Jenis manajemen penyusunan data spasial dalam suatu
489
16 Sistem Informasi Geografis
pengelompokkan disesuaikan dengan kemiripan berbagai type obyek. Contoh
pengelompokkan berdasarkan temanya adalah :
Jalan raya dan jalur kereta api dikombinassikan sebagai suatu
lapisan transportasi Titik mata air, sungai, dan danau
dikombinasikan sebagai suatu lapisan hidrologi
Lapisan pemilikan tanah dan penguasaaan tanah dapat si buat
sebagai satu lapisan kadastral Adakalanya data yang ada pada setiap
lapisan dipisahkan berdasarkan bentuknya seperti: titik, garis, dan area atau dengan
memberikan identitas yang berbeda pada satu lapisan yang sama. Pembagian tema
dapat juga dilakukan berdasarkan waktu. Misalnya untuk data penggunaan lahan
tahun 2000, tahun 2005 dan tahun 2007. Lapisan data bersifat temporal ini
dipergunakan untuk studi yang bersifat pemantauan. Untuk beberapa hal yang
bersifat temporal ini relatif sulit diperoleh jika organisasi yang berwenang mempunyai
administrasi penyimpanaan data yang kurang baik atau adanya pertimbangan
tertentu. Pada saat ini peranan foto udara merupakan arsip permukaan bumi masa lalu
dan sekarang yang sangat penting. Karena data tematik ini spesifik, maka lapisan data
ini juga merupakan lapisan yang terpisah Sistem pelapisan data dapat disusun secara
vertikal, dimana data tersebut mempunyai tingkat kepentingan atau kedetailan yang
berbeda, tetapi terdapat pada lokasi yang sama.pembagian yang demikian ini
adakalanya mempermudah pengkajian yang bertingkat
Pelapisan data berdasarkan waktu biasanya terdapat pada tema yang bersifat dinamik
seperti penggunaan lahan, daya dukung wilayah, pencemaran lingkungan dan lain
sebagainya. Pelapisan berdasarkan tema juga dapat dilakukan berdasarkan tingkat
prioritasnya. Pembuatan peta dengan klasifikasi tingkat prioritas ini diperlukan
khususnya untuk produk analisis sehingga memudahkan pengambilan keputusan
490
16 Sistem Informasi Geografis
KABUPATEN PURWAKARTA
S E
L A
T S
U N
D A
L A
U T
J A
W A
DKI JAWA TENGAH
S A M U D R A H I N D I A Kabupaten Bandung
1 2
Waduk Sungai
Batas a. Kabupaten
b. Kecamatan Ibu Kota a. Kabupaten
b. Kecamatan Jalan Tol
Rencana Tol Jalan Negara
Jalan Pronpinsi Jalan Kabupaten
Jalan Desa Jalan Kereta Api
KETERANGAN 1500 mmthn
1500 - 2000 mmthn 2000 - 2500 mmthn
2000 - 2500 mmthn 3000 - 3500 mmthn
3500 - 4000 mmthn 4000 mmthn
SUMBER PETA RUPA BUMI BAKUSURTANAL TAHUN 2004
PETA CURAH HUJAN KABUPATEN BANDUNG
PROPINSI JAWA BARAT
U SKALA 1 : 100000
5 3
1 1
5 Km 3
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung
KABUPATEN SUBANG
KODYA BANDUNG KABUPATEN SUMEDANG
KABUPATEN GARUT KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN CIANJUR
WADUK CIRATA CIPENDEY
Ci bin
on g
CIKALONG WETAN LEMBANG
PARONGPONG CISARUA
NGAMPRAH C
im al
a PADALARANG
BATUJAJAR CIMAHI SELATAN
CIMAHI TENGAH CIMAHI UTARA
CIMENYAN CILENGKRANG
CICALENGKA CIKANCUNG
CILENYI RANCAEKEK
Citarik BOJONGSOANG
Ciatrum KATAPANG
MARGAHAYU MARGAASIH
DAYEUH KOLOT CILILIN
WADUK SAGULING SINDANGKERTA
CIPONGKOR GUNUNG HALU
C ii
n g
u k
SOREANG PASAR JAMBU
Cik aju
ng PAMENGPEUK
BALEENDAH BANUARAN
ARUM SARI CIPARAY
MAJALAYA PASEH
EBUN PACET
KERTASARI PANGALENGAN
C iw
id ey
CIWIDEY
53 1 2
3 4 5 54
6 7 8 9 10
55 11 12 13 14 15
56 16 17 18 19 20
57 21 22 23 24 25
58 26 27 28 29 30
59 31 32 33 34 35
60 36 37 38 39 40
61 41 42 43 44 45
62 46 47 48 49 50
63 51 52 53 54 55
64 56 57 58 59 60
65 61 62 63 64 65
66 66 67 68 69 70
67 71 72 73 74 75
68 76 77 78 79 80
69 81 82 83 84 85
70 86 87 88 89 90 91 92
AL E
D C
B A
AM J
I H
G F
AN O
N M
L K
AO T
S R
Q P
AP Y
X W
V U
AQ
AD AC
AB AA
Z AR
AI AH
AG AF
AE
AS
AN AM
AL AK
AJ
AT
AS AR
AQ AP
AO
AU
AX AW
AV AU
AT
AV
BC BB
BA AZ
AY
AW
BH BG
BF BE
BD
AX
BM BL
BK BJ
BI
AY
BR BQ
BP BO
BN
AZ
BW BV
BU BT
BS REPEH RAPIH KERTA RAHARJA
SITU CILENCA SITU PATENGAN
KABUPATEN PURWAKARTA
S E
L A
T S
U N
D A
L A
U T
J A
W A
D K I JAWA TEN GA H
S A M U D R A H I N D I A K abupaten B andung
1 2
W aduk Sungai
Batas a. K ab upaten
b. K ecamatan Ibu K ota a. K abupaten
b . K ecam atan Jalan Tol
Rencana Tol Jalan Negara
Jalan Pronpinsi Jalan Kabupaten
Jalan Desa Jalan Kereta Api
KETER AN GAN 1 50 0 mm thn
15 00 - 2000 m mthn 2000 - 2500 m mthn
2000 - 2500 m mthn 3000 - 3500 m mthn
3500 - 4000 m mthn 4000 m m thn
SUMBER PETA RUPA BUMI BAKU SURTAN AL TA HUN 2004
PETA CURAH HUJAN KABUPATEN BANDUNG
PROPINSI JAW A BARAT
U SKALA 1 : 100000
5 3
1 1
5 Km 3
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung
KABUPATEN SUBANG
KODYA BANDUNG KABUPATEN SUMEDANG
KABUPATEN GARUT KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN CIANJUR
W AD UK CIRA TA CIPENDEY
Ci bin
on g
CIKALON G W ETAN LEMBANG
PARON GPON G CISARUA
N GAMPRAH C
im al
a PA DALARAN G
BA TUJAJAR CIM AH I SELA TAN
CIMA HI TEN GAH CIMAH I UTARA
CIM EN YAN CILENG KRAN G
CICALENGKA CIK ANCU NG
CILENY I RA NCA EKEK
Citari k
BOJON GSO ANG C iatrum
K ATAPANG MA RGAH AYU
M ARGA ASIH DA YEU H KOLOT
CILILIN W AD UK SA GULING
SINDA NG KERTA CIPONG KOR
G UN UNG HALU C
ii n
g uk
SOREANG PASA R JAM BU
Cik aju
ng PAM EN GPEUK
BALEEND AH BA NUA RAN
A RU M SA RI CIPARA Y
M AJALAYA PASEH
EB UN PA CET
KER TASARI PA NGA LENG AN
C iw
id ey
CIW ID EY
53 1
2 3
4 5
54 6
7 8
9 10 55
11 12 13 14 15 56
16 17 18 19 20 57
21 22 23 24 25 58
26 27 28 29 30 59
31 32 33 34 35 60
36 37 38 39 40 61
41 42 43 44 45 62
46 47 48 49 50 63
51 52 53 54 55 64
56 57 58 59 60 65
61 62 63 64 65 66
66 67 68 69 70 67
71 72 73 74 75 68
76 77 78 79 80 69
81 82 83 84 85 70
86 87 88 89 90 91 92 AL
E D
C B
A AM
J I
H G
F AN
O N
M L
K AO
T S
R Q
P AP
Y X
W V
U AQ
AD AC
AB AA
Z AR
A I AH
AG AF
AE
AS
AN AM
AL AK
AJ
AT
AS AR
AQ AP
AO
AU
AX AW
AV AU
AT
AV
BC BB
B A AZ
AY
AW
BH BG
BF B E
BD
AX
BM B L
BK BJ
BI
AY
BR BQ
BP BO
BN
AZ
B W BV
B U BT
BS REP EH RAPIH KERTA RAHARJA
SITU CILENCA SITU PATEN GAN
- -
- -
- -
- -
- -
Gambar 464. Peta curah hujan di daerah Jawa Barat-Bandung Gambar 463. Peta kedalaman tanah efektif di daerah jawa barat Bandung
491
16 Sistem Informasi Geografis
- Pemisahan data secara Horizontal perlu
dilakukan apabila suatu peta yang dibuat dianggap terlalu besar sehingga
harus dipecah-pecah menjadi bebrapa bagian. Proses pemecahan tersebut
dilakukan berdasarkan ukuran area atau disebut dengan istilah “TILE“.
Ukuran dan bentuk pemecahan yang dianjurkan tergantung pada
keterbatasan piranti lunak dan persyaratan dari pengguna.
- Secara umum batas tile ditentukan sehingga dapat menghasilakan system
basis-data yang stabil dan meningkatkan penggunaan dan kinerja
system. Pada umumnya batas-batas grid dipakai dalam pemecahan.
Adakalanya pembagian secara horizontal dibuat berdasarkan
administrasi khususnya pada pembuatan peta pemerintahan ataupun
dapat juga pemetaan didasarkan atas pembagian
manajemen disuatu perusahaaan perkebunan atau kehutanan. Pemisahan
data berdasarkan tile dapat meningkatkan kinerja system karena
membuat proses penarikan data yang efisien :
sudah ada, yang biasanya berukuran kertas A1 ± 60 x 80 cm , dapat dipakai sebagai
patokan Dalam beberapa sistem, pemakai harus
membuat dan mengatur tile-tile sebagai cakupan area yang terpisah, dan
menggabungkan tile-tile tersebut untuk
Gambar 465. Peta pemisahan data vertikal dipakai untuk penunjukan kawasan hutan dan perairan Indonesia
492
16 Sistem Informasi Geografis
biasanya pencarian data lebih cepat jika penyusunan pemisahan sesuai dengan ciri-
ciri umum data yang bersangkutan.
Untuk kasus peta nasional, seperti Indonesia, ukuran peta tofografi peta
standar yang menghubungkan area jika diperlukan. Pendekatan yang lebih canggih
adalah menyediakan perangkat lunak khusus yang membuat dan mengatur tile
secara otomatis sehingga dapat bergabung tanpa peranan operator.
Manajemen otomatis ini adalah sutu operasi basis data yang menyediakan layanan dan
analog sebagai perpustakaan peta. Walaupun demikian pembuatan peta yang
bersifat perpustakaan otomatis ini membutuhkan manajemen khusus baik
pengelolaannya maupun perangkat produksinya.
Gambar 467. Peta perubahan penutupan lahan
pulau Kalimantan
Pada beberapa hal ukuran tile untuk penyimpanan dapat melewati batas system
dan dalam hal ini area harus dapat dibagi sehingga dapat disimpan pada tile-tile kecil.
Gambar 466. Peta vegetasi Indonesia tahun 2004
493
16 Sistem Informasi Geografis
Selain karena hambatan volume penyimpanan dalam praktek pendekatan ini
sering dipakai khususnya jika alat pemasukan data seperti digitizer berukuran
kecil misalnya A3. Dengan dibaginya sejak awal maka pada tahap akhir proses
penggabungan perlu dilakukan kembali.