Pengorganisasian Implementasi Kebijakan Kurikulum Muatan Lokal Batik

89 yang ada didaerah Bantul khususnya batik, selain itu sebagai usaha melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Menurut Suharsimi Arikunto 2007:7 salah satu tujuan mengenal dan lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya agar sanggup melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Dalam pencapaian tujuan kurikulum muatan lokal batik dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui kegiatan belajar muatan lokal batik, dengan didukung pengorganisasian guru muatan lokal batik yang diampu oleh guru kelas sedangkan pendanaan muatan lokal batik dilakukan oleh sekolah melalui dana BOS baik BOSNAS maupun BOSKAB.

a. Pengorganisasian

Implementasi kebijakan kurikulum muatan lokal batik yang utama perlu adanya pengorganisasian dari aspek pelaksana kebijakan. Pelaksana kebijakan kurikulum muatan lokal batik SD Negeri Sedangsari sendiri dijalankan oleh guru kelas. Pengorganisasian guru yang melaksanakan muatan lokal batik berdasarkan rapat musyawarah kerja yang dilakukan kepala sekolah bersama guru yang dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran. Dalam pelaksanaannya kurikulum muatan lokal batik diampu oleh guru kelas. Dengan kurikulum muatan lokal batik diberikan oleh guru kelas yang terjadi pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik tidak maksimal, hal tersebut karena tidak semua guru di SD Negeri Sendangsari memiliki pengetahuan batik. 90 Nana Sudjana 1989:179 menyatakan dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal ada hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah salah satunya adalah adanya tenaga pengajar yang harus mempunyai kemampuan profesional yaitu menguasi sosial budaya masyarakat setempat. Di lain pihak mengoptimalkan tenaga lain diluar guru yang dipandang cakap dan menguasai masalah muatan lokal sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai tenaga pengajar. Setelah adanya pengorganisasian pelaksana muatan lokal batik oleh guru kelas, maka selanjuntya guru juga melaksanakan pengorganisasian dalam kegiatan belajar seperti penyusunan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran muatan lokal batik dan menyiapkan media pembelajaran muatan lokal batik. Berdasarkan dari pelaksanaan muatan lokal yang harus diperhatikan kepala sekolah bila dalam pelaksanaan masih banyak guru yang belum mempunyai kemampuan dan pengetahuan profesional terkait batik, maka memanfaatkan tenaga lain diluar sekolah yang dipandang cakap. Namun dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik dari segi pengorganisasian pelaksana kurikulum muatan lokal batik belum maksimal karena tidak semua guru mempunyai pengetahuan terkait batik,namun yang tejadi sekolah tidak menggunakan tenaga lain diluar guru yang dipandang profesional. Pengorganisasian terkait pendanaan muatan lokal batik sendiri juga telah terorganisir dengan baik yaitu setiap awal tahun kepala 91 sekolah dan guru secara bersama-sama menyusun Rencana Kerja Anggaran Sekolah RKAS. Rencana Kerja Anggaran Sekolah RKAS disusun untuk pendanaan kegiatan di sekolah termasuk juga pendanaan kegiatan belajar muatan lokal batik. Pendanaan muatan lokal batik di sekolah sendiri digunakan untuk pengadaan buku pendidikan batik, pengadaan alat batik, selain itu juga untuk kegiatan belajar muatan lokal batik seperti digunakan untuk kegiatan praktek batik.

b. Kegiatan pembelajaran muatan lokal batik