C. TINJAUAN TENTANG PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.1101. Berdasarkan pengertian prestasi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil
yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan. Selanjutnya merupakan pengertian dari belajar, menurut Eveline dan Hartini 2010: 3,
belajar adalah sebuah proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga liang lahat. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Menurut Burton dalam Eveline dan Hartini, 2010: 4, belajar
adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan yang di mana akan menimbulkan suatu perubahan-
perubahan pada diri individu.
2. Prinsip-Prinsip Prestasi Belajar Prinsip dasar dalam pengukuran prestasi Gronlund dalam Azwan, 1996:
18-20 adalah a. Tes Prestasi harus mengukur hasil belajar
Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam penyusunan tes prestasi belajar.
b. Tes Prestasi harus mengukur suatu sampel Sampel hasil belajar adalah perwujudan soal tes dalam bentuk
item-item yang mewakili semua pertanyaan mengenai materi pelajaran yang secara teoritik mungkin ditulis.
c. Tes Prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang sesuai Tujuan pengukuran adalah pengungkapan proses kompetensi untuk
pemecahan masalah maka dapat dipilih item esai atau pilihan ganda. d. Tes Prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya Biasanya diperlukan item yang tidak terlalu tinggi taraf
kesukarannya dan cakupannya tidak terlalu luas.
D. TINJAUAN TENTANG KEAKTIFAN BELAJAR
1. Kegiatan Keaktifan Siswa Dalam interaksi edukatif guru harus berusaha agar anak didik aktif dan
kreatif secara optimal Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 62. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing dan anak didik yang lebih aktif-kreatif
dalam belajar. Kegiatan belajar anak didik di kelas harus sesuai dengan prinsip mengaktifkan anak didik dalam belajar. Beberapa prinsip yang
diperlukan oleh guru dalam upaya mengaktifkan anak didik dalam belajar, antara lain prinsip stimulus belajar, perhatian dan motivasi, penguatan, dan
umpan balik serta pemakaian dan pemindahan.
2. Indikator Keaktifan Siswa Penilaian proses belajar-mengajar adalah melihat sejauhmana keaktifan
siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Menurut Nana Sudjana 2009: 61, keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
a. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, b. terlibat dalam pemecahan masalah,
c. bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya,
d. berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah,
e. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, f.
menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, g. melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
h. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
E. TINJAUAN TENTANG MINAT BELAJAR
1. Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat Slameto, 2010. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Muhibbin, 2008. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisispasi dalam suatu aktivitas. Siswa
yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut Slameto, 2010.
2. Indikator Minat Menurut Reber, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi
karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor intern dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan dalam Muhibbin, 2008.
Namun terlepas dari masalah popular atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Guru
dalam kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara
yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bidang yang digelutinya tidak
sesuai dengan minat peserta didik, maka peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
F. TINJAUAN TENTANG KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
1. Pengertian Kalor dan Perbedaannya dengan Suhu
Telah diketahui bahwa jika gelas berisi air panas dicampur dengan air ledeng, air ledeng mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami
penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya perpindahan energi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Energi yang berpindah disebut
Kalor. Maka dapat didefinisikan bahwa kalor adalah sebagian energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah ketika kedua benda bersentuhan Kanginan, 2006: 231. Kadangkala, istilah kandungan kalor sebuah benda digunakan untuk tujuan ini, tapi istilah
itu tidak baik karena bisa dikacaukan dengan kalor itu sendiri Giancoli, 2001: 491
2. Menyatakan Kuantitas Kalor
Jika kita mengenal satuan Joule untuk energi mekanik, maka dalam energi kalor secara khusus dikenal satuan kalori. 1 kalori didefinisikan sebagai