16
c. Faktor organisasi pelaksana, yakni yang berkaitan dengan jaringan
sistem, hirarkis kewenangan masing-masing peran, model distribusi pekerjaan, kepemimpinan, target masing-masing tahapan yang
ditetapkan, model monitoring serta evaluasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwanya
dalam implementasi kebijakan terdapat faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu kebijakan. Faktor yang mempengaruhi
implementasi kebijakan sendiri bisa dari segi rumusan yang tidak jelas, pelaksana kebijakan dan organsasi yang melaksanakan kebijakan.
B. Konsep Kurikulum Muatan Lokal
1. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk pencapain tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan menurut Dakir 2010:3 memberikan definisi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sementara itu menurut Nengky dan Evars kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk
17
menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik Dakir, 2010:6. Berdasarkan dari pengertian di
atas tersebut, dapat disimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana yang isinya berupa pengalaman belajar yang telah direncanakan dan
diprogramkan untuk peserta didik sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sendiri berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistemik.
2. Pengertian Muatan Lokal.
Menurut Surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan dan Menengah Nomor 173-cKepM1987 Tertanggal 7 Oktober 1987
kurikulum muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan
budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu Nana Sudjana, 1989: 172. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
2000: 5 kurikulum muatan lokal adalah materi bahan pelajaran yang diperoleh dan berada di tempat dimana peserta didik berada atau yang
tidak terlalu jauh dari tempat mereka bertempat tinggal. Pendapat Suharsimi Arikunto tersebut menerangkan bahwasanya kurikulum muatan
lokal merupakan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik disekolah yang bahan atau materinya diambikan dari sekitar tempat tinggal pesetta
didik.
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melaui Erry Utomo, 1997: 1 mengatakan kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang
ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.
Kurikulum muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan
sosial serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan anak didik di daerah itu wajib mempelajarinya Abullah Idi, 2014: 205.
Berbagai pendapat diatas tentang kurikulum muatan lokal, dapat disimpulkan bahwa kurikulum muatan lokal adalah seperangkat
pengalaman belajar yang dibuat oleh suatu daerah sesuai dengan keadaan lingkungan alam, lingkungan budaya serta kebutuhan daerah yang wajib
dipelajari oleh peserta didik. Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan
media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di suatu
daerah, sehingga untuk itu lingkungan peserta didik yang terdiri atas: a.
Lingkungan alam fisik yang terdiri atas: 1
Lingkungan fisik alam, misalnya lingkungan rural, urban, semi rural dan semi urban.
2 Lingkungan fisik buatan, misalnya lingkungan dekat pabrik, pasar,
pariwisata, jalan besar, pelabuhan, dan sebagainya b.
Lingkungan masyarakat Dalam lingkungan masyarakat ini menurut Prof. A Sigit terdapat dalam
tujuh lapangan hidup, yaitu:
19
1 Masyarakat yang berlapangan kerja dalam bidang ekonomi,
misalnya pedagang, pertanian, kerajinan, peternakan, perikanan, perkebunan, transportasi, jasa, dan sebaginya
2 Masyarakat yang berlapangan hidup bidang politik, misalnya sebagai
pimpinan anggota partai, pimpinan lembaga baik pemerintah maupun swasta, dan sebagainya
3 Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang ilmu
pengetahuan, misalnya guru, peneliti, ahli-ahli tertentu, pengarang atau pencipta, dan sebagainya
4 Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang keagamaan
dalam muatan lokalmisalnya:berbagai kegiatan perayaan hari besar agama, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan sebagainya
5 Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang olah raga,
kurikulum dalam muatan lokal misalnya berbagai permainan daerah. 6
Masyarakat yang hidup dalam kekeluargaan, kurikulum dalam muatan lokal misalnya gotong royong, silaturahmi, jagong melayat,
dan sebagainya Dakir, 2010: 112-113
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditegaskan bahwasanya kurikulum muatan lokal yang isi dan medianya berasal dari lingkungan
sekitar peserta didik. Lingkungan yang digunakan sebagai isi dan media dalam kurikulum muatan lokal sendiri dibedakan menjadi lingkungan alam
fisik yang terdiri lingkungan fisik alam dan lingkungan fisik alam buatan misalnya lingkungan peserta didik dekat dengan pasar, pabrik atau
pariwisata. Selain itu juga adanya lingkungan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam masyarakat seperti masyarakat yang berlapangan kerja
dalam bidang
ekonomi, politik,
keagamaan, bidang
ekonomi, kekeluargaan, bidang olah raga, dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan
terkait Keadaan lingkungan fisik dan lingkungan masyarakat yang ada penting diberikan disekolah agar peserta didik akan mengetahui
lingkungan disekitarnya.
20
3. Dasar Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal