b. Utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu. Utang yang akan timbul dikemuadian hari
yang telah dikenal dengan istilah “kontigen”, misalnya utang yang timbul dari pembayaran yang dilakukan oleh kreditor untuk
kepentingan debitor dalam rangka pelaksanaan garansi bank. c. Utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya
berdasarkan perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi. Utang dimaksud adalah utang bunga atas
pinjaman pokok dan biaya yang jumlahnya dapat ditentukan kemudian.
Ketentuan Pasal 1 butir 7 yang mendefenisikan utang sebagai kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang, baik dalam mata
uang Indonesia atau mata uang lainnya, baik secara langsung maupun dengan jenis-jenis utang yang dijamin dengan Jaminan Fidusia.
2.5.4 Pengalihan Jaminan Fidusia
2.5.4.1 Hak Pemegang dan Pemberi Fidusia
1. Penerima Fidusia mempunyai hak : a. Kepemilikan atas benda yang dijadikan objek fidusia, namun
secara fisik benda tersebut tidak di bawah penguasaannya; b. Hal debitur wanprestasi, untuk menjual benda yang menjadi
objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri parate
eksekusi, karena dalam Sertifikat Jaminan Fidusia terhadap adanya titel eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; c. Didahulukan terhadap kreditur lainnya untuk mengambil
pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia;
d. Memperoleh penggantian benda yang setara yang menjadi objek jaminan dalam hal pengalihan Jaminan Fidusia oleh
debitur; e. Memperoleh hak terhadap benda yang menjadi objek Jaminan
Fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi; f. Tetap berhak atas utang yang belum dibayarkan oleh debitur;
2. Pemberi Fidusia mempunyai hak : a. Tetap menguasai benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
b. Dapat menggunakan, menggabungkan, mencampur atau mengalihkan benda atau hasil dari benda yang menjadi objek
Jaminan Fidusia, atau melakukan penagihan atau melakukan kompromi atas utang apabila Penerima Fidusia menyetujui.
2.5.4.2 Larangan Jaminan Fidusia
1 Pemberi Fidusia dilarang melakukan fidusia utang terhadap benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia yang sudah diatur;
2 Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewekan kepada pihak lain benda yang menjadi objek Jminan
Fidusia yang tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia.
2.5.4.3 Eksekusi Jaminan Fidusia
Apabila debitur atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan
dengan cara : 1. Pelaksanaan titel eksekutorial oleh Penerima Fidusia,
berarti eksekusi langsung dapat dilaksanakan tanpa melalui pengadilan dan berbersifat final serta mengikat para pihak
untuk melaksanakan putusan tersebut; 2. Penjualan benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas
kekuasaan Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan, penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan
bersama jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak;
3. Pelaksanaan penjualan di bawah tangan dilakukan stelah lewat waktu 1 satu bulan sejak diberitahukan secara
tertulis oleh para pihak kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam 2 dua surat kabar di daerah yang bersangkutan.
2.5.4.4 Hapusnya Jaminan Fidusia