Uji Aktivitas Antibakteri Landasan Teori

G. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui kemampuan senyawa uji dalam mengahambat pertumbuhan bakteri dengan mengukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen bakteri Setiabudi and Gan, 2007. Metode yang paling umum digunakan untuk melihat aktivitas antibakteri adalah metode difusi. Metode difusi merupakan metode untuk melihat aktivitas antibakteri suatu senyawa uji dengan pengamatan diameter daerah hambatan bakteri atau zona jernih Jawetz, Melnick, and Adelberg, 1996. Zona jernih yang dihasilkan menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar Pratiwi, 2008. Terdapat tiga cara metode difusi yaitu silinder, sumuran, dan cakram kertas. Metode paper disk menggunakan suatu cakram kertas saring paper disk yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring tersebut diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasi mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji Pelczar and Chan, 1988.

H. Landasan Teori

Menurut Mahalingam and Jasti 2008 penambahan gelling agent dalam sediaan gel dapat meningkatkan viskositas. Karbopol 940 merupakan gelling agent yang memiliki viskositas 40.000 – 60.000 cP, dapat mengontrol atau meningkatkan viskositas pada pH 3,5-11. Humektan digunakan untuk mempertahankan kelembaban dalam sediaan gel Loden, 2001. Semakin besar jumlah humektan yang ditambahkan maka kemampuan untuk mempertahankan kelembaban dalam sediaan gel akan semakin tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi viskositas sediaan. Sorbitol merupakan humektan yang memiliki higroskopis sangat rendah. Sorbitol dapat menjaga statibilitas sediaan gel dengan cara menjaga kelembaban sediaan gel dimana akan mencegah penguapan air dan mengikat lembab Loden, 2001. Kombinasi karbopol 940 dan sorbitol mampu membentuk gel dengan sifat fisik yang baik dan stabil. Komposisi karbopol 940 dan sorbitol optimum yang digunakan dalam gel minyak daun sirih diperoleh dengan menggunakan metode desain faktorial. Desain faktorial menunjukkan hubungan antara variabel bebas yang diteliti untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya. Salah satu bakteri penyebab diare adalah Escherichia coli. Minyak atsiri daun sirih hijau diketahui mengandung 30 senyawa fenol dan derivatnya yang mampu menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Kavikol merupakan derivat fenol yang memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol Sastrohamidjojo, 2004. Selain itu, minyak daun sirih hijau memiliki kandungan eugenol sebesar 9,72-13,41 dan kavibetol sebesar 2,12-12,55 yang dapat memberikan aktivitas sebagai antibakteri Arambawela et al., 2005. Oleh karena itu, dalam penelitian ini minyak atsiri daun sirih hijau ditambahkan dalam sediaan gel hand sanitizer. Pengujian aktivitas antibakteri gel minyak atsiri daun sirih hijau bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau terhadap bakteri Escherichia coli jika diformulasikan dalam sediaan gel yang dibuat. Metode uji yang digunakan adalah difusi paper disk.

I. Hipotesis

1. Karbopol 940 dan sorbitol dapat meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar secara signifikan pada sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. 2. Area komposisi optimum yang diperkirakan sebagai formula optimum gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dapat diperoleh. 3. Gel minyak atsiri daun sirih hijau stabil secara fisik pada penyimpanan selama 30 hari. 4. Sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pola dua arah untuk membandingkan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan. B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas. Variabel bebas adalah konsentrasi karbopol 940 dan sorbitol. b. Variabel tergantung. Variabel tergantung adalah sifat fisik gel yaitu viskositas dan daya sebar, stabilitas gel yaitu pergeseran viskositas setelah 30 hari penyimpanan, dan diameter zona hambat. c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali adalah kualitas daun sirih hijau, kualitas bahan-bahan yang digunakan, kecepatan putar mixer, kondisi penyimpanan gel hand sanitizer, kepadatan suspensi bakteri Escherichia coli, diameter lubang sumuran,