Pembahasan Hubungan antara dimensi-dimensi kepuasan pelayanan dengan loyalitas merek dari konsumen mahasiswa di kedai mie ayam Palembang Afui.

tiba dalam keadaan yang baik. Selain itu mereka juga merasa yakin dengan kemampuan koki yang menyajikan masakan yang bersih dan sehat. Hal tersebut akan mendorong konsumen mahasiswa untuk menyukai dan cenderung akan kembali menggunakan atau membeli merek tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen tersebut loyal terhadap merek terkait Peter dan Olson, 2000. Berdasarkan hasil wawancara kepada keempat responden pra penelitian, tiga dari empat responden yaitu MS, MW, dan DA menyatakan bahwa mereka merasa senang dan salut dengan kehandalan dari para pegawai kedai mie ini. MW mengatakan bahwa ia menyukai kinerja pegawai kedai ini yang mampu melayani pesanan dengan cepat termasuk ketika kedai sedang ramai. Selain itu, MW juga senang karena menu yang dihantarkan selalu sesuai dengan pesanan. Keempat responden ini sudah pernah datang untuk makan di kedai mie ini lebih dari lima kali, bahkan setiap bulannya mereka pasti rutin untuk datang makan ke kedai mie ini. Sedangkan satu responden lainnya, yaitu MAP menyatakan bahwa dirinya tidak suka dengan kinerja pegawai yang menurutnya lambat karena harus mengantri untuk mendapatkan pesanan. Akan tetapi, MAP tetap sering datang untuk makan di kedai mie ini dan tidak pernah melakukan komplain kepada pihak produsen. Hal ini mendukung bahwa memang ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi Reliability dan Loyalitas Merek dari Kedai Mie Ayam Palembang Afui namun dengan kategori cukup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selanjutnya, uji korelasi antara dimensi Responsiveness dan variabel Loyalitas Merek membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara dimensi Responsiveness dan variabel Loyalitas Merek. Hasil analisis data yang menunjukkan koefisien korelasi r = 0,420 dengan signifikansi 0,000 p 0,05 yang diuji menggunakan one-tailed test. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dari dimensi Responsiveness pada konsumen mahasiswa, maka semakin tinggi pula Loyalitas Merek yang dimiliki konsumen mahasiswa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi Responsiveness dari konsumen mahasiswa, maka semakin rendah pula Loyalitas Merek yang dimilikinya. Hasil analisis ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh Fatona 2010 yang menunujukkan bahwa dimensi Responsiveness dengan kepuasan sebagai variabel moderatornya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank BPR-BKK Karangmalang Kabupaten Sragen. Hasil penelitian ini menunjukkan konsumen mahasiswa memiliki reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual dari kemauan baik atau itikad baik para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan Parasuraman dkk, 1988. Konsumen mahasiswa dalam penelitian ini merasa senang dengan kepekaan dan kecekatan pegawai dalam melayani konsumen ketika kedai sedang ramai. Mereka juga suka dengan tanggungjawab dari pegawai yang siap dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menangani keluhan konsumen. Reaksi emosional positif dalam dimensi Responsiveness akan mendorong mereka untuk cenderung menyukai dan akan kembali menggunakan atau membeli merek tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen tersebut loyal terhadap merek terkait Peter dan Olson, 2000. Apabila melihat kepada hasil wawancara pra penelitian, tiga responden yaitu MAP, MS, dan DA menyatakan ketidakpuasannya pada dimensi ini. Mereka merasa kesal dan tidak suka dengan pelayanan dari pegawai kedai mie ini yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak mendengar ketika dipanggil saat dibutuhkan. Akan tetapi, ketiga responden tersebut tetap menyukai kedai mie ini dan tergolong sering datang untuk makan di kedai mie ini setiap bulannya. Hanya saja, MAP dan DA merupakan konsumen mahasiswa yang tergolong cenderung memiliki loyalitas merek yang rendah dengan frekuensi kedatangan yang lebih rendah, yaitu satu kali dalam satu bulan. Hal ini mendukung bahwa memang ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi Responsiveness dan Loyalitas Merek dari Kedai Mie Ayam Palembang Afui namun dengan kategori cukup. Kemudian untuk uji korelasi antara dimensi Assurance dan variabel Loyalitas Merek membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara dimensi Assurance dan variabel Loyalitas Merek. Hal ini dapat dilihat melalui hasil analisis data yang menunjukkan koefisien korelasi r = 0,431 dengan signifikansi 0,000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI p 0,05 yang diuji menggunakan one-tailed test. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dari dimensi Assurance pada konsumen mahasiswa, maka semakin tinggi pula Loyalitas Merek yang dimiliki konsumen mahasiswa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi Assurance dari konsumen mahasiswa, maka semakin rendah pula Loyalitas Merek yang dimilikinya. Hasil analisis ini membuktikan bahwa hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima. Adanya hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara dimensi Assurance dan loyalitas merek dalam penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Fatona 2010 yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari dimensi Assurance dengan dimediasi kepuasan terhadap loyalitas nasabah Bank BPR-BKK. Penelitian ini menunjukkan secara langsung kepuasan pelayanan pada dimensi Assurance yaitu melalui respon berupa reaksi emosional positif oleh konsumen mahasiswa setelah mengevaluasi kinerja pegawai yang diyakini memiliki pengetahuan mengenai menu yang ada serta mampu berinteraksi baik dengan konsumen. Selain itu, reaksi yang juga ditunjukkan oleh konsumen mahasiswa dalam penelitian ini yaitu perasaan senang dan suka atas keramahan dan sopan santun yang ditunjukkan oleh para pegawai. Reaksi emosional positif dalam dimensi Responsiveness ini akan mendorong mereka untuk cenderung menyukai dan akan kembali menggunakan atau membeli merek tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen tersebut loyal terhadap merek terkait Peter dan Olson, 2000. Apabila melihat hasil wawancara pra penelitian, menunjukkan bahwa responden yang tergolong cenderung memiliki loyalitas merek yang rendah yaitu DA, menyatakan bahwa dirinya kecewa dengan pegawai kedai mie ini yang cuek dan tidak menyebutkan ulang pesanan untuk memastikan apakah pesanan sudah sesuasi atau belum. Selain itu DA juga tidak suka akan perilaku pegawainya yang melayani dengan kurang ramah. Kemudian MAP juga merasa kesal dengan sikap jutek dan tidak ramah dari koki kedai mie ini. DA dan MAP memiliki reaksi emosional yang negatif dalam dimensi ini, namun mereka tetap suka dan sering makan di kedai mie ini. Sedangkan dua konsumen mahasiswa yang cenderung memiliki loyalitas merek yang tinggi yaitu MS dan MW memiliki kepuasan pada dimensi Assurance ini. Mereka menyatakan senang dengan pegawai kedai ini yang melayani konsumen dengan ramah, mau untuk tersenyum, dan juga sopan. Selain itu ketika mereka juga senang karena para pegawai mampu untuk mengingat pesanan mereka. Hal ini mendukung bahwa memang ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi Assurance dan Loyalitas Merek dari Kedai Mie Ayam Palembang Afui namun dengan kategori cukup. Selanjutnya uji korelasi antara dimensi Empathy dan variabel Loyalitas Merek membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara dimensi Empathy dan variabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Loyalitas Merek. Hal ini dapat dilihat melalui hasil analisis data yang menunjukkan koefisien korelasi r = 0,280 dengan signifikansi 0,000 p 0,01 yang diuji menggunakan one-tailed test. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dari dimensi Empathy pada konsumen mahasiswa, maka semakin tinggi pula Loyalitas Merek yang dimiliki konsumen mahasiswa tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dimensi Empathy dari konsumen mahasiswa, maka semakin rendah pula Loyalitas Merek yang dimilikinya. Hasil analisis ini membuktikan bahwa hipotesis kelima dalam penelitian ini diterima. Pada penelitian oleh Fatona 2010 menunjukkan bahwa kualitas pelayanan melalui dimensi Empathy dengan kepuasan sebagai mediator tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah BPR-BKK. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan kepuasan pada dimensi Empathy secara langsung melalui reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual dari para pegawai yang dirasa memiliki perhatian atau kepedulian kepada konsumen secara individual Parasuraman dkk, 1988. Konsumen mahasiswa dalam penelitian ini merasa senang dan menyukai kinerja para pegawai yang dinilai adil dan tidak membeda- bedakan antar konsumen. Selain itu, mereka juga senang dengan cara pegawai yang bersedia segera membantu ketika dibutuhkan. Mereka juga menyukai perhatian dari para pegawai yang memastikan kembali apakah semua pesanan sudah tiba atau belum. Reaksi emosional positif dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimensi Empathy akan mendorong mereka untuk cenderung menyukai dan akan kembali menggunakan atau membeli merek tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen tersebut loyal terhadap merek terkait Peter dan Olson, 2000. Hasil yang sama ditunjukkan dari wawancara pra penelitian kepada keempat responden tersebut, mereka semua menyatakan bahwa mereka puas pada dimensi Empathy. Mereka menyatakan bahwa mereka merasa senang karena para pegawai kedai ini tidak membeda-bedakan perlakuannya kepada para konsumen. Keempat responden tersebut menyukai kedai mie ini namun memiliki frekuensi kedatangan yang berbeda setiap bulannya, yaitu MS dan MW mencapai tiga hingga empat kali dalam satu bulan, sedangkan MAP dan DA hanya satu kali dalam satu bulan. Hal ini mendukung bahwa memang ada hubungan positif yang signifikan antara dimensi Empathy dan Loyalitas Merek dari Kedai Mie Ayam Palembang Afui namun dengan kategori cukup. Pada penelitian ini juga melakukan analisis deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat masing-masing dimensi Kepuasan Pelayanan dan variabel Loyalitas Merek. Pada variabel Kepuasan Pelayanan, dimensi pertamanya yaitu, Tangibles memiliki mean empirik yaitu 38,68 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritiknya yaitu 35. Hal ini berarti bahwa konsumen mahasiswa dalam penelitian ini memiliki dimensi Tangibles yang tergolong tinggi. Konsumen dengan dimensi Tangibles yang tinggi menandakan bahwa konsumen mahasiswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan respon berupa reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual pada fasilitas fisik, peralatan dan teknologi serta penampilan personil yang mendukung dalam memberikan pelayanan Parasuraman dkk, 1988. Pada dimensi Reliability, hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mean empirik yaitu 31,4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritiknya yaitu 27,5. Hal ini berarti bahwa konsumen mahasiswa dalam penelitian ini memiliki dimensi Reliability yang tergolong tinggi. Konsumen dengan dimensi Reliability yang tinggi menandakan bahwa konsumen tersebut memberikan respon berupa reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual yaitu kemampuan para pegawai untuk memberi pelayanan secara benar akurat, kinerja yang dapat diandalkan, dan kemampuan menyediakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya Parasuraman dkk, 1988. Selanjutnya, analisis deskriptif menunjukkan bahwa dimensi Responsiveness memiliki mean empirik yaitu 36,33 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritiknya yaitu 32,5. Hal ini berarti bahwa konsumen mahasiswa dalam penelitian ini memiliki dimensi Responsiveness yang tergolong tinggi. Konsumen dengan dimensi Responsiveness yang tinggi menandakan bahwa konsumen tersebut memberikan respon berupa reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual yaitu kemauan baik atau itikad baik para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan Parasuraman dkk, 1988. Analisis deskriptif juga dilakukan pada dimensi Assurance yang memiliki mean empirik yaitu 49,76 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritiknya yaitu 45. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mahasiswa dalam penelitian ini memiliki dimensi Assurance yang tergolong tinggi. Konsumen dengan dimensi Assurance yang tinggi menandakan bahwa konsumen tersebut memberikan respon berupa reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual yaitu pengetahuan, kemampuan, dan sopan santun para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada konsumen Parasuraman dkk, 1988. Pada dimensi Kepuasan Pelayanan yang terakhir yaitu dimensi Empathy analisis deskriptif menunjukkan bahwa dimensi ini memiliki mean empirik yaitu 19,22 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritiknya yaitu 17,5. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mahasiswa dalam penelitian ini memiliki dimensi Empathy yang tergolong tinggi. Konsumen dengan dimensi Empathy yang tinggi menandakan bahwa konsumen tersebut memberikan respon berupa reaksi emosional yang positif setelah mengevaluasi kinerja aktual yaitu perhatian atau kepedulian para pegawai terhadap pelanggan secara individual Parasuraman dkk, 1988. Selain itu, analisis deskriptif juga dilakukan pada variabel Loyalitas Merek dari konsumen mahasiswa Kedai Mie Ayam Palembang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Afui dalam penelitian ini. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki mean empirik yaitu 132,86 yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritiknya yaitu 117,7. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen mahasiswa dalam penelitian ini memiliki Loyalitas Merek yang tergolong tinggi. Konsumen dengan tingkat loyalitas merek yang tinggi merupakan konsumen yang memiliki ikatan emosional yang tinggi, perasaan menyukai, dan komitmen yang kuat terhadap merek. Selain itu, konsumen dengan loyalitas merek yang tinggi juga memiliki keinginan untuk terus melakukan pembelian, kemudian melakukan pembelian berulang secara konsisten baik di masa sekarang maupun di masa mendatang dengan tetap memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis Dharmmesta, 2000. Pada analisis tambahan, yaitu uji korelasi antara variabel Kepuasan Pelayanan dan variabel Loyalitas Merek menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan kategori cukup antara variabel Kepuasan Pelayanan dan Loyalitas Merek pada konsumen mahasiswa di Kedai Mie Ayam Palembang Afui dalam penelitian ini. Hal ini dibuktikan melalui hasil analisis korelasi yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi r = 0,428 dengan signifikansi 0,000 p 0,05 yang diuji menggunakan one-tailed test. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai dari Kepuasan Pelayanan pada konsumen mahasiswa dalam penelitian ini, maka semakin tinggi pula Loyalitas Merek yang dimiliki konsumen mahasiswa tersebut. Begitu pula PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebaliknya, semakin rendah Kepuasan Pelayanannya, maka semakin rendah pula Loyalitas Merek yang dimilikinya. Konsumen dengan Kepuasan Pelayanan yang tinggi memiliki respon berupa reaksi emosional positif atas penilaiannya tehadap kinerja aktual pelayanan yang didapatkan pascapembelian, sehingga konsumen tersebut cenderung memiliki Loyalitas Merek yang tinggi. Hasil uji korelasi tersebut didukung dengan penelitian sebelumnya oleh Orias dan Marita 2014 yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai dari sebuah perusahaan akan memberikan kesan tersendiri terhadap kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Penelitian tersebut menunjukkan bagaimana hubungan kepuasan pelayanan karyawan pabrik dan pengecer terhadap loyalitas merek dari konsumen yang merupakan pensiunan di Filipina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen tersebut lebih merasa senang dan puas bila mendapat pelayanan yang baik dari para karyawan. Pelayanan baik ini diantaranya seperti sikap ramah, suka membantu, peduli, dan melayani dengan kasih sayang kepada para konsumen. Kemudian, para konsumen akan mengembangkan loyalitasnya terhadap merek terkait. Apabila dilihat besar koefisien korelasinya r = 0,428 yang memiliki hubungan positif signifikan dengan kategori cukup, peneliti mencoba untuk melihat besar sumbangan efektif dari Kepuasan Pelayanan terhadap Loyalitas Merek dari konsumen mahasiswa di Kedai Mie Ayam Palembang Afui dalam penelitian ini. Peneliti melihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI koefisien determinasi dari Kepuasan Pelayanan sebagai faktor dari Loyalitas Merek melalui nilai R Squared yang tertera pada tabel 20 berikut ini: Tabel 20 Nilai R Squared dari Kepuasan Pelayanan terhadap Loyalitas Merek Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Loyalitas_Merek Kepuasan_Pelayanan ,443 ,197 ,635 ,403 Berdasarkan hasil analisis yang menghasilkan nilai R Squared sebesar 0,197 menunjukkan bahwa Kepuasan Pelayanan memberikan sumbangan efektif sebesar 19,7 terhadap Loyalitas Merek dari konsumen mahasiswa di Kedai Mie Ayam Palembang Afui dalam penelitian ini. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil wawancara pra penelitian yang menunjukkan adanya respon berupa reaksi emosional yang negatif oleh responden setelah mengevaluasi kinerja aktual pada 3 dimensi yang diterima. Pertama, semua responden yaitu MW, MS, MAP dan DA menunjukkan reaksi emosional yang negatif pada dimensi Tangibles, kemudian tiga responden yaitu MS, DA, dan MAP menunjukkan reaksi emosional negatif pada dimensi Responsiveness. Dan dua responden yaitu DA dan MAP memiliki reaksi emosional yang negatif pada dimensi Assurance. Respon yang diutarakan oleh para responden mengenai masing-masing dimensi tersebut kemudian mendukung sumbangan efektif Kepuasan Pelayanan secara keseluruhan hanya sebesar 19,7 terhadap Loyalitas Merek. Hal ini berarti terdapat 80,3 sumbangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI efektif yang dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi loyalitas merek Mie Ayam Palembang Afui yaitu citra merek, reputasi merek, dan kepercayaan terhadap merek Valeoutsu, 2015. 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis Spearman Rho yang menunjukkan bahwa dimensi Tangibles dan variabel Loyalitas Merek memiliki nilai r = 0,331 dengan p = 0,000 p 0,05. Kemudian pada dimensi Reliability dan variabel Loyalitas Merek memiliki nilai r = 0,386 dengan p = 0,000 p 0,05. Selanjutnya, dimensi Responsiveness dan variabel Loyalitas Merek memperoleh nilai r = 0,420 dengan p = 0,000 p 0,05. Dimensi Assurance dan variabel Loyalitas Merek memperoleh nilai r = 0,431 dengan p = 0,000 p 0,05. Pada dimensi Empathy dan variabel Loyalitas Merek memiliki nilai r = 0,280 dengan p = 0,000 p 0,5. Analisis tambahan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa uji korelasi variabel Kepuasan Pelayanan dan variabel Loyalitas Merek memiliki nilai r = 0,428 dengan p = 0,000 p 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy yang dirasakan oleh konsumen mahasiswa dalam penelitian ini, maka semakin tinggi pula Loyalitas Merek yang dimilikinya, dan begitu juga sebaliknya. Secara umum, variabel Kepuasan Pelayanan memiliki hubungan positif yang signifikasn dengan variabel Loyalitas Merek. Hal ini berarti semakin tinggi Kepuasan Pelayanan yang dirasakan oleh konsumen mahasiswa dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penelitian ini, maka semakin tinggi pula Loyalitas Merek yang dimilikinya, dan begitu juga sebaliknya. Kemudian hasil analisis lainnya juga menunjukkan sumbangan efektif dari Kepuasan Pelayanan sebesar 19,7 sebagai faktor yang mempengaruhi Loyalitas Merek dari konsumen mahasiswa di Kedai Mie Ayam Palembang Afui dalam penelitian ini.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti juga perlu untuk menyampaikan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemilihan kata “kedai” digunakan untuk merepresentasikan “merek” dari Mie Ayam Palembang Afui. Hal ini merupakan sebuah error sistematis dalam penelitian ini yang kemudian menyebabkan penggalian karakteristik mengenai merek dari Mie Ayam Palembang Afui menjadi kurang optimal dan mendalam. 2. Adanya sebaran data yang tidak normal pada skala masing-masing dimensi dari Kepuasan Pelayanan. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan Convenience Sampling sebagai teknik pemilihan sampel yang mana peneliti telah menentukan kriteria-kriteria tertentu untuk memilih sampel dari populasi. Teknik pemilihan sampel yang demikian tidak memberikan kesempatan yang sama pada populasi untuk menjadi anggota sampel. Sehingga hasil dari penelitian ini kurang mampu digeneralisasikan untuk semua anggota populasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, berikut adalah saran-saran yang dapat peneliti berikan:

1. Bagi Pihak Kedai Mie Ayam Palembang Afui

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara masing-masing dimensi Kepuasan Pelayanan dan Loyalitas Merek. Maka dari itu diharapkan kepada pihak produsen dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan dari segala dimensi pelayanannya. Pertama, pada dimensi Tangibles, produsen diharapkan dapat memperbaiki fasilitas fisik misalnya lebih rapi dalam menata meja dan kursi serta menambahkan fasilitas toilet di kedai cabang Babarsari. Kemudian produsen juga diharapkan dapat meningkatkan kerapian dalam penampilan para pegawai, serta memberikan peralatan tambahan seperti tissue dan tusuk gigi di setiap mejanya. Kedua, pada dimensi Reliability diharapkan produsen dapat mempertahankan kehandalan pegawainya yang telah mampu melayani konsumen dengan cepat dan tepat termasuk ketika kedai sedang dalam keadaan ramai. Ketiga, pada dimensi Responsiveness, produsen diharapkan dapat meningkatkan lagi kepekaan dan kesiapsiagaan para pegawai sehingga mereka tidak hanya fokus pada pekerjaannya saja, tetapi juga mampu untuk tanggap ketika dibutuhkan oleh konsumen. Keempat, pada dimensi Assurance, produsen juga diharapkan dapat mempertahankan keramahan, sopan santun dan kemampuan para dalam memproses pesanan. Kelima, pada dimensi Empathy, pegawai dari kedai ini diharapkan mampu untuk mempertahankan perhatian dan kepedulian terhadap konsumen secara individual. Saran tersebut diberikan dengan harapan agar dapat meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang dirasakan oleh para konsumen. Ketika konsumen semakin merasakan kepuasan pelayanan, maka loyalitas mereka terhadap merek Mie Ayam Palembang Afui juga akan meningkat. Hal ini kemudian akan berdampak kepada peningkatan reputasi, pemasukan, dan promosi bagi kedai mie ini.

2. Bagi Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki kepuasan pelayanan dan loyalitas merek yang tinggi terhadap Kedai Mie Ayam Palembang Afui. Berdasarkan hal ini maka diharapkan subjek penelitian memiliki referensi untuk mengukur kepuasan pelayanan serta loyalitas merek yang dimilikinya dari Kedai Mie Ayam Palembang Afui maupun kepuasan pelayanan dan loyalitas mereknya dari perusahaan yang sejenis.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

3.1. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat lebih cermat untuk melakukan pemilihan kata dalam penyusunan alat ukur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Loyalitas Merek dan Kepuasan Pelayanan sehingga alat ukur tersebut dapat memberikan stimulus yang lebih tajam kepada subjek sesuai dengan tujuan ukur. 3.2. Sumbangan efektif Kepuasan Pelayanan dalam mempengaruhi Loyalitas Merek bagi konsumen mahasiswa dalam penelitian ini sebesar 19,7. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi loyalitas merek di antaranya citra merek, reputasi merek dan kepercayaan terhadap merek Valeoutsu, 2015. Secara khusus untuk melanjutkan penelitian pada konsumen mahasiswa dari Kedai Mie Ayam Palembang Afui atau pada ranah yang serupa dengan penelitian ini yaitu pada usaha tempat makan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat diketahui berapa besar sumbangan efektif dari faktor lainnya dalam mempengaruhi loyalitas merek pada konsumen mahasiswa Kedai Mie Ayam Palembang Afui. 3.3. Peneliti selanjutnya kiranya juga dapat memberikan kempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk menjadi anggota sampel agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.