127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah  mengkaji  implementasi  kebijakan  wajib  belajar  di Kawasan  Industri,  Kelurahan  Semampir,  Kota  Kediri,  Propinsi  Jawa
Timur  diperolehlah  empat  simpulan  umum  yang  menjawab  secara menyeluruh rumusan  masalah  dalam penelitian  ini.  Pertama,  berdasarkan
data  sekunder  yang  diperoleh  dari  tingkatan  pendidikan  penduduk  di Kelurahan  Semampir  dapat  disimpulkan  bahwa  implementasi  kebijakan
wajib  belajar  di  Kawasan  Industri,  Kelurahan  Semampir,  Kota  Kediri, Propinsi Jawa Timur berjalan dengan cukup baik, hal tersebut dilihat dari
data  statistik  tingkatan  pendidikan  penduduk  yang  tidak  menuntaskan wajib belajar 9 tahun tidak lebih dari 10  dari total penduduk yang ada di
Kelurahan Semampir tersebut. Kedua,  problem  utama  orang  tua  tidak  menyekolahkan  anaknya
adalah kemiskinan ekonomi lemah dan pandangan sisnis terhadap dunia pendidikan. Berdasarkan ulasan hasil wawancara dengan tujuh responden,
maka  sebagian  besar  responden  yang  berlatar  belakang  ekonomi  lemah tidak  menyadari pentingnya pendidikan, bahkan tidak  mengetahui adanya
kebijakan  wajib  belajar  12  tahun.  Kemudian  latar  belakang  pendidikan orang  tua  memberi  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  urgensitas  wajib
belajar.  Meskipun  demikian  secara  umum  di  Kelurahan  Semampir, kesadaran orang tua terhadap kebijakan wajib belajar cukup tinggi.
128
Ketiga, faktor penghambat implementasi kebijakan wajib belajar di Kelurahan  Semampir  terdiri  dari:  Faktor  eksternal,  yang  meliputi  1
Faktor  ekonomi  keluarga;  2  Minimnya  sarana  dan  prasarana  di  sekolah negeri; 2 Media massa yang sering memberitakan kejadian buruk secara
berlebihan di seputar dunia pendidikan. Faktor internal, yang  meliputi 1 Lemahnya ekonomi orang tua; 2 Kurangnya kesadaran di kalangan orang
tua  miskin  dan  tidak  berpendidikan  terhadap  pendidikan  anaknya;  3 Masalah  internal  anak  dan  kurangnya  perhatian  orang  tua  yang  berlatar
belakang  ekonomi  lemah.  Kemudian  faktor  pendukung  implementasi kebijakan  wajib  belajar  di  Kelurahan  Semampir  juga  terdiri  dari:  Faktor
eksternal,  yang  meliputi  1  Bantuan  BOS,  BSM,  BKM  dari  pemerintah; 2  Dukungan  dari  pihak  Kelurahan  Semampir;  3  Sekolah  dan  wali
murid  saling  bersinergi  dalam  proses  pendidikan  .  Faktor  internal,  yang meliputi    di  sekolah;  1  Mayoritas  anak  yang  bersekolah  tertarik  untuk
melanjutkan  sekolah  ke  jenjang  pendidikan  selanjutnya;  2  Orang  tua yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan  tinggi  juga  cenderung  menilai
pendidikan dan sekolah adalah penting. Keempat,  solusi  dalam  menanggulangi  faktor  penghambat
kebijakan  wajib  belajar  di  Kelurahan  Semampir  antara  lain:1  Perlunya digalakkan  sosialisasi  dari  pemerintah  setempat  terkait  pentingnya
pendidikan  di  kalangan  masyarakat  miskin.  2  Harus  dilakukan  upaya pemerataan  kerja  dan  penanggulangan  kemiskinan  oleh  pemerintah
setempat.  3  Harus  dilakukan  pemerataan  hak-hak  buruh  terkait
129
pendidikan untuk anak-anak kaum buruh.
B. Saran
1. Pengkajian  tentang  kebijakan  wajib  belajar  masih  sangat  luas  dan
dapat dilakukan di berbagai tempat lokasi yang ada di Indonesia. 2.
Analisis secara kualitatif menyangkut bidang-bidang pendidikan masih sangat  luas  cakupannya  sehingga  tidak  menutup  kemungkinan  akan
dikembangkan  sampai  dengan  interdisipliner  antar  ilmu,  misalnya pendekatan gabungan antara ilmu pendidikan dan ilmu sosial.
3. Untuk  peneliti  selanjutnya  yang  tertarik  mengangkat  masalah
pendidikan,  khususnya  yang  mengambil  lokasi  di  Kelurahan Semampir,  Kota  Kediri,  masih  banyak  aspek-aspek  menarik  yang
dapat  dikaji,  misalnya  hubungan  antara  motivasi  belajar  siswa  yang latar  belakang  orang  tuanya  miskin  terhadap  perilaku  kenakalan  di
jalanan, dan lain sebagainya.
130
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Razii. Dkk 2013. Visa Masuk Kota: Alternatif  Kebijakan Kaum Urban untuk Mengatasi Kepadatan Penduduk Jakarta.” Artikel. Diunduh
dari artikel.dikti.go.idindex. phpPKMGTarticledownload144145. Diakses 9122014.
Agung, Ferry. 2004. Indonesian Investment and Trading Opportunity by Province, regency, city, Volume 5. Jakarta: PT. Feraco.
Aji  Andri  Widodo.  2013.  Partisipasi  Masyarakat  Dalam  Implementasi Kebijakan  Wajib  Belajar  9  Tahun  di  Kecamatan  Kaligondang,
Kabupaten Purbalingga. Skripsi. FIP UNY. Arif  Rohman  dan  Teguh  Wiyono.  2010.  Education  Policy  in  Desentralization
Era. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arif,  Rohman.  2009.  Politik  Ideologi  Pendidikan.  Yogyakarta:  Laksbang
Mediatama Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ary H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Azmi  Alvian  Gabriel.  2011.  Problematika  Pendidikan  di  Kota  Kediri,  Propinsi Jawa Timur. Laporan Penelitian. Universitas Brawijaya Malang.
Bendri Wijaya. 2013.  Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Wajib Belajar 9  Tahun  di  Kenagarian  Lansano,  Pesisir  Selatan  Sumatra  Barat.  Skripsi.
FIP UNY
Budi  Winarno.  2005.  Teori    Proses  Kebijakan  Publik.  Yogyakarta  :  Media Pressindo
Depdiknas.  2011.  Undang-undang  R.I.,  nomor  20,  tahun  2003,  tentang Sisdiknas
Peraturan Pemerintah
R.I. tahun
2010 tentang
Penyelenggaraan  Pendidikan  serta  Wajib  Belajar.  Bandung  :  Citra Umbara
. H.  A.  R.  Tilaar  dan  Riant  Nugroho.  2009.  Kebiijakan  Pendidikan.  Cetakan  II,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar H.A.  R.  Tilaar.  2004.  Paradigma  Baru  Pendidikan  Nasional.  Cetakan  Kedua,
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.