Small Claim Class Action

undang-undang. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 45 ayat 4, “ apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa”. Konsumen yang ingin menyelesaikan sengketa konsumen dengan cara non-litigasi bisa melakukan alternatif sesuai resolusi masalah ADR ke Badan Penyelesaian Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM, Diektorat Perlindungan Konsumen di bawah departemen perdagangan atau lembaga-lembaga lain yang berwenang.

2.7.2 Proses Beracara

2.7.2.1 Small Claim

Small claim adalah jenis gugatan yang dapat diajukan oleh konsumen, sekalipun dilihat secara ekonomis, nilai gugatannya sangat kecil. Hukum perlindungan konsumen di berbagai negara, proses beracara secara small claim menjadi prinsip yang diadopsi luas. Ada tiga alasan fundamental mengapa small claim diizinkan dalam perkara konsumen yaitu : 1. Kepentingan dari pihak penggugat konsumen tidak dapat diukur semata-mata dari nilai uang kerugiannya. 2. Keyakinan bahwa pintu keadaan seharusnya terbuka bagi siapa saja, termasuk para konsumen kecil dan miskin. 3. Untuk menjaga integritas badan-badan peradilan. Undang-Undang Perlindungan Konsumen dibentuk satu unit disebut Badan Perlindungan Konsumen Nasional, yang tidak memiliki kewenangan untuk menggugat memiliki konsumen. Perwakilan untuk menampung gugatan-gugatan bernilai kecil ini justru diserahkan kepada kelompok konsumen atau lembaga swadaya masyarakat yang disebut Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM.

2.7.2.2 Class Action

Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengakomodasikan gugatan kelompok class action ini dalam Pasal 46 ayat 1 huruf b. ketentuan itu menyatakan gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama. Penjelasan dari rumusan itu menyatakan, gugatan kelompok tersebut harus diajukan oleh konsumen yang benar-benar dirugikan dan dapat dibuktikan secara hukum, salah satu di antaranya adanya bukti transaksi. Class Action bisa diajukan oleh suatu kelompok karena sudah harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sebelumnya. Sebab jika tidak bisa diproses lebih lanjut. Persyaratan menggunakan class action, sebagai berikut : 1. Anggota yang jumlahnya banyak dan secara bersama-sama hendak mengajukan gugatan class action. 2. Ditemukan adanya kesamaan permasalahan yang hendak diajukan dalam gugatan class action tersebut. 3. Tuntutan ataupun pembelaan dari anggota yang mengajukan tuntutan haruslah sejenis. 4. Wakil kelompok yang mewakili anggotanya adalah benar-benar orang yang terpilih dan memiliki kejujuran sehingga anggota kelompok benar-benar mempercayakan apan permasalahan tersebut dengan harapan persoalan itu dapat diselesaikan dengan secara sebaik-baiknya oleh wakil kelompok. Berdasarkan hukum Indonesia, peraturan yang mengatur class action sebagai berikut : a. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengolahaan Lingkungan Hidup. b. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. c. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. d. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. e. PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok.

2.7.2.3 Legal Standing untuk LPKSM