Uji sifat fisik dan stabilitas gel Uji daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau

dengan menggunakan mixer pada skala 1 selama 1 menit. TEA ditambahkan hingga terbentuk gel dengan diaduk menggunakan mixer dengan skala 1 selama 1 menit, pH yang terbentuk disesuaikan dengan pH kulit manusia. Minyak atsiri daun sirih hijau ditambahkan ke dalam campuran dengan diaduk menggunakan mixer dengan skala 1 selama 1 menit.

4. Uji sifat fisik dan stabilitas gel

a. Uji organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan diamati bau, warna, konsistensi dan homogenitas gel pada 48 jam setelah pembuatan. b. Uji pH Uji pH dilakukan dengan bantuan indikator pH dengan dimasukkan ke dalam sediaan gel dan dibandingkan dengan standar. c. Uji daya sebar Uji daya sebar sediaan gel dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Uji daya sebar dilakukan dengan cara 0,5 gram gel ditimbang lalu gel diletakkan ditengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lainnya dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, dan dicatat diameter sebarnya Garg et al, 2002. Uji daya sebar dilakukan dua kali, yaitu dua hari setelah pembuatan gel dan setelah gel disimpan selama 30 hari pada suhu kamar. d. Uji viskositas Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04 dengan cara gel dimasukkan ke dalam wadah viscotester hingga hampir penuh. Rotor dibenamkan ke dalam sediaan hingga batas tertentu. Alat viscotester dihidupkan, rotor berputar, jarum penunjuk skala akan bergerak dan menunjukkan besaran nilai viskositas. Nilai viskositas diketahui dengan membaca angka pada skala yang sesuai dengan rotor yang digunakan. Sediaan gel dianggap memiliki stabilitas yang baik jika memiliki persentase pergeseran viskositas kurang dari 10 Zatz et al, 1996. Uji viskositas dilakukan dua kali, yaitu dua hari setelah pembuatan gel dan setelah gel disimpan selama 30 hari pada suhu kamar Voight, 1994.

5. Uji daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau

a. Pembuatan suspensi Escherichia coli Sebanyak satu ose koloni bakteri Escherichia coli diambil dari stok bakteri, bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media Muller Hinton Broth MHB steril dan diinkubasi. Kekeruhan suspensi bakteri Escherichia coli disesuaikan dengan standar 0,5 Mac Farland Gupte, 2006. b. Pembuatan kontrol media Media Muller Hinton Agar MHA steril dituang ke dalam cawan petri dan ditunggu hingga memadat. Setelah memadat, cawan petri diinkubasi. Setelah inkubasi, cawan kontrol diamati dan dibandingkan dengan perlakuan. c. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri Suspensi bakteri dituang dalam cawan petri. Media MHA steril ditambahkan, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri diinkubasi. Selanjutnya, pertumbuhan bakteri uji diamati melalui kekeruhan media dan dibandingkan dengan perlakuan. d. Uji daya antibakteri gel terhadap Escherichia coli Suspensi bakteri dituang dalam cawan petri. Media MHA steril ditambahkan, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri merata. Media dibiarkan memadat lalu diletakkan paper disk berukuran 6 mm yang sebelumnya telah dicelupkan dalam formula gel perlakuan atau basis kontrol negatif. Sebanyak 5 paper disk diletakkan dalam cawan petri. Setiap paper disk mengandung gel formula F 1 , formula F a , formula F b , formula F ab , dan basis. Cawan petri diinkubasi. Selanjutnya, diameter zona hambat diukur dan dibandingkan dengan kontrol positif. Kontrol positif yang digunakan adalah minyak daun sirih hijau dengan konsentrasi 5 yang sebelumnya telah dilakukan uji aktivitas antibakteri. Replikasi pengujian dilakukan tiga kali Kusmiyati, 2006. F. Analisis Hasil Data yang diperoleh adalah data organoleptis, uji pH, uji viskositas dan uji daya sebar 48 jam setelah pembuatan, pergeseran viskositas selama masa penyimpanan 30 hari, pergeseran daya sebar selama masa penyimpanan 30 hari, dan uji daya antibakteri. Data sifat fisik yaitu viskosistas dan daya sebar, dianalisis menggunakan Design Expert 9.0.4 dengan taraf kepercayaan 95. Formula pada area optimum dipilih dan diuji kembali sifat fisiknya lalu dibandingkan dengan nilai respon teoretisnya menggunakan uji T tidak berpasangan pada perangkat lunak R Studio dengan taraf kepercayaan 95 sebagai hasil verifikasi komposisi area optimum yang diperoleh. Data stabilitas fisik berupa pergeseran viskositas dan daya sebar. Data pergeseran viskositas dan daya sebar yang memiliki sebaran data normal dan homogen diuji dengan menggunakan uji T berpasangan t-test pada perangkat lunak R Studio. Nilai p-value 0,05 menunjukkan adanya perbedaan tidak signifikan. Pada data uji daya antibakteri, dilakukan penghitungan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk dari ketiga replikasi yang dilakukan. Rata- rata diameter zona hambat sediaan dibandingkan dengan diameter zona hambat kontrol positif menggunakan Wilcoxon test untuk mengetahui signifikansi perbedaannya. 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakterisasi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau

Pada penelitian ini menggunakan minyak atsiri daun sirih hijau Oleum Piper betle L. diperoleh dari CV. Nusa Aroma Tangerang. Identifikasi minyak atsiri daun sirih hijau dapat dibuktikan dengan membandingkan hasil karakterisasi dengan Certificate of Analysis COA Lampiran 1. Verifikasi dilakukan oleh penulis untuk uji organoleptis dan indeks bias, sedangkan uji bobot jenis dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta. Tujuan pengujian ini untuk memastikan kualitas identitas dari minyak atsiri daun sirih hijau yang diperoleh. Hasil karakterisasi minyak atsiri daun sirih hijau dijabarkan dalam tabel IV. Tabel IV. Hasil karakterisasi minyak atsiri daun sirih hijau Uji Hasil Karakterisasi COA Organoleptis Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Khas aromatik minyak daun sirih Aromatik minyak daun sirih Cair Cair Bobot jenis 0,97 ± 0,00 1,044-1,054 Indeks bias 1,514 ± 0,0005 1,514 Berdasarkan tabel IV, menunjukkan bahwa organoleptis dan indeks bias minyak atsiri daun sirih hijau telah sesuai dengan COA, sedangkan nilai bobot jenis minyak atsiri daun sirih hijau pada hasil karakterisasi tidak masuk dalam COA. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perubahan stabilitas fisik minyak atsiri daun sirih hijau yang digunakan. Perubahan warna terlihat pada minyak atsiri daun sirih hijau, ini terjadi karena terdapat paparan udara pada