Penggunaan dan Fungsi Gordang Sambilan (Video etnografi tentang penggunaannya ditengah-tengah masyarakat Mandailing di kota Medan).

selanjutnya, proses transmisi ini meliputi cara pandang, cara pembuatan maupun penggunaan yang dapat diperoleh melalui tiga wujud kebudayaan yang secara singkat dapat dituliskan sebagai berikut, yaitu : - wujud idegagasan, - wujud sistem sosial serta wujud kebudayaan fisik Koentjaraningrat, 1980:201-203, ketiga wujud kebudayaan ini berjalan seiring dan berkaitan serta dalam penjelasan suatu fenomena kebudayaan ketiga wujud kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan manun dapat dijelaskan secara terpisah. Dari definisi dan wujud kebudayaan tersebut Gordang Sambilan dalam penelitian ini dilihat sebagai suatu bagian dari kebudayaan fisik, dalam hal ini Gordang Sambilan sebagai suatu alat musik yang memiliki keterkaitan dengan sistem sosial masyarakat Mandailing yaitu bentuk upacara adatritual dan hiburan, ide dan gagasan mengenai Gordang Sambilan merupakan suatu karya kognitif yang menjadi milik masyarakat Mandailing, untuk memperkuat hal ini digunakan analisis folklor, dimana folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat peraga pembantu pengingat mnemonic device Danandjaja, 1986:2, hal ini juga berlaku bagi Gordang Sambilan. Gordang Sambilan sebagai suatu alat ritual dan hiburan pada masyarakat Mandailing merupakan salah satu jenis alat musik tradisional yang terdapat pada masyarakat Mandailing, adapun tatacara penggunaan atau saat dimainkannya gondang tersebut tergantung pada waktu dan upacara tertentu saja. Pengetahuan menjadi dasar utama untuk melihat Gordang Sambilan secara holistik sehingga semua aspek pada Gordang Sambilan dapat terungkap secara menyeluruh, seperti kegunaan Gordang Sambilan ditengah-tengah masyarakat Mandailing di kota Medan.

2. Penggunaan dan Fungsi

Penggunaan dan fungsi merupakan bagian penting dalam tinjauan pustaka, karena hal ini adalah instrumen primer dalam menjelaskan tentang Gordang Sambilan dalam konteks kota yang menjadi judul dan fokus penelitian ini. Allan P. Merriam menjelaskan : “The uses and functions of music represent one of the most important problems…not only fot the descriptive facts about music, but, more important, fot the meaning of the music. Descriptive facts, while in themselves of importance, make their most significant contribution when they are applied to broader problems of understanding of the phenomenon which has been described…to know not only what a thing is, but, more significantly, what it does for people and how it does it 1964:209.” “Penggunaan dan fungsi dari musik mewakili salah satu dari beberapa masalah penting…tidak hanya untuk menggambarkan kenyataan tentang musik, akan tetapi, lebih penting lagi yaitu arti sesungguhnya dari musik. Proses penggambaran kenyataan tersebut, menjadikan hal ini penting, menjadikannya sebagai bagian dari masukan yang yang cukup berarti, ketika hal tersebut diaplikasikan untuk dapat menjelaskan fenomena yang digambarkan…tidak hanya untuk mengetahui hal itu saja, tetapi, lebih penting lagi, bagaimana hal tersebut musik buat masyarakat dan bagaimana hal tersebut bekerja.” Secara singkat pernyataan ini dapat diartikan bahwa penggunaan dan fungsi musik merupakan suatu hal yang memuat banyak persoalan yang harus dijelaskan dan hal ini berhubungan dengan tingkah laku manusia pendukung dari musik tersebut musik tradisional, dalam hal ini etnis Mandailing dengan Gordang Sambilan serta segala usaha untuk mendeskripsikan bukan hanya sekedar menjelaskan musik saja melainkan juga untuk menjelaskan hubungan antara musik dan manusia agar dapat menggambarkan fenomena yang terkait, selaras dengan pernyataan ini maka Gordang Sambilan dilihat bukan hanya sekedar alat musik saja melainkan juga dilihat bagaimana Gordang Sambilan tersebut berfungsi dalam sistem sosial masyarakat Mandailing beserta dengan segala peruntukkannya. Allan P. Merriem juga menyebutkan bahwa “music may be used in a given society in a certain way, and this may be expressed directly as part of folk evaluation 1964:209”, dengan sederhana dapat dikatakan bahwa musik memiliki kemampuan untuk memberikan bentuk atau nilai lain kepada masyarakat, dalam hal ini secara tepat diekspresikan sebagai bagian dari evaluasi masyarakat tersebut, sehingga dalam konteks penelitian ini Gordang Sambilan merupakan musik yang memiliki nilai dalam sistem sosial dan budaya masyarakat Mandailing, kegiatan-kegiatan upacara adat dan hiburan yang menggunakan Gordang Sambilan juga merupakan sebagai sarana evaluasi terhadap budaya Mandailing. Secara fungsi Function, musik dalam masyarakat adalah : “Learn something of the values of a culture by analyzing song texts for what they express; however, he does so from the folk and analytical point of view understanding of what music does for human beings as evaluated by the outside observer who seeks to increase his range of comprehension by this mean Allan P Merriem, 1964:210.” “Mempelajari sesuatu tentang nilai dari budaya dengan menganalisa teks lagu untuk melihat apa yang mereka tunjukkan ekspresi; bagaimanapun juga, hal tersebut dilakukan dengan dasar masyarakat dan hal penting dari analisa tersebut adalah cara pandang untuk mengetahui bagaimana musik berpengaruh terhadap setiap manusia sebagai evaluasi dari peneliti yang mencari pengembangkan dari pemahaman arti fungsi musik tersebut.” Musik memiliki fungsi sebagai evaluasi bagi kehidupan masyarakat dan bagaimana kelengkapan musik dianalisa sebagai fungsi sosial dalam masyarakat, hal ini bertujuan untuk melihat fungsi dari musik Gordang Sambilan sebagai musik yang hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Mandailing, fungsi musik juga berfungsi untuk dapat menggambarkan hubungan antara musik dan kelengkapannya dengan sistem kehidupan masyarakat, gambaran ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman tentang arti Gordang Sambilan dan sebagai gambaran yang menyeluruh dari Gordang Sambilan. Secara penggunaan Use : “When we speak of the uses of music, we are reffering to the ways in which music is employed in human society, to the habitual practice or customary exercise of music either as a thing in itself or in conjuction with other activities…When the supplicant uses music to approach his god, he is employing a particular mechanism in conjuction with other mechanisms such as dance, prayer, organized ritual, and ceremonial acts Allan P Merriem, 1964:210.” “Ketika kita berbicara tentang penggunaan dari musik, kita sedang kembali kepada tatacara dimana musik dipekerjakan di masyarakat manusia, bagi praktek kebiasaan atau latihan yang biasa tentang musik baik sebagai suatu hal dengan sendirinya atau dihubungkan dengan aktivitas yang lain…Ketika permintaan penggunaan musik untuk mendekati dewanya, ia sedang memanfaatkan mekanisme tertentu dikaitkan dengan mekanisme yang lain seperti tarian, doa, upacara agama yang diorganisir, dan peraturan adat bertindak.” Berdasarkan konsepsi mengenai penggunaan dari musik dalam tatanan masyarakat, Gordang Sambilan dalam penelitian ini dilihat sebagai seperangkat alat musik yang memiliki keterkaitan dengan aktivitas lainnya, aktivitas yang berhubungan dengan pelaksanaan Gordang Sambilan terbagi atas dua bagian besar, yaitu : 1. sebagai suatu ritual adat, dan 2. sebagai alat musik yang bernilai hiburan. Penggunaan dan fungsi digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk melihat seberapa jauh penggunaan dan fungsi musik dalam hal ini Gordang Sambilan bagi masyarakat Mandailing yang merupakan pendukung dari kebudayaan tersebut. Penggunaan dan fungsi dalam menerjemahkan musik sebagai suatu bagian dari sistem sosial, memiliki bagian-bagian untuk dapat menjelaskannya, adapun bagian- bagian tersebut adalah : “1. The function of aesthetic enjoyment, 2. The function of entertainment, 3. The Function of communication, 4. The Function of symbolic representation, 5. The function of physical response, 6, The function of enforcing conformity to social norms, 7. The function of validation of social institutions and religious ritual, 8. The function of contribution to the continuity and stability of culture, 9. The function of contribution to the integration of society Devereux dan La Barre dalam Allan P Merriem, 1964:221.” “1. fungsi dari kenikmatan estetik, 2. fungsi dari pertunjukan, 3. fungsi dari komunikasi, 4. fungsi dari penyajian yang simbolis, 5. fungsi dari tanggapan secara fisik, 6. fungsi dari menguatkan penyesuaian ke norma-norma yang sosial, 7. fungsi dari pengesahan dari institusi sosial dan upacara agama yang religius, 8. fungsi dari kontribusi bagi stabilitas dan kesinambungan dari budaya, 9. fungsi dari kontribusi kepada pengintegrasian dari masyarakat.” Dari fungsi-fungsi yang telah disebutkan, Gordang Sambilan dalam penelitian ini akan diarahkan kepada hanya beberapa fungsi saja, yaitu : 1. fungsi dari kenikmatan secara estetika, 2. fungsi pertunjukan, 3. fungsi dari penyajian yang simbolis, 4. fungsi dari kontribusi bagi stabilitas dan kesinambungan dari budaya. Pembatasan terhadap fungsi-fungsi musik yang akan diterapkan pada penelitian ini bertujuan agar penelitian ini fokus pada satu tujuan, yakni penggunaan dan fungsi Gordang Sambilan bagi masyarakat Mandailing kota Medan, dengan adanya pembatasan diharapkan penelitian ini tidak melebar pada persoalan lain. Kegunaan serta fungsi musik dalam kehidupan masyarakat tradisional Mandailing setidaknya dapat dibagi atas tiga kategori umum: 1. terkait dengan ritual maupun upacara spiritual loka-tradisional dan berbagai ritual adat, 2. aktifitas musik sebagai hiburan pribadi, atau penggunaan alat musik yang dipakai dalam konteks kebutuhan yang lebih bersifat hiburan sosial social gathering; dan 3. terkait dengan lingkungan kerja sound technology terutama dalam konteks pertanian Harahap dan Rithaony, 2004:4. Dari hal ini dapat dilihat bahwa Gordang Sambilan sebagai aplikatif musik memiliki keterkaitan dengan ritual maupun upacara spiritual loka-tradisional dan berbagai ritual adat yang ada pada masyarakat Mandailing, hal ini untuk semakin menegaskan tujuan utama penelitian yaitu melihat Gordang Sambilan sebagai media ritual adat dan sebagai media hiburan semata. Kegunaan dan fungsi serta pengetahuan yang terangkum dalam Gordang Sambilan sebagai representatif ritual adat Mandailing merupakan suatu sistem simbol : “A system of beliefs held in common by members of a collectivity…which is oriented to the evaluative integration of the collectivity, by interpretation of the empirical nature of the collectivity and of the situation in which it is placed, the processes by which it developed to its given state, the goals to which its members are collectively oriented, and their relation to the future course of events Talcott Parsons dalam Clifford Geertz, 1973:251.” “Suatu sistem dari kepercayaan disimpan umum oleh anggota dari suatu keseluruhan…yang mana hal sistem kepercayaan diorientasikan kepengintegrasian yang evaluatif dari keseluruhan, dengan penafsiran dari sifat empiris dari keseluruhan tentang situasi dimana hal tersebut ditempatkan, proses pengembangan status yang diberi, keberhasilan bagi anggotanya yang mana adalah secara bersama- diorientasikan, dan hubungan mereka kepada kelakuan peristiwa yang masa depan.” Penggunaan dan fungsi makna merupakan hal yang memiliki nilai tersendiri dan berlaku pada masyarakat yang menjadi pendukungnya. Gondang memiliki makna yang berlaku bagi masyarakat Mandailing yang menjadi pendukung gondang tersebut, makna gondang umumnya berhubungan dengan religi atau kepercayaan walaupun ada makna lain yang terkandung pada gondang tersebut namun untuk menghindari terjadinya pencampuran atau bias dalam penelitian ini maka Gordang Sambilan yang menjadi fokus penelitian adalah penggunaan dan fungsi Gordang Sambilan dalam struktur sistem sosial masyarakat Mandailing kota Medan.

3. Visual Antropologi