Kesaksamaan Precision 1. Tujuan pengukuran titik- titik detail metode

347 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri menyebabkan selisih elevasi kurang dari 0,1 ft pada bidikan 300 ft untuk sudut-sudut vertikal ukuran biasa. Bila jarak optis ditentukan sampai foot terdekat kasus umum, sudut-sudut horizontal ke titik-titik topografi hanya perlu dibaca sampai batas 5 atau 6 menit untuk memperoleh kesaksamaan yang sebanding pada bidikan 300 ft. Jarak optis yang diberikan sampai foot terdekat dianggap benar sampai batas kira-kira ½ ft. Dengan galat jarak memanjang ½ ft itu, arahnya dapat menyimpang sebesar 5 menit mudah dihitung dengan 1 menit = 0.00029. Bila dipakai transit Amerika, karenanya sudut- sudut dapat dibaca tanpa nonius, hanya dengan mengira kedudukan penunjuk nonius. Ketelitian sipat datar trigonometris dengan jarak optis tergantung pada panjang bidikan dan ukuran sudut vertiak yang diperlukan.

12.1.13 Sumber-sumber galat dalam pekerjaan tachymetri

Galat-galat yang terjadi pada pekerjaan dengan transit dan theodolitee, juga terjadi pada pekerjaan tachymetri. Sumber-sumber galat adalah : a. Galat-galat instrumental Benang tachymetri yang jaraknya tidak benar. Galat indeks. Pembagian skala rambu yang tidak benar. Garis bidik transit tidak sejajar garis arah nivo teropong. b. Galat-galat pribadi Rambu tak dipegang tegak hindari dengan pemakaian nivo rambu. Salah pembacaan rambu karena bidikan jauh. Kelalaian mendatarkan untuk pembacaan busur vertikal. Kebanyakan galat dalam pekerjaan tachymetri dapat dihilangkan dengan: a. Menggunakan instrumen dengan benar b. Membatasi panjang bidikan c. Memakai rambu dan nivo yang baik d. Mengambil harga rata-rata pembacaan dalam arah ke depan dan ke belakang. Galat garis bidik tidak dapat dibetulkan dengan prosedur lapangan instrumen harus diatur.

12.1.14 Kesalahan – kesalahan besar

Beberapa kesalahan yang biasa terjadi dalam pekerjaan tachymetri adalah : a. Galat indeks diterapkan dengan tanda yang salah. b. Kekacauan tanda plus dan minus pada sudut-sudut vertikal. c. Kesalahan aritmetik dalam menghitung perpotongan rambu. d. Pemakaian faktor pengali yang tidak benar. e. Mengayunkan rambu rambu harus selalu dipegang tegak lurus. 348 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri

12.1.15 Pengukuran untuk pembuatan peta topografi cara tachymetri

Salah satu unsur penting pada peta topografi adalah unsur ketinggian yang biasanya disajikan dalam bentuk garis kontur. Menggunakan pengukuran cara tachymetry, selain diperoleh unsur jarak, juga diperoleh beda tinggi. Bila theodolite yang digunakan untuk pengukuran cara tachymetry juga dilengkapi dengan kompas, maka sekaligus bisa dilakukan pengukuran untuk pengukuran detil topografi dan pengukuran untuk pembuatan kerangka peta pembantu pada pengukuran dengan kawasan yang luas secara efektif dan efisien. a. Alat ukur yang digunakan pada pengukuran untuk pembuatan peta topografi cara tachimetry menggunakan theodolite berkompas adalah: theodolite berkompas lengkap dengan statif dan unting-unting, rambu ukur yang dilengkapi dengan nivo kotak dan pita ukur untuk mengukur tinggi alat. b. Data yang harus diamati dari tempat berdiri alat ke titik bidik menggunakan peralatan ini meliputi: azimuth magnet, benang atas, tengah dan bawah pada rambu yang berdiri di atas titik bidik, sudut miring, dan tinggi alat ukur di atas titik tempat berdiri alat. c. Keseluruhan data ini dicatat dalam satu buku ukur.

12.1.16 Tata cara pengukuran detail cara tachymetri menggunakan

theodolite berkompas Pengukuran detil cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta sudut miring m. a. Tempatkan alat ukur di atas titik kerangka dasar atau titik kerangka penolong dan atur sehingga alat siap untuk pengukuran, ukur dan catat tinggi alat di atas titik ini. b. Dirikan rambu di atas titik bidik dan tegakkan rambu dengan bantuan nivo kotak. c. Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan tegak garis diafragma berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian kencangkan kunci gerakan mendatar teropong. d. Kendorkan kunci jarum magnet sehingga jarum bergerak bebas. Setelah jarum setimbang tidak bergerak, baca dan catat azimuth magnetis dari tempat alat ke titik bidik.