4
27 4,36
5,68 4,88
8,8 28
1,88 5,36
5,68 9
29 4,8
7,2 3,88
6,68 30
4,48 5,6
7,28 9
31 4,48
4,56 5,08
6,32 32
2,08 4,76
- -
Skor rerata kognitif produk dan hasil uji dapat dilihat pada tabel
4.2.
Tabel 4.2. Skor Rerata Prestasi Kognitif Produk Keterangan
Kelas Skor Rerata
Sig.2- tailed
Hasil Analisis
Pretest Postest
Prestasi kognitif
Proses Kontrol
3,28 5,44
0,000 Berbeda
Eksperimen 4,53
8,17 0,000
Berbeda
Hipotesis uji adalah
Ho: Tidak terdapat perbedaan kognitif produk secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran.
Hi: Terdapat perbedaan kognitif produk secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran.
Analisis: Karena harga Sig. 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima dengan
maksud dalam hasil uji terdapat perbedaan kognitif produk secara
signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil uji
kognitif produk antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Tes Prestasi Belajar. Postest
Skor Rerata Sig. 2-
tailed Hasil
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Prestasi Kognitif Proses
5,44 8,17
0,000 Berbeda
Hipotesis uji adalah
Ho: Tidak terdapat perbedaan kognitif produk secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Hi: Terdapat perbedaan kognitif produk secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Analisis: Karena harga Sig. 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima dengan
maksud dalam hasil uji terdapat perbedaan kognitif produk secara
signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran.
Pembahasan
Skor rerata kognitif produk postest untuk kedua kelas lebih tinggi daripada pretest, hasil uji
menunjukkan bahwa perbedaan keduanya signifikan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun, nilai postest dari kelas
ekperimen lebih signifikan dibanding dengan kelas kontrol. Dengan demikian, pembelajaran penemuan meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif produk
siswa, sementara pembelajaran ceramah tidak. Hal ini
kiranya sangat jelas karena pembelajaran inkuiri penemuan telah mengintegritasikan di dalamnya sekaligus pengembangan aspek produk,
sementara pembelajaran ceramah sangat sedikit mencakup pengembangan aspek produk, untuk tidak mengatakan tidak mencakup pengembangan aspek produk.
Pada Penelitian ini, pendekatan proses dapat dilihat dari hasil eksperimen siswa dan pada saat siswa mengerjakan lembar kerja siswa. Berdasarkan analisis
prestasi belajar yang telah dilakukan peneliti sesuai dengan fungsi metode inkuiri.
Menurut Sutarjo 2012: 93, melalui proses inkuiri, siswa harus berkembang secara utuh baik intelektual dan prestasi, mental-spiritual, sosial-emosional,
maupun pribadinya. Dengan kata lain, berdasarkan teori tersebut metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena dengan melakukan proses
secara sistematis berarti siswa lebih bisa mendapat prestasi yang baik. Dengan demikian, hasil penelitian di atas sesuai dengan teori bahwa metode
inkuiri dapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa metode
inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tetapi pada penelitian ini prosesnya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya
menggunakan metode inkuiri terbimbing, sedangkan pada penelitian ini siswa melakukan penemuan sendiri. Pada eksperimen, siswa diberikan suatu hubungan