Kesalahan – kesalahan besar 1. Tujuan pengukuran titik- titik detail metode

348 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri

12.1.15 Pengukuran untuk pembuatan peta topografi cara tachymetri

Salah satu unsur penting pada peta topografi adalah unsur ketinggian yang biasanya disajikan dalam bentuk garis kontur. Menggunakan pengukuran cara tachymetry, selain diperoleh unsur jarak, juga diperoleh beda tinggi. Bila theodolite yang digunakan untuk pengukuran cara tachymetry juga dilengkapi dengan kompas, maka sekaligus bisa dilakukan pengukuran untuk pengukuran detil topografi dan pengukuran untuk pembuatan kerangka peta pembantu pada pengukuran dengan kawasan yang luas secara efektif dan efisien. a. Alat ukur yang digunakan pada pengukuran untuk pembuatan peta topografi cara tachimetry menggunakan theodolite berkompas adalah: theodolite berkompas lengkap dengan statif dan unting-unting, rambu ukur yang dilengkapi dengan nivo kotak dan pita ukur untuk mengukur tinggi alat. b. Data yang harus diamati dari tempat berdiri alat ke titik bidik menggunakan peralatan ini meliputi: azimuth magnet, benang atas, tengah dan bawah pada rambu yang berdiri di atas titik bidik, sudut miring, dan tinggi alat ukur di atas titik tempat berdiri alat. c. Keseluruhan data ini dicatat dalam satu buku ukur.

12.1.16 Tata cara pengukuran detail cara tachymetri menggunakan

theodolite berkompas Pengukuran detil cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta sudut miring m. a. Tempatkan alat ukur di atas titik kerangka dasar atau titik kerangka penolong dan atur sehingga alat siap untuk pengukuran, ukur dan catat tinggi alat di atas titik ini. b. Dirikan rambu di atas titik bidik dan tegakkan rambu dengan bantuan nivo kotak. c. Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan tegak garis diafragma berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian kencangkan kunci gerakan mendatar teropong. d. Kendorkan kunci jarum magnet sehingga jarum bergerak bebas. Setelah jarum setimbang tidak bergerak, baca dan catat azimuth magnetis dari tempat alat ke titik bidik. 349 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri e. Kencangkan kunci gerakan tegak teropong, kemudian baca bacaan benang tengah, atas dan bawah serta catat dalam buku ukur. Bila memungkinkan, atur bacaan benang tengah pada rambu di titik bidik setinggi alat, sehingga beda tinggi yang diperoleh sudah merupakan beda tinggi antara titik kerangka tempat berdiri alat dan titik detil yang dibidik. f. Titik detil yang harus diukur meliputi semua titik alam maupun buatan manusia yang mempengaruhi bentuk topografi peta daerah pengukuran.

12.1.17 Kesalahan pengukuran

cara tachymetri dengan theodolite berkompas Kesalahan alat, misalnya:

1. Jarum kompas tidak benar-benar lurus 2. Jarum kompas tidak dapat bergerak

bebas pada prosnya.Garis bidik tidak tegak lurus sumbu mendatar salah kolimasi.

3. Garis skala 0° - 180° atau 180° - 0°

tidak sejajar garis bidik.

4. Letak teropong eksentris. 5. Poros penyangga magnet tidak sepusat

dengan skala lingkaran mendatar.

a. Kesalahan pengukur, misalnya:

1. Pengaturan alat tidak sempurna temporary adjustment. 2. Salah taksir dalam pemacaan 3. Salah catat, dll. nya.

b. Kesalahan akibat faktor alam,

misalnya : 1. Deklinasi magnet. 2. Refraksi lokal.

12.1.18 Pengukuran Tachymetri Untuk Pembuatan Peta Topografi Cara

Polar. Posisi horizontal dan vertikal titik detil diperoleh dari pengukuran cara polar langsung diikatkan ke titik kerangka dasar pemetaan atau titik kerangka penolong yang juga diikatkan langsung dengan cara polar ke titik kerangka dasar pemetaan. Unsur yang diukur: a. Azimuth magnetis titik ikat ke titik detail b. Bacaan benang atas, tengah, dan bawah c. Sudut miring, dan d. Tinggi alat di atas titik ikat.