diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan; 3 Para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki dan
mengembangkan kebijakan dan program lingkungan; 4 LSM dan pecinta lingkungan semakin vokal dalam melakukan kritik terhadap perusahaan-
perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan
2.3.3 Corporate Social Responsibility
Konsep Corporate Social Responsibility pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953 dan sejak itu hingga sekarang telah
mengalami ‘pengayaan’ konsep. Perkembangan konsep corporate social responsibility yang terjadi selama kurun waktu lima puluh tahun tersebut, tak
pelak lagi telah banyak mengubah orientasi corporate social responsibility. Ardianto dan Machfudz, 2011. Bila pada awalnya aktivitas corporate social
responsibility lebih dilandasi oleh kegiatan yang bersifat ‘filantropi’, maka saat ini kita melihat bahwa corporate social responsibility telah dijadikan sebagai salah
satu strategi perusahaan untuk meningkatkan ‘citra perusahaan’ yang akan turut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Penerapan corporate social responsibility di perusahaan menjadi semakin penting dengan munculnya konsep Sustainable Development oleh The World
Business Council for Sustainable Development WBCSD. Seiring dengan itu maka konsep corporate social responsibility mengalami penyesuaian dan
dikembangkan dalam bingkai sustainable development. Hal ini tercermin dari defenisi yang diberikan oleh WBCSD yakni Corporate Social Responsibility
perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para
Universitas Sumatera Utara
karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Menurut Hasibuan 2001 Corporate Social Responsibility adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya
dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Dengan konsep ini, kendati secara moral tujuan perusahaan untuk
mengejar keuntungan adalah sesuatu yang baik, tetapi tidak dengan sendirinya perusahaan dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu dengan mengorbankan
kepentingan pihak-pihak lain. Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab
kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat lokal. Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini
merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang
disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan sustainable development. Sustainibility Reporting harus menjadi dokumen
strategis yang berleval tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang membawanya menuju kepada core business dan
sektor industrinya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan