39
juga merupakan tanggung jawab sebagai warga Negara yang harus berpartisipasi dalam pembangunan bangsa.
C. Industri dan Kawasan Industri
1. Pengertian Industri dan Kawasan Industri
Istilah industri pada awalnya sangat erat kaitannya dengan pabrik pembuatan suatu benda atau dapat pula berupa suatu usaha yang mengolah
bahan baku atau bahan mentah menjadi bahan jadi. Seiring dengan perkembangannya pengertian industry dapat semakin meluas pada
beberapa tingkatan dan tipe tipe kegiatan ekonomi, pembangunan, maupun bidang-bidang jasa.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 431 yang dimaksud dengan industry adalah
kegiatan memproses atau mengolah suatu barang dengan menggunakan sarana dan peralatan tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwasanya industri merupakan tempat dimana seseorang maupun sekelompok orang untuk mengolah barang mentah sampai menjadi barang
jadi yang diolah dengan menggunakan mesin atau dengan cara tradisional pada sesuatu tempat tertentu sehingga menjadi barang yang memiliki nilai
yang lebih tinggi.
2. Klarifikasi Industri
Philip Kristanto 2004: 99 mendefinisikan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimilikinya menjadi 4, yaitu:
1 Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 100 orang
atau lebih
40
2 Industri sedang adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 20 sampai
99 orang 3
Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 5 sampai 19 orang
4 Industri rumah tangga adalah usaha kerajinan atau rumah tangga yang
mempunyai pekerja 1 – 4 orang. Sedangkan disisi lain Philp Kristanto 2004: 156-157 secara garis
besar dapat diklarifikasi 1
Industri dasar hulu Industri dasar hulu memiliki sifat sebagai berikut : padat modal,
berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber
energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh bangunan 2
Industri hilir Industri hilir merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada
umumnya industri ini mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya selalu diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi
madya dan teruji, padat karya. 3
Industri kecil Industri kecil banyak berkembang dipedesaan perkotaan, memiliki
peralatan sederhana. Walaupun hakikat produksinya sama dengan industri hilir, tetapi system pengolahannya lebih sederhana. Sistem tata
41
letak pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapatkan
perhatian. Sifat industri ini padat karya
Sesuai yang
ditulis oleh
kyaine 2011
dalam situs
http:padeblogan.com20110621apa-kawasan-industriitu menjelaskan pengertian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992
adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya. Sedanglkan berdasarkan PP 242009 pengertian Kawasan Industri adalah kawasan
tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan
kawasan industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Izin Usaha Kawasan Industri, suatu perusahaan yang akan mengoperasionalkan
kawasan industri diwajibkan memiliki izin usaha kawasan industri. Perusahaan industri yang beroperasi di dalam kawasan industri, Selain
memperoleh kemudahan dalam hal kebutuhan lahan untuk industri yang telah dilengkapi dengan prasarana dan sarana tersebut, juga mendapatkan
kemudahan dalam hal perizinan, seperti : bebas dari izin AMDAL, bebas dari izin gangguan HO, bebas dari kewajiban memeroleh izin prinsip,
serta kemudahan dalam pengurusan izin mendirikan bangunan IMB Kyaine, 2011.
Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang kawasan industri tersebut, dapat disimpulkan, bahwa suatu kawasan disebut sebagai
kawasan industri apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tersedianya lahan yang cukup luas dan telah dimatangkan, 2.
42
Dilengkapi dengan sarana dan prasarana, 3. Ada suatu badan manajemen pengelola,dan 4. Memiliki izin usaha kawasan industri,
D. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Bendri Wijaya 2013 yang berjudul berjudul Partisipasi
Masyarakat dalam Pelaksanaan Wajib Belajar 9 Tahun di Kenagarian Lansano, Pesisir Selatan Sumatera Barat Penelitian ini merupakan sebuah
studi empiris dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini subjek penelitian terdiri dari orang tua wali murid yang
mempunyai anak masih sekolah dalam usia wajib belajar 9 tahun 7-15 tahun dan anak dalam usia wajib belajar yang masih sekolah. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan teknik analisis model dari Miles dan Huberman. Hasil
Penelitiannya menunjukkan bahwa 1 Masyarakat golongan sejahtera paham tentang program wajib belajar 9 tahun, sedangkan masyarakat golongan
prasejahtera tidak paham dengan program tersebut; 2 Bentuk partisipasi masyarakat golongan sejahtera adalah partisipasi penuh yaitu ikut terlibat
secara menyeluruh mampu memenuhi segala kebutuhan penunjang pembelajaran dan perhatian terhadap kelangsungan pendidikan anak, dan
bentuk partisipasi masyarakatgolongan prasejahtera adalah partisipasi sebagian yaitu hanya terlibat secara sebagian atau tidak sepenuhnya terhadap
kelangsungan pendidikan anak; 3 Faktor pendukung masyarakat golongan sejahtera adalah biaya yang cukup dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran