musik ternyata memiliki penggunaan yang lain yaitu sebagai suatu media ritual adat dan yang menjadi fenomena adalah penggunaan Gordang Sambilan daerah perantauan etnik
Mandailing Medan. Gordang Sambilan menarik untuk diteliti karena pada saat sekarang ini sudah
jarang sekali upacara adat Mandailing di kota Medan yang menggunakan Gordang Sambilan kalaupun ada kemungkinan Gordang tersebut telah mengalami perubahan dari
bentuk dan makna aslinya, seperti jenis irama yang dibawakan, peruntukkannya serta adanya alat musik tambahan yang tidak termasuk dalam perlengkapan Gordang Sambilan
secara mainstream. Makna yang terkandung dari Gordang Sambilan merupakan suatu bentuk manifestasi dari sistem kebudayaan masyarakat Mandailing, dan hal ini menjadi
suatu daya tarik sendiri serta menjadi kekayaan dalam khasanah budaya Indonesia secara luas. Makna Gordang pada masyarakat Mandailing adalah sebagai suatu alat musik yang
memiliki peranan penting dalam setiap kegiatan masyarakat, dalam upacara-upacara masyarakat Mandailing, Gordang selalu ada untuk mengiringi acara tersebut, seperti :
kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain lain. Secara praktis tujuan penulisan mengenai penggunaan Gordang Sambilan suatu
video etnografi pada masyarakat Mandailing di kota Medan adalah untuk melihat seberapa jauh eksistensi Gordang Sambilan hiburan dan ritual dalam konteks
masyarakat Mandailing yang bertempat tinggal di kota Medan serta sebagai sebentuk kajian visual antropologi. Dalam masyarakat Mandailing sendiri Gordang Sambilan
sudah mengalami pergeseran makna menjadi suatu bentuk hiburan, sedangkan pada asal mulanya Gordang adalah suatu media kesenian yang mengandung nilai-nilai ritual bagi
masyarakat Mandailing sendiri.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar diketahui jalannya suatu penelitian, hal ini juga berlaku bagi penulisan tentang “Gordang Sambilan, Video Etnografi tentang
penggunaannya ditengah-tengah masyarakat Mandailing di Kota Medan”, bertujuan untuk melihat seberapa jauh masyarakat Mandailing di kota Medan melakukan
peruntukkan Gordang Sambilan dari pada awalnya sebagai alat musik tradisional yang mengiringi upacara adat menjadi peruntukkan yang bernilai profan hiburan.
Penelitian ini mencoba untuk melihat peruntukan Gordang Sambilan oleh masyarakat Mandailing kota Medan. Gordang Sambilan sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya memiliki peruntukkan yang merupakan suatu bentuk kekayaan kesenian yang juga memiliki makna yang didasarkan pada budaya masyarakat Mandailing.
Gordang Sambilan pada penelitian ini dideskriptifkan secara rinci sebagai alat ritual adat dan hiburan pada masyarakat Mandailing kota Medan serta dianalisis dalam lingkup
visual antropologi melalui penyajian video etnografi. Permasalahan yang menjadi penulisan ini dapat dirumuskan dalam beberapa
pernyataan penelitian, yaitu : 1.
Sebagai gambaran umum pada bentuk materi yang dijadikan objek dasar, yaitu Gordang Sambilan maka, jenis atau variasi bentuk Gordang pada
masyarakat Mandailing kota Medan akan dideskripsikan sebagai unsur fundamental untuk menjabarkan maksud dari penelitian ini.
2. Pemahaman terhadap Gordang Sambilan sebagai suatu media ritual adat
maupun sebagai suatu sarana hiburan. 3.
Penggunaan video etnografi sebagai bentuk perkembangan dalam penyajian data penelitian antropologi.
4. Penggunaan Gordang Sambilan pada masyarakat Mandailing di kota Medan.
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, Gordang adalah suatu jenis alat musik pukul yang ada ditengah-tengah masyarakat Mandailing, Gordang sebagai salah
satu alat musik pada kenyataannya memiliki fungsi dan makna didalam sistem kebudayaan masyarakat Mandailing, selain memiliki fungsi, Gordang juga memiliki
makna tersendiri, tergantung dari kapan waktu pelaksanaan permainan Gordang, pada saat kapan Gordang dapat dimainkan dan sebagainya.
Dalam penelitian ini nantinya akan digunakan bentuk penyajian data penelitian antropologi secara visual antropologi video etnografi dengan tujuan agar data penelitian
nantinya dapat dipublikasikan secara audio-visual sehingga segala hal yang berkaitan dengan Gordang Sambilan dapat terekam secara antropologis, dalam hal ini juga
diperlukan adanya pembatasan agar penelitian ini tidak menjadi rancu ataupun meluas kepada hal-hal yang tidak terkait dengan masalah yang sedang diteliti, dengan adanya
pembatasan diharapkan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini menjadi fokus terhadap penggunaan Gordang Sambilan dalam masyarakat Mandailing di kota medan.
Pembatasan dilakukan dengan cara hanya memasukkan suatu informasi maupun data yang didapat dilapangan maupun kepustakaan yang memiliki kaitan langsung
dengan masalah penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, permasalahan utama dari
penulisan ini adalah penggunaan Gordang Sambilan oleh masyarakat Mandailing kota Medan dalam bentuk video etnografi.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian