25
6. Strategi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal
Nana Sudjana1989: 177-178 menyatakan ada beberapa strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal sepertiberikut:
a. Pendekatan Monolitik
Pendekatan monolitik artinya pendekatan kurikulum muatan lokal diberikan kepada peserta didik secara tersendiri, dalam arti ada
alokasiwaktu khusus dalam kurikulum. Pendekatan ini dapat dilaksanakan dalam bidang studimata pelajaran yang memang sebagian
besar adalah mata pelajaran muatan lokal, seperti bahasa daerah, keseniaan, olah raga, dan lain-lain.
b. Pendekatan Integratif
Pedekatan integratif disini materi muatan lokal diberikan secara bersama-sama dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum
nasional.
c. Pendekatan ekologis, artinya mempelajari bahan-bahan muatan lokal
menggunakan lingkungan alam dan sosial budaya setempat. Artinya lingkungan alam dan lingkungan sosial masyarakat setempat dipelajari
langsung oleh peserta didik, baik secara materi maupun sebagai cara atau metode belajar.
Dengan demikian menurut pendapat diatas, kurikulum muatan lokal dalam pelaksanaannya dilakukan dengan berbagai macam strategi seperti
muatan lokal dijadikan mata pelajaran tersendiri, selain menjadi mata pelajaran tersendiri dalam pelaksanaannya dimasukkan dalam mata
pelajaran yang lain yang sesuai. Selain kedua strategi tersebut juga adanya strategi dengan pendekatan ekologis yaitu adalah pelaksanaan muatan
lokal menggunkan lingkungan setempat sebagai bahan muatan lokal.
7. Pengembangan Muatan Lokal
Kurikulum muatan lokal sendiri yang sudah kita ketahui sebelumnya merupakan kurikulum yang didasarkan oleh ciri khas daerah
masing-masing. Oleh karena itu maka bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh pusat,sehingga dalam hal ini peran guru dalam
26
melaksanakan proses pembelajaran muatan lokal ini sangat menentukan. Untuk melaksanakan pengembangan, langkah-langkahnya dapat ditempuh
sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan muatan lokal
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur atau komponen yang saling terkait. Begitu pula dalam menyusun
perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai sumber, seperti pengajar, metode, media, dana, dan evaluasinya. Merencanakan
bahan muatan lokal yang akan diajarkan, langkah-langkahnya dapat ditempuh sebgai berikut:
1
Mengidentifikasi segala sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan muatan lokal.
2 Menyeleksi bahan-bahan muatan lokal dengan dengan kriteria
sebagai berikut: a
Sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
b Tidakbertentangan dengan Pancasila dan berbagai peraturan
adat yang berlaku. c
Letaknya terjangkau dari sekolah. d
Ada narasumber baik di dalam maupun di luar sekolah. e
Bahankegiatan tersebut merupakan ciri khas di daerah itu. 3
Menyusun GBPP yang bersangkutan 4
Mencari sumber bahan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis 5
Mengusahakam saranaprasarana
yang relevan
dan terjangkau.Dakir, 2010: 119-123
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal harus memenuhi beberapa
langkah. Langkah dalam pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah antara lain mengidentifikasi dan menyeleksi seperti bahan muatan
lokal harus disesuaikan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, letaknya terjangkau dari sekolah, selain itu juga mengusahakan
sarana prasarana yang relevan, di sisi lain juga harus mecerminkan ciri khas daerah.
27
Nana Sudjana1989: 179 berpendapat beberapa hal cukup penting yang harus diperhatikan oleh sekolah Kepala Sekolah dan guru dalam
mengembangkan kurikulum muatan lokal: a
Membina hubungan sekolah dalam arti luas pendidikan dengan pemerintah daerah setempat dan masyarakat di sekitarnya. Kerjasama
ini sangat diperlukan sehingga masalah muatan lokal menjadi tanggung jawab bersama. Hal-hal yang berkenaan dengan tenaga yang diperlukan
seperti sumber belajar, materi yang diprogramkan, sarana dan prasarana untuk pelaksanaannya, bahan-bahan intruksional seperti buku pelajaran.
b Penyusunan program pendidikan muatan lokal harus didasarkan kepada
kebutuhan masyarakat, kondisi sosial budaya yang ada, lingkungan alamekologis, geografis dan demografis daerah setempat, serta melihat
perkembangan yang mungkin terjadi dimasa depan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Untuk itu diperlukaan perencanaan
terencana sehingga materi yang diberikan sesuai dengan tuntutan kurikulum nasional
c Adanya tenaga pengajar yang mempunyai kemampuan profesional,
terutama menguasai kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Di lain pihak bisa mengoptimalkan tenaga lain.
d Evaluasi dan monitoring pelaksanaan muatan lokal harus dirancang
sedemikain rupa, sebelum kurikulum muatan lokal dilaksanakan. Peranan evaluasi dan monitoring ini sangat penting untuk melihat
beberapa kendala pelaksanaan muatan lokal, dan bahan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan program pendidikan muatan
lokal, pelaksanaannya di sekolah dan hasil-hasil yang dicapai.
e Koordinasi antar sekolah dalam melaksanakan muatan lokal, bisa
dikembangkan sepanjang sekolah tersebut ada dalam kondisi sosial budaya, lingkungan ekologis, geografis, dan demografis yang hampir
sama. Melalui koordinasi mungkin masalah yang mungkin dihadapi dapat diatasi.
Dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal supaya berjalan sebagaimana mestinya dan berjalan secara maksimal dalam mencapai
tujuan, banyak hal yang harus diperhatikan oleh warga sekolah. Beberapa hal yang harus diperhatikan seperti membina hubungan dengan pemerintah
maupun masyarakat guna mendukung kurikulum muatan lokal, adanya tenaga pengajar yang profesional, perlu adanya koordinasi antar sekolah
28
terkait pelaksanaan kurikulum muatan lokal selama masih dalam lingkungan yang sama.
Beberapa langkah diatas, sepantasnya dijadikan bahan bagi Kepala Sekolah dan guru dengan hubungannnya mengembangkan kurikulum
muatan. Sehingga dalam pelaksanaan kurikukum muatan lokal akan berjalan maksimal.
C. Seni Batik dalam Kurikulum Muatan Lokal