345
12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri
lereng dan ditunjukkan oleh garis-garis pendek ditempatkan antara kurva-kurva
elevasi. Tachymetri diagram lainnya pada dasarnya
bekerja atas bekerja atas prinsip yang sama: Sudut vertikal secara otomatis
dipampas oleh pisahan garis stadia yang beragam. Sebuah tachymetri swa-reduksi
memakai sebuah garis horizontal tetap pada sebuah diafragma dan garis horizontal
lainnya pada diafragma kedua yang dapat bergerak, yang bekerja atas dasar
perubahan sudut vertikal. Kebanyakan alidade planset memakai suatu jenis
prosedur reduksi tachymetri. Sebuah rambu topo khusus yang berkaki
dapat dipanjangkan dengan angka nol terpasang pada t.i. biasanya dianjurkan
untuk dipakai agar instrumen tachymetri sepenuhnya swa-baca.
12.1.8 Prosedur Lapangan
Prosedur yang benar menghemat waktu dan mengurangi sejumlah kesalahan dalam
semua pekerjaan ukur tanah. Prosedur ini menyebabkan pemegang
instrumen dapat membuat sibuk sekaligus dua atau tiga petugas rambu di tanah
terbuka di mana titik-titik yang akan ditetapkan lokasinya terpisah jauh. Urutan
yang sama dapat dipakai bila menggunakan busur Beaman, tetapi pada langkah 4 skala
V ditepatkan pada sebuah angka bulat, dan pada langkah 7 pembacaan-pembacaan
skala-H dan skala-V dicatat. Sewaktu membaca jarak optis setelah
benang bawah ditempatkan pada sebuah tanda foot bulat, benang tengah tidak tepat
pada t.i. atau pembagian skala terbaca untuk sudut vertikal. Ini biasanya tidak
menyebabkan galat yang berarti dalam proses reduksi kecuali pada bidikan-bidikan
panjang dan sudut-sudut vertikal curam. Bila rambu tidak tegak lurus tentu saja akan
menyebabkan galat-galat yang berarti dan untuk mengatasi masalah ini dipakai nivo
rambu. Urutan pembacaan yang paling sesuai
untuk pekerjaan tachymetri yang melibatkan sudut vertikal adalah sebagai
berikut : a. Bagi dua rambu dengan benang
vertikal. b. Dengan benang tengah kira-kira t.i.
letakkan benang bawah pada tanda sebuah foot bulat, atau desimeter pada
rambu metrik. c. Baca benang atas, dan di luar kepala
kurangkan pembacaan benang bawah untuk memperoleh perpotongan rambu,
catat perpotongan rambu. d. Gerakan benang tengah ke t.i. dengan
memakai sekrup penggerak halus vertikal.
e. Perintahkan pemegang rambu untuk pindah titik ke berikutnya dengan
tenggara yang benar.
346
12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri
f. Baca dan catatlah sudut horizontalnya. Baca dan catatlah sudut vertikalnya.
12.1.9 Poligon Tachymetri
Dalam poligon transit-optis, jarak, sudut horizontal dan sudut vertikal diukur pada
setiap titik. Reduksi catatan sewaktu pengukuran berjalan menghasilkan elevasi
untuk dibawa dari patok ke patok. Harga jarak optis rata-rata dan selisih elevasi
diperoleh dari bidikan depan dan belakang pada tiap garis. Pengecekan elevasi harus
diadakan dengan jalan kembali ke titik awal atau tititk tetap duga didekatnya untuk
poligon terbuka. Walaupun tidak seteliti poligon dengan pita, sebuah regu yang
terdiri atas tiga anggota seorang pemegang instrumen, pencatat, dan petugas rambu-
merupakan kebiasaan. Seorang petugas rambu dapat mempercepat pekerjaan bila
banyak detail tersebar luas. Sudut-sudut horizontal juga harus dicek
kesalahan penutupnya. Bila ada kesalahan penutup sudut harus diratakan,
Y
dan
X dihitung dan keseksamaan poligon dicek.
12.1.10 Topografi
Metode tachymetri itu paling bermanfaat dalam penentuan lokasi sejumlah besar
detail topografik, baik horizontal maupun
vetikal, dengan transit atau planset. Di
wilayah-wilayah perkotaan, pembacaan sudut dan jarak dapat dikerjakan lebih cepat
daripada pencatatan pengukuran dan pembuatan sketsa oleh pencatat.
12.1.11 Sipat Datar Tachymetri
Metode tachymetri dapat dipakai untuk sipat datar trigonometris. TI tinggi
instrumen di atas datum ditentukan dengan membidik pada stasiun yang diketahui
elevasinya, atau dengan memasang instrumen pada titik semacam itu dan
mengukur tinggi sumbu II di atasnya dengan rambu tachymetri. Selanjutnya
elevasi titik sembarang dapat dicari dengan hitungan dari perpotongan rambu dan sudut
vertikal. Jika dikehendaki dapat dilakukan untai sipat datar untuk menetapkan dan
mengecek elevasi dua titik atau lebih.
12.1.12 Kesaksamaan Precision
Sebuah perbandingan galat ratio or error 1300 sampai 1500 dapat diperoleh untuk
poligon transit-optis yang dilaksanakan dengan kecermatan biasa dan pembacaan
baik bidikan depan dan bidikan belakang. Ketelitian dapat lebih baik jika bidikan-
bidikan pendek pada poligon panjang dengan prosedur-prosedur khusus. Galat-
galat dalam pekerjaan tachymetri biasanya bukan karena sudut-sudut tidak benar tetapi
karena pembacaan rambu yang kurang benar. Galat 1 menit pada pembacaan
rambu sebuah sudut vertikal tidak memberikan pengaruh yang berarti pada
jarak horizontal. Galat 1 menit tadi