101
lebih tentang
batik. Pihak
guru seharusnya
memberikan pembelajaran batik lebih kepada kegiatan berupa praktek langsung,
sehingga siswa benar-benar mendapat pengalaman nyata bukan sekedar teori, sehingga siswa nantinya dapat memiliki bekal
kemampuan sesuai dengan kondisi sosial maupun budaya yang ada disekitar tempat tinggalnya khususnya batik.
2. Faktor Pendukungdan Penghambat Implementasi Kebijakan
Kurikulum Muatan Lokal Batik.
Di SD Negeri Sendangsari terdapat berbagai macam faktor yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik.
Berikut ini peneliti jabarkan beberapa faktor yang menjadi pendukung implementasi kebijakan kurikulum muatan lokal di SD Negeri
Sendangsari:
a. Faktor Pendukung
1 Dukungan Dinas Pendidikan
Kebijakan kurikulum muatan lokal batik sendiri di dukung oleh Dinas pendidikan melalui tim Pengembangan Pendidikan Dasar
P2D dengan disusunnya kurikulum dan silabus sebagai bahan acuan sekolah dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik di
sekolah. Selain dengan disusunnya kurikulum juga diadakannya diklat batik untuk guru, selain itu juga disusunnya buku pendidikan
batik dan juga melaksanakan lomba batik untuk peserta didik.
102
2 Antusias siswa
Dalam kegiatan pembelajaran muatan lokal batik selama ini merupakan sesuatu hal yang menyenangkan bagi peserta didik.
Walaupun mungkin kegiatan batik hanya sekedar menggambar motif batik namun siswa sangat antusias. Apalagi jika dalam pembelajaran
batik guru yang mengampu melakukan pengembangan dengan kegiatan praktek peserta didik sangat antusias dengan melakukan
dengan sungguh-sungguh. Selain itu dari hasil observasi terlihat siswa juga sangat antusias saat melakukan kunjungan ke sentra batik
terlihat ketika mereka mencoba untuk bertanya. Hal tersebut merupakan salah satu pendukung karena tanpa dukungan peserta
didik pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik akan berjalan percuma.
3 Dukungan Masyarakat
Dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal ada beberapa yang harus diperhatikan kepala sekolah dan guru salah
satunya menjalin hubungan dengan masyarat. Membina hubungan sekolah dalam arti luas pendidikan dengan pemerintah daerah
setempat dan masyarakat di sekitarnya. Kerjasama ini sangat diperlukan sehingga masalah muatan lokal menjadi tanggung jawab
bersama. Hal-hal yang berkenaan dengan hal-hal yang diperlukan seperti, sumber belajar, materi yang diprogramkan, sarana dan
prasarana untuk pelaksanaannya, bahan-bahan intruksional seperti
103
buku pelajaran Nana Sudjana: 179. Adanya dukungan dari masyarakat sangat mendukung dalam pelaksanaan kurikulum
muatan lokal batik di SD Negeri Sendangsari. Dukungan masyarakat tersebut seperti memberikan dukungan berupa fasilitas tempat usaha
batik mereka untuk dijadikan tempat kunjungan siswa belajar bagaimana proses membuat batik dari awal sampai akhir. Melalui
kegiatan belajar ke sentra batik tersebut mendukung kegiatan belajar muatan lokal batik yang telah diberikan disekolah. Selain itu juga
membantu guru dalam menambah pengetahuan siswa tentang batik yang sesungguhnya. Dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal
batik di SD Negeri Sendangsari guru memperhatikan dalam mendukung pengembangan muatan lokal batik. Hal tersebut terlihat
dengan adanya guru menjalin kerjasama dengan masyarakat yang mempunyai usaha batik untuk dijadikan sumber belajar. Dengan
menjalin kerjasama tersebut dapat membantu dalam memberikan pengetahuan tentang batik yang sesungguhnya.
Tabel 8. Ringkasan Faktor Pendukung Implementasi Kebijakan Kurikulum Muatan Lokal Batik
No Faktor Pendukung
1. Dukungan dinas pendidikan
2. Antusias siswa
3. Dukungan masyarakat
b. Faktor Penghambat