Jenis-jenis al-mudharabah AL-MUDHARABAH TRUST FINANCING, TRUST INVESTMENT 1. Pengertian Al-Mudharabah

a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebgainya. b. Deposito special special investment, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja. Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk : a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal. Seperti dikemukakan dimuka bahwa al-mudharabah dapat dilakukan dengan memisahkan atau mencampurkan al-mudharabah. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai hal itu. a. Pemisahan total antara dana al-mudharabah dapat dilakukan dan harta-harta lainya, termasuk harta mudharib teknik ini memilki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teknik ini adalah bahwa pendapatan dan biaya dapat dipisahkan dari masing-masing dana dan dapat dihitung dengan akurat. Selain itu, keuntungan atau kerugian dapat dihitung dan dialokasikan dengan akurat.Kelemahan teknik ini terutama menyangkut masalah moral hazard dan preferensi investasi si mudharib. Akan timbul pertanyaan, diantaranya adalah ke portofolio mana dana tersebut di investasikan ? dalam portofolio mana account officer ditugaskan? Bagaimana si mudharib bank menjelaskan jika rate of returndari dana pemegang saham ternyata lebih besar dibandingkan dengan rate of return dana al-mudharabah ? b. Dana al-mdharabah dicampurdan disatukan dengan sumber-sumber dana lainya. Sistem ini menghilangkan munculnya masalah etika dan moral hazard seperti diatas, namun dalam sistem ini pendapatan dan biaya al-mudharabah tercampur dengan pendapatan dan biaya lainya. Hal ini menimbulkan sedikit kesulitan akunting dalam memproses alokasi keuntungan atau kerugian antara pemegang saham dan pemegang rekening.

5. Manfaat Al-Mudharabah

a. Manfaat Al-Mudharabah 1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. 2 Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread. 3 Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. 4 Bank akan lebih selektif dan hati-hati prudent mencari usaha yang benar- benar dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. 5 Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabahal-musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi. b. Risiko al-mudharabah Risiko yang terdapat dalam al-mudharabah, terutama pada penerapanya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Diantaranya : 1 Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti disebut dalam kontrak; 2 Lalai dan kesalahan yang disengaja; 3 Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.

6. Kontrak Al-Mudharabah

Prinsip bagi hasil profit sharing merupakan karakterristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank islam secara keseluruhan. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib ‘pengelola’, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal ‘penyandang dana’. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. Disisi lain, dengan pengusahapeminjam dana, bank islam akan bertindak sebagai shahibul maal penyandang dana. Baik yang berasal dari tabungandepositogiro maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang saham. Sementara itu, pengusahapeminjam akan berfungsi sebagai