Perhitungan Galian Timbunan Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 3 Kelas 12 Iskandar Muda Purwaamijaya 2008

409 14 Perhitungan Galian dan Timbunan

14.3 Metode-metode perhitungan galian dan timbunan

2. Untuk menentukan peralatan alat-alat berat yang digunakan pada pekerjaan galian maupun timbunan, dengan mempertimbangkan kemampuan daya operasional alat tersebut. Galian dan timbunan berdimensi volume meter kubik. Volume dapat diperoleh secara teoritis melalui perkalian luas dengan panjang. Galian dan timbunan untuk keperluan teknik sipil dan perencanaan diperoleh melalui perolehan luas rata-rata galian atau timbunan di dua buah profil melintang yang dikalikan dengan jarak mendatar antara kedua profil melintang tersebut. Galian dan timbunan banyak digunakan untuk kepentingan pembuatan jalan raya, saluran irigasi, dan aplikasi lain, seperti pembangunan ka vling untuk perumahan. Teknologi pengukuran dan pemetaan yang digunakan saat ini sudah sangat demikian berkembang. Survei lapangan dapat diperoleh secara cepat dan tepat menggunakan perlatan Total Station atau GPS Global Positioning System dan diikuti oleh sistem perekaman data yang dapat langsung diolah oleh komputer dan dengan menggunakan berbagai macam perangkat lunak CAD dapat langsung disajikan informasi grafis beserta luas dan nilai galian timbunannya. Pengukuran volume langsung jarang dikerjakan dalam pengukuran tanah, karena sulit untuk menerapakan dengan sebenar- benarnya sebuah satuan tehadap material yang terlibat. Sebagai gantinya dilakukan pengukuran tidak langsung. Untuk memperolehnya dilakukan pengukuran garis dan luas yang mempunyai kaitan dengan volume yang diinginkan. Namun sebelum membahas lebih lanjut marilah kita ketahui tentang apa yang dimaksud dengan tampangpenampang baik itu tampang memanjang, maupun tampang melintang serta kegunaanya. Penampang merupakan gambar irisan tegak. Bila pada peta topografi bisa dilihat bentuk proyeksi tegak model bangunan, maka pada gambar penampang bisa dilihat model potongan tegak bangunan dalam arah memanjang ataupun melintang tegak lurus arah potongan memanjang. Bisa dipahami bahwa gambar penampang merupakan gambaran dua dimensi dengan elemen unsur jarak datar dan ketinggian. Unsur-unsur rupa bumi alamiah ataupun unsur-unsur buatan manusia yang ada dan yang akan dibuat disajikan dalam gambar

14.2 Galian dan timbunan

410 14 Perhitungan Galian dan Timbunan a b perahu pengukuran d FP FP FP P penampang. Pada gambar penampang dibuat dan disajikan rencana dan rancangan bangunan dalam arah tegak. Skala horizontal pada gambar penam pang umumnya lebih kecil dibanding skala tegak. Pengukuran penampang bisa dilakukan dengan mode teristris, fotografis ataupun ekstra teristris. Tergantung pada jenis pekerjaan dan kondisi medannya, pengukuran penampang bisa dilakukan dengan cara langsung ataupun tidak langsung menggunakan alat sipat datar, theodolite atau alat sounding untuk pengukuran pada daerah berair yang dalam. Gambar 384. Sipat datar melintang Gambar 385. Tongkat sounding Penampang memanjang Penampang memanjang umumnya dikaitkan dengan rencana dan rancangan memanjang suatu rute jalan, rel, sungai atau saluran irigasi misalnya. Irisan tegak penampang memanjang mengikuti sumbu rute. Pada rencana jalan, potongan memanjang umumnya bisa diukur langsung dengan cara sipat datar kecuali pada lokasi perpotongan dengan sungai, yaitu potongan memanjang jalan merupakan potongan melintang sungai. Pada perencanaan sungai, potongan memanjang umumnya tidak diukur langsung tetapi diturunkan dari data ukuran potongan melintang. 411 14 Perhitungan Galian dan Timbunan Skala jarak horizontal gambar penampang memanjang mengikuti skala peta rencana rute sedangkan gambar skala tegak ketinggian dibuat pada skala 1 : 100 atau 1 : 200. Gambar potongan memanjang suatu rute umumnya digambar pada satu lembar bersama-sama dengan peta. Penampang melintang Penampang melintang merupakan gambar irisan tegak arah tegak lurus potongan memanjang. Gambar penampang melintang secara rinci menyajikan unsur alamiah dan unsur rancangan sehingga digunakan sebagai dasar hitungan kuantitas pekerjaan. penampang melintang juga umum digunakan sebagai data penggambaran peta totografi sepanjang rute. Penampang melintang umumnya diukur selebar rencana melintang bangunan ditambah daerah penguasaan bangunan atau hingga sejauh jarak tertentu di kanan dan kiri rute agar bentuk dan kandungan elemen rupa bumi cukup tersajikan untuk informasi perencanaan. Cara pengukuran penampang melintang bisa menggunakan alat sipat datar, theodolite atau menggunakan echo sounder untuk sounding pada tempat berair yang dalam. Pada pengukuran potongan melintang sungai bisa dipahami bahwa sumbu sungai tidak selalu merupakan b agian terdalam sungai. Data lain yang harus disajikan pada potongan melintang sungai adalah ketinggian muka air terendah dan ketinggian muka air tertinggi atau banjir. Pada perencanaan rute juga dikenal gambar penampang melintang baku - PMB typical cross section, yaitu bakuan rancangan Gambar 386. Potongan tipikal jalan l 412 14 Perhitungan Galian dan Timbunan melintang yang menunjukkan struktur rancangan arah melintang. PMB jalan misalnya, menunjukkan tebal struktur perkerasan jalan, cara penggalian dan penimbunan serta sarana drainase kanankiri jalan side ditch bila diperlukan. Tergantung dari jenis tanah maka akan ada beberapa tipe potongan normal. Ketinggian sumbu pada permukaan tipe potongan normal adalah ketinggian rencana arah vertikal. Berdasarkan tipe potongan normal yang digunakan, dibuat gambar konstruksi melintang sehingga kelihatan bentuk gambar konstruksi selengkapnya sesuai keadaan muka tanah setempat. Gambar konstruksi pada potongan melintang ini harus dipatok di lapangan untuk dikerjakan dan digunakan sebagai dasar hitungan volume pekerjaan. Dalam perhitungan Galian dan timbunan sebaiknya terlebih dahulu di buat rencana pekerjaan misalnya rencana pembuatan atau pengembangan jalan. Pematokan dan prosedur pematokan stak ing out Sebelum memulai perhitungan galian dan timbunan, pekerjaan diawali dengan pematokan stake out. Pematokan bertujuan untuk menandai wilayah mana saja yang akan terkena galian dan timbunan, atau bagian-bagian di lapangan yang menjadi bakal proyek. Pematokan untuk jalan dilakukan sepanjang sumbu alignment horizontal biasanya selalu setiap kelipatan jarak genap, misalnya setiap 100 m pada perencanaan pendahuluan, setiap 50 m pada detailed design dan tiap 25 m pada saat pelaksanaan konstruksi. Pada bagian lurus, bila tidak ada halangan maka pematokan bisa dilakukan langsung dengan menarik meteran mendatar. Gambar 387. Contoh penampang galian dan timbunan 413 14 Perhitungan Galian dan Timbunan Misal stasion awal proyek berada pada sta 12 + 357.50, maka patok pertama untuk pematokan tiap 50 meter adalah : sta 12 + 400.00 yang berjarak 42.50 meter dari sta 12 + 357.50. Patok-patok berikutnya pada bagian lurus adalah sta 12 + 450.00, 12 + 500.00 dst. Cara pematokan sepanjang bagian tangent dan sepanjang lengkung lingkaran biasa dilakukan menggunakan theodolite, pita ukur, jalon, patok dan atau paku untuk menandai dan membuat titik pengikatan patok stasion. Prose dur pematokan: 1. Alat yang digunakan: sipat datar dengan sepasang rambu, pita ukur, mistar, kuas. Gambar 389. Meteran gulung Gambar 390. Pesawat theodolite EDM Gambar 391. Jalon Gambar 392. Rambu ukur 2. Dirikan sipat datar di lokasi pematokan dan bidikkan ke titik rujukan ketinggian. Gambar 393. Stake out pada bidang datar 414 14 Perhitungan Galian dan Timbunan Gambar 394. Stake out pada bidang yang berbeda ketinggian Gambar 395. Stake out beberapa titik sekaligus 3. Hitung ketinggian garis bidik dan hitung bacaan rambu pada suatu titik rencana. 4. Pasang tanda ketinggian pada patok pengikat sumbu di kanan dan kiri rute sesuai rencana. Setelah pekerjaan stake out selesai, pekerjaan galian dan timbunan dapat dimulai dengan mengolah data yang diperoleh dari lapangan untuk selanjutnya diolah. Ada tiga sistem utama yang dipakai: metode tampang melintang, metode luas satuan atau lubang galian sumbang dan metode luas garis tinggi.

1. Metode tampang irisan melintang cross section method

Metode tampang melintang dipakai hampir khusus untuk menghitung volume pada proyek-proyek konstruksi yang memanjang misalnya jalan raya, jalan baja, dan kanal saluran. Dalam prosedur ini, setelah sumbu diberi pancang, profil tanah yang disebut penampang melintang dibuat tegak lurus pada sumbu, biasanya dengan selang 50 atau 100 ft. Pembuatan tampang melintang terdiri atas pengukuran elevasi-elevasi tanah dan jaraknya yang bersangkutan secara orthogonal kekiri dan kekanan sumbu, titik tinggi dan rendah, dan lokasi- lokasi dimana perubahan lereng terjadi untuk menentukan dengan teliti profil tanah. Pekerjaan i ni dapat dilaksanakan di lapangan memakai sebuah alat sipat datar, rambu sipat datar dan pita ukur tanah.

a. Metode potongan melintang rata-rata

Luas potongan melintang A 1 dan A 2 pada kedua ujung diukur dan dengan menganggap bahwa perubahan luas potongan melintang antara kedua ujung itu 415 14 Perhitungan Galian dan Timbunan sebanding dengan jaraknya, luas A 1 dan A 2 tersebut dirata -rata. Akhirnya volume tanah dapat diperoleh dengan mengalikan luas rata -rata tersebut dengan jarak L dengan kedua ujung. L A A V ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = 2 2 1 Keterangan : V = Volume A1 = Luas penampang kesatu A2 = Luas penampang kedua L = Panjang dari luas tampang ke satu ke luas tampang dua Gambar 396. Volume cara potongan melintang rata-rata

b. Metode jarak rata-rata

Jarak L 1 dan L 2 sebelum dan sesudah potongan A 1 dan A 2 di rata - rata dan untuk menghitung volume tanahnya, har ga rata- rata ini dikalikan dengan luas potongan lintang A o. ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = 2 2 1 L L A V Gambar 397. Volume cara jarak rata-rata Pada daerah datar di mana perubahan profil-profil melintang dan memanjang biasanya kecil sekali, harga jarak rata -rata adalah titik pengukuran L. AL L L A V = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = 2 2 1

c. Volume prisma dan piramid kotak

Rumus volume prisma yaitu: 2 1 4 6 A A A h V m + + = Di mana: h = tinggi prisma A 1 = luas bidang atas prisma A 2 = luas bidang bawah prisma A m = luas bidang yang melalui tengah- tengah tinggi h