PRESTASI BELAJAR Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

kiranya sangat jelas karena pembelajaran inkuiri penemuan telah mengintegritasikan di dalamnya sekaligus pengembangan aspek produk, sementara pembelajaran ceramah sangat sedikit mencakup pengembangan aspek produk, untuk tidak mengatakan tidak mencakup pengembangan aspek produk. Pada Penelitian ini, pendekatan proses dapat dilihat dari hasil eksperimen siswa dan pada saat siswa mengerjakan lembar kerja siswa. Berdasarkan analisis prestasi belajar yang telah dilakukan peneliti sesuai dengan fungsi metode inkuiri. Menurut Sutarjo 2012: 93, melalui proses inkuiri, siswa harus berkembang secara utuh baik intelektual dan prestasi, mental-spiritual, sosial-emosional, maupun pribadinya. Dengan kata lain, berdasarkan teori tersebut metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena dengan melakukan proses secara sistematis berarti siswa lebih bisa mendapat prestasi yang baik. Dengan demikian, hasil penelitian di atas sesuai dengan teori bahwa metode inkuiri dapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tetapi pada penelitian ini prosesnya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya menggunakan metode inkuiri terbimbing, sedangkan pada penelitian ini siswa melakukan penemuan sendiri. Pada eksperimen, siswa diberikan suatu hubungan untuk menentukan suatu persamaan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, siswa diberikan suatu persamaan untuk mencari suatu hubungan.

B. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Hasil

Pada penelitian ini, juga diukur tingkat keaktifan siswa terhadap mata pelajaran Fisika khususnya dalam subbab persamaan kalor. Dalam hal ini pengukuran dilakukan berdasarkan hasil observasi mengenai keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil pengukuran keaktifan peserta didik dalam kelas kontrol dapat dikategorikan dalam kriteria keaktifan seperti pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Indikator Keaktifan Siswa pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen No Indikator Keaktifan Siswa yang Diobservasi Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pencapaian Kategori Pencapaian Kategori 1 Siswa berkomentar apabila guru salah menjelaskan materi pelajaran Sangat Tidak Aktif Sangat Tidak Aktif 2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepada seluruh siswa 6 Sangat Tidak Aktif 23 Aktif 3 Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan 9 Kurang Aktif 21 Aktif 4 Siswa bertanya kepada siswa lain 3 Sangat Tidak Aktif 5 Sangat Tidak Aktif 5 Siswa bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan 8 Sangat Kurang Aktif 19 Aktif 6 Membaca sumber tertentu 12 Kurang Aktif 5 Kurang Aktif 7 Siswa mampu memeriksa hasil pekerjaannya 10 Kurang Aktif 26 Sangat Aktif 8 Siswa mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan yang telah diselesaikan 7 Sangat Tidak Aktif 31 Sangat Aktif Skor rata-rata keaktifan di kelas kontrol dan kelas eksperimen serta hasil di antaranya adalah sebagai berikut. Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji untuk Menguji Perbedaan Keaktifan Belajar Siswa Keterangan Skor Rerata Keaktifan Sig. 2-tailed Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Keaktifan 6,87 16,25 0,045 Berbeda Hipotesis uji adalah Ho: Tidak terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hi: Terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisis: Karena harga Sig. 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima dengan maksud dalam hasil uji terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pembahasan Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rerata keaktifan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya signifikan. Dengan demikian, keaktifan siswa pada pembelajaran inkuiri penemuan lebih tinggi daripada pembelajaran ceramah. Hal ini kiranya dapat dijelaskan dari sifat pembelajaran inkuiri yang berpusat pada siswa sehingga siswa aktif sedangkan pada pembelajaran ceramah berpusat pada guru sehingga siswa lebih pasif. Menurut Hanafiah dan Suhana 2009: 78, fungsi dari metode inkuiri adalah membangun sikap aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, berdasarkan teori tersebut metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa Sudjana, 2009. Dengan demikian, hasil penelitian di atas sesuai dengan teori bahwa metode inkuiri dapat lebih meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Tetapi pada penelitian ini subyeknya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, materi yang diberikan oleh peneliti juga berbeda dengan materi penelitian sebelumnya.

C. MINAT BELAJAR SISWA Hasil

Pada penelitian ini, juga diukur tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran Fisika khususnya dalam subbab persamaan kalor. Dalam hal ini pengukuran dilakukan berdasarkan hasil kuisioner mengenai minat peserta didik dalam proses belajar mengajar baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan jumlah skor hasil jawaban tiap masing-masing peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Skor jawaban peserta didik pada tiap nomor dijumlahkan karena point-point pertanyaan pada kuisioner memiliki latar belakang unsur-unsur yang berbeda. Skor tiap peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.6.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DISCOVERY INQUIRY DENGAN SISTEM TERBIMBING DAN BEBAS YANG DIMODIFIKASI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KALOR DI SMP

0 4 97

PENERAPAN PENDEKATAN IMPROVE DALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENERAPAN PENDEKATAN IMPROVE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL (PTK

0 1 15

PENDAHULUAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES.

0 4 8

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES.

0 1 14

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN INTERACTIVE DEMONSTRATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

1 4 44

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES.

0 0 45

Pembelajaran fisika dengan pendekatan proses melalui metode Inquiry tentang viskositas dalam meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.

0 0 137

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY TENTANG VISKOSITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI, KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 0 135

PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PERSAMAAN KALOR DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR, KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 1 161