Tingkatan Produk Produk 1. Pengertian Produk
Barang-barang deposito yang telah disebutkan diatas mempunyai relasi yang erat dengan perbankan islam dalam tatacara aktivitas yang berbeda-beda
melalui segala jenis deposito, baik deposito uang yang khusus ditujukan untuk tujuan tertentu, deposito surat-surat berharga, atau deposito lainya. Pencucian
uang hendaknya tidak difasilitasi oleh pihak perbankan. Pihak bank diperkenankan untuk melakukan transaksi bagi hasil dengan deposito, asal
ditujukan untuk kepentingan nasabah dan hal itu juga dikehendaki olehnya.
28
Menurut Sarjana Pakistan Shahrukh R. Khan, ketika perbankan islam diperkenalkan pada tahun 1980-an tidak terjadi perubahan yang tiba-tiba dari
deposito pembagian untung rugi, terhadap beberapa bank. Uang yang memasukan sistem pembagian untung rugi, terutama berasal dari adanya deposito dengan
sangat sedikit dana pembagian untung rugi baru nasabah atas dasar pembagian untung rugi muncul sebagian besar yang didorong oleh perolehan finansial bukan
karena sebuah keyakinan agama bahwa bunga dilarang.
29
Laba dalam deposito setiap waktu bisa diambil demand deposits. Ketika teori perbankan islam mulai dikembangkan sejak tahun 1940-an hingga 1970-an,
didunia industri sebagaimana juga negara-negara terbelakang, deposito yang setiap waktu bisa diambil dan deposito uang yang ada di bank biasanya atas dasar
bebas bunga.
30
Karena tidak ada bunga yang dibayarkan pada deposito ini teoritisi
28
Lihat al-mughni karangan ibnu qudamah juz 5 halaman 75
29
Khan, Profit and Loss Sharing, hlm. 141-143
30
Bahwa sebuah bank berdaarkan bunga bisa berhasil dengan baik didalam pembentukan modal dan mengangkat standarhidup dari masyrakat bahkan diantara masyarakat yang paling miskin,
dicontohkan oleh The Grameen Bank of Bangladesh. Meskipun Grameen Bank berdasarkan bunga, hakikat bank dan kepedulianya terahadap orang miskin dan kemanusiaan dalam mendekati
klienya menyebabkan keberhasilanya. Keberhasilan ini tidak dihambat oleh bunga.
perbankan islam menyatakan bahwa deposito yang setiap saat bisa diambil itu islami.
Sebagaimana dilihat oleh bank-bank, dasar islam terhadap deposito yang bisa diambil setiap waktu at call deposits adalah konsep wadi’a.
31
Wadi’a didefinisikan menurut mazhab hukum Maliki, sebagai “melakukan kontrak
keagenan untuk tujuan melindungi kekayan seseorang”.
32
Definisi yang diberikan oleh Hanafi, Syafi’i dan Hanbali setuju atas unsur utama dari definisi ini, yaitu
pengutusan kepada kelompok lain yang berfungsi melindungi kekayaan seseorang.
33
Jika bank mengalami kerugian dalam transaksi dengan modal pinjaman, maka kerugian ditanggung oleh bank itu sendiri dan pemegang uang yang ada
dibank masih berhak terhadap laba jumlah uang seluruhnya. Hal yang sama, jika Bank memperoleh keuntungan, maka keuntungan itu adalah milik Bank dan
pemegang uang tidak bisa mengambil bagian, hanya berhak atas sejumlah uang yang didepositokan.
34
Argumen Bank Islam adalah bahwa karena Bank itu sebenarnya meminjam uang dari nasabah, ia hanya diwajibkan untuk mengembalikan
sejumlah yang dipinjamkan, nasabah tidak berhak untuk setiap laba, berdasarkan peraturan dalam hukum islam bahwa “setiap pinjaman yang menghasilkan
31
Ibid., hlm. 144
32
Jaziri, Fiqih, III, hlm. 248
33
Ibid., hlm. 248-249
34
Siddiqi, Banking Without Interest, hlm. 48-49