Komposisi masyarakat kota Medan yang heterogen terbagi-bagi atas beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut merupakan daerah awal
tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di kota Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang terpecah-belah melainkan sebagai wujud
persatuan etnisitas yang dimiliki setiap masyarakat di kota Medan. Luas kota Medan yang mencapai 265,10 km² dan terdiri dari 21 daerah kecamatan
yang terpecah lagi pada 155 daerah kelurahan. Kepadatan penduduk kota Medab mencapai 2.036.018 jiwa, dengan tingkat kepadatan 7.681 jiwakm².
2.6. Organisasi Masyarakat
Dari lima wilayah penelitian yang tersebar di kota Medan, masing-masing wilayah tersebut memiliki organisasi masyarakat yang menjadi wadah persatuan
masyarakat yang didasarkan oleh aspek-aspek tertentu. Dalam penelitian ini organisasi masyarakat yang menjadi gambaran mengenai masyarakat Mandailing di kota Medan
terdapat pada beberap organisasi masyarakat yang didasarkan oleh perkumpulan marga maupun asal daerah.
Organisasi masyarakat penting untuk dijelaskan dalam penelitian ini, karena organisasi masyarakat merupakan kunci pembuka kepada beberapa hal yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Adapun organisasi masyarakat tersebut adalah : 1.
HIKMA, merupakan Himpunan Keluarga Mandailing,organisasi masyarakat ini merupakan wadah perkumpulan bagi masyarakat Mandailing yang berdomisili di
kota Medan, HIKMA di kota Medan memiliki beberapa perwakilan, yaitu : Dewan Pengurus Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Dewan Pengurus Cabang
terdapat di jalan Letda. Sujono – Medan.
Gambar 2 Foto Dewan Pimpinan Daerah – HIKMA – Sumatera Utara
Sumber : Ibnu Avena 2.
IKANAS, adalah organisasi masyarakat yang didasarkan pada marga Nasution, organisasi ini tidak saja beranggotakan marga Nasution melainkan juga menerima
marga lainnya sesuai dengan kontribusi yang diberikan pada organisasi. 3.
Organisasi lainnya, pada umumnya organisasi masyarakat ini berbasiskan kepada garis keturunan yang didasarkan pada marga ataupun tempat asal daerah
Mandailing.
2.7. Keberadaan Gordang Sambilan di Kota Medan
Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Sumatera Utara terdiri dari berbagai suku yang mendiami wilayah tersebut, adapun salah satu suku yang turut mendiami
wilayah kota Medan adalah suku Mandailing, keberadaan suku Mandailing yang bertempat tinggal di kota Medan secara langsung telah mempengaruhi komposisi
masyarakat kota Medan. Pengaruh-pengaruh tersebut terlihat dari segi keberagaman suku, kehidupan sosial
dan budaya di kota Medan,. Dengan termasuknya suku Mandailing dalam susunan masyarakat kota Medan, hal ini juga turut membawa aspek lain dari kebudayaan suku
Mandailing tersebut, salah satunya yang menjadi fokus penelitian ini adalah Gordang Sambilan. Keberadaan masyarakat Mandailing di kota Medan tidak lepas dari unsur adat
budaya mereka sendiri, hal ini terlihat dengan masih tetap berlangsungnya acara-acara yang menggunakan aturan-aturan adat. Pentingnya hal ini mengingat kota Medan
merupakan suatu bentuk kota yang kompleks sehingga acara-acara yang menggunakan aturan-aturan adat menjadi suatu bentuk penyaluran ekspresi kesenian tradisional.
BAB III DESKRIPSI GORDANG SAMBILAN
3.1. Latar Belakang Gordang Sambilan