pembelajaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode belajar antara lain:
1 Kesesuaian dengan tujuan yang akan dicapai
2 Waktu yang diperlukan
3 Kelengkapan fasilitas
4 Jenis dan karakteristik pembelajaran.
D. Model Proyek
1. Pengertian
Model proyek menurut Suparno 2013:135-136 adalah pembelajaran Fisika atau sains dimana siswa secara mandiri atau berkelompok membuat sesuatu
proyek yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika atau sains yang sedang dipelajari. Dengan model proyek siswa menjadi semakin semangat dalam
mempelajari Fisika atau sains karena pelaksanaan kegiatan proyek ini dapat dilakukan di luar jam sekolah. Karena kegiatannya berlangsung di luar jam
sekolah, maka hal ini akan membuat para siswa semakin semangat dalam menemukan solusi atas persoalan Fisika atau sains yang mereka pelajari.
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di
mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik
mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan
siswa untuk
bekerja secara
mandiri dalam
mengkostruksikannya dalam produk nyata Buck Institue for Eduction, 2001. Dari kedua pandangan di atas, menunjukkan bahwa model proyek sebagai
salah satu model dalam pembelajaran sains atau Fisika, dimana siswa diminta untuk membuat suatu proyek yang bermanfaat bagi para siswa dalam menemukan
penyelesaian persoalan yang dihadapi. 2.
Komponen-komponen Model Proyek Menurut Suparno 2013: 135 model proyek ini terdiri atas beberapa
dalam model pembelajaran sains atau Fisika, yakni: 1
Model inquiry Menurut Trowbridge dan Bybee 1996, dalam Suparno, 2013: 71 model
inquiry adalah suatu model dimana melibatkan saintis atau siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang fenomena alam yang terjadi, kemudian
secara sistematis berusaha untuk menemukan sendiri atas pertanyaan yang diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum melakukan penyelidikan atau
menggunakan model inquiry dalam suatu pembelajaran, para siswa atau saintis diminta untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kesulitan yang
mereka temui kemudian dilakukan penyelidikan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan itu.
Kindvatter, dkk 1996, dalam Suparno, 2013:71 menjelaskan bahwa model inquiry sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan
berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematis.
Dari kedua pandangan di atas ditunjukkan bahwa model inquiry ini merupakan salah satu model yang bersifat konstruktivisme dimana suatu
pengetahuan yang baru diperoleh dari hasil penyelidikan yang melibatkan cara berpikir kritis siswa untuk menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapinya.
2 Model discovery
Menurut Suparno 2013 : 78 model discovery adalah suatu model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan
sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa dapat mengerti lebih dalam. Hal ini menunjukkan bahwa selama melakukan penemuan sendiri atas
kesulitan yang dihadapi, siswa akan mengerti dimana letak kesalahannya, dan akan menjadi lebih tahu untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
3 Cooperative learning
Menurut Suparno 2013: 143 model cooperative learning adalah model pembelajaran dimana siswa dibiarkan belajar bersama dalam kelompok dengan
saling mendukung, menguatkan, membantu, mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai materi yang dipelajari. Dalam belajar bersama atau
cooperative learning hal yang sangat ditekankan adalah kekompakan dalam