399
13 Garis Kontur, Sifat dan I nterpolasinya
Gambar 374. Simbolisasi pada peta kontur dalam surfer.
Gambar 375. Peta kontur dengan kontur interval I.
400
13 Garis Kontur, Sifat dan I nterpolasinya
Gambar 376. Peta kontur dengan interval 3
Secara umum, pengaturan kontur interval mengikuti aturan berikut:
Kontur Interval = 12000 x skala peta dasar Jadi jika menggunakan dasar dengan
skala 1 : 50.000 maka seharusnya kontur interval peta adalah 25 meter. Beda tinggi
antar garis kontur tersebut terpaut 25 meter. Seandai peta dasar tersebut
diperbesar menjadi skala 1: 25.000, maka kontur intervalnya pun juga harus diubah
menjadi 12,5 meter.
7. Overlay peta kontur
Overlay peta kontur dimaksudkan adalah menampakkan sebuah peta kontur dengan
sebuah data raster, atau sebuah peta kontur dengan model tiga dimensi. Overlay
ini memudahkan analisis sebuah wilayah dalam kaitannya dengan kontur atau bentuk
morfologi lahan setempat.
401
13 Garis Kontur, Sifat dan I nterpolasinya
Gambar 377. Gambar peta kontur dan model 3D.
Gambar 378. Overlay peta kontur dengan model 3D.
402
13 Garis Kontur, Sifat dan I nterpolasinya
8. Penggunaan peta dasar
Peta dasar yang digunakan pada Surfer dapat berasal dari peta-peta lain ataupun
data citra seperti foto udara ataupun citra satelit. Peta dasar tersebut dinamakan Base
Map. Proses kedua ini sering disebut dengan
istilah grid-ding. Proses gridding menghasilkan sebuah file grid. File grid
digunakan sebagai dasar pembuatan peta kontur dan model tiga dimensi. Berikut
adalah diagram alur secara garis besar pekerjaan dalam Surfer.
Gambar 379. Base map foto udara
9. Alur Kerja surfer
Pembuatan peta kontur ataupun model tiga dimensi dalam Surfer diawali
pembuatan data tabular XYZ. Dapat juga digunakan data DEM Digital Elevation
Models sebagai pengganti data XYZ tersebut. Data XYZ selanjutnya
diinterpolasikan dalam sebuah file grid.
Gambar 380. Alur garis besar pekerjaan pada surfer.
403
13 Garis Kontur, Sifat dan I nterpolasinya
Dan bagan di atas dapat diketahui bahwa sebuah data pengukuran lapangan akan
terlebih dahulu dimasukkan menjadi data XYZ. Selanjutnya melalui proses gridding
data tersebut dapat diinterpolasi menjadi peta kontur ataupun model tiga dimensional.
Dalam proses analisis, kedua bentuk hasil interpolasi, yaitu peta kontur dan model tiga
dimensi, dapat dianalisis secara terpisah ataupun bersama-sama melalui proses
overlay. Desktop di atas adalah antarmuka
pertama kali saat masuk pada program Surfer. Pada saat masuk pertama kali, kita
akan menemukan lembar plot kosong. Obyek-obyek tertentu seperti lingkaran, segi
empat, titik, dan berbagai simbol dapat dibuat secara langsung pada lembar plot
tersebut. Digitasi secara langsung tersebut menggunakan fasilitas ikon-ikon yang
tersedia pada baris toolbar gambar 382.
Gambar 381. Lembar plot surfer.
10. Memulai Surfer
Jika program surfer telah terpasang, maka surfer dapat segera digunakan untuk
bekerja. Untuk memulai pekerjaan dengan surfer dilakukan dengan masuk pada
program tersebut melalui langkah berikut: Klik
start. Pilih
program. Pilih Goden Software.
Pilih Surfer
32. Lembar kerja lain dari surfer adalah
worksheet. Lembar kerja ini merupakan tempat input data XYZ. Lembar kerja ini
mirip dengan lembar kerja MS Excel. Data yang berasal dari worksheet ini adalah data
XYZ yang pada proses selanjutnya akan digunakan sebagai dasar interpolasi
pembuatan kontur
.