2.3.4 Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Hendriksen 1991:203 mendefinisikan pengungkapan disclosure sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian
secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib mandatory yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang
didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela voluntary yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan
minimum dari paraturan yang berlaku. Setiap unitpelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang
saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan.
Nurlela dan Islahudin 2008 mengungkapkan bahwa corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat sukarela
voluntary, belum diaudit unaudited, dan tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu unregulated.
Corporate Social Responsibility CSR disclosure merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaanberkaitan dengan aktivitas
lingkungan dan sosial di dalam laporan tahunan perusahaan Rakhiemah dan Agustia, 2009 dalam Djuitaningsih dan Ristiawati, 2011. Pengukuran CSR
Disclosure padapenelitian ini menggunakan indeks, dimana instrumen pengukuran checklist yang digunakan mengacu pada instrumen yang telah
ditetapkan oleh Global Reporting Initiative GRI dalam Sustainability Reporting Guidelines SRG. Instrumen ini mengelompokkan informasi CSR
kedalam 7 kategori, yakni lingkungan, energi, keselamatan tenaga kerja, lain- lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Pengukuran ini
telah digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu Sembiring ,2005, Suratno dkk,
Universitas Sumatera Utara
2008, serta Rakiemah dan Agustia, 2009. Kategori ini terbagi dalam 90 item pengungkapan. Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII G.2, tentang laporan
tahunan, maka dilakukan penyesuaian atas item-item tersebut untuk dapat diaplikasikan di Indonesia, sehingga tersisa 78 item pengungkapan. Jumlah
ini kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing sektor industri. Pendekatan untuk mengukur CSRDI pada dasarnya menggunakan pendekatan
dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Skor dari tiap item
kemudian, dijumlahkan untuk mendapatkan keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Sehingga menghasilkan suatu rasio nilai corporate social
responsibility.
2.4 Nilai Perusahaan