106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyelenggaraan kurikulum muatan lokal batik sudah dapat dilaksanakan berkat adanya dukungan dari kepala sekolah, guru dan
masyarakat. Kurikulum muatan lokal batik memberikan pengetahuan kepada peserta didik terkait kekhasan yang ada didaerah Bantul khususnya batik,
selain itu sebagai usaha melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Implementasi Kebijakan Kurikulum Muatan Lokal Batik yang terbagi dalam beberapa aspek yaitu:
a. Pengorganisasian
Pengorganisasian dari segi pelaksana kurikulum muatan lokal batik yaitu oleh guru kelas, hal tersebut karena tidak ada guru khusus
batik. Pengorganisasian pelaksana muatan lokal batik ditentukan pada musyawarah kerja oleh kepala sekolah bersama dewan guru pada awal
tahun ajaran. Dengan adanya pembagian tugas, guru dalam pelaksanaan muatan lokal batik juga merancang RPP untuk kegiatan belajar
berdasarkan silabus, selanjutnya guru juga menyiapkan media pembelajaran muatan lokal batik. Pengorganisasian dari segi pendanaan
muatan lokal batik berasal dari dana BOS. Pedanaan muatan lokal sendiri digunakan untuk pembelian buku pendidikan batik untuk guru
107
dan peserta didik, alat-alat batik, selain itu digunakan untuk semua kebutuhan kegiatan belajar muatan lokal batik seperti untuk praktek.
b. Kegiatan pembelajaran muatan lokal batik
Proses kegiatan pembelajaran muatan lokal batik dilakukan 2 jam perminggu baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pedoman untuk
kegiatan belajar muatan lokal batik baik kelas rendah dan tinggi guru menggunakan kurikulum dan silabus dari dinas pendidikan.
Pelaksanaan muatan lokal batik pada kelas rendah sendiri di SD Negeri Sendangsari pada tahap pengenalan teori batik seperti motif batik, alat-
alat batik, selain teori juga adanya praktek batik seperti menggambar motifbatik dengan media daun. Dalam hal ini, kegiatan belajar muatan
lokal batik pada kelas rendah bahan ajaryang digunakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanagan siswa.
Pedoman untuk kegiatan belajar muatan lokal batik pada kelas tinggi guru juga menggunakan kurikulum dan silabus dari dinas
pendidikan. Pelaksanaan muatan lokal pada kelas tinggi sama dengan kelas rendah hanya saja dalam teori lebih sulit tingkatannya seperti
pewarna batik, motif batik, penggunaan batik. Kegiatan praktek batikpada kelas tinggijuga lebih tinggi tingkatannya, seperti membuat
pewarna alami, membuat batik jumputan. Selain kegiatan belajar di kelas, pada kelas tinggi juga adanya kegiatan belajar ke sentra batik.
108
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Imlementasi Kurikulum Muatan Lokal
Batik a.
Faktor pendukung kurikulum muatan lokal batik oleh beberapa faktor yaitu meliputi dukungan dinas pendidikan dengan adanya kurikulum
dan silabus batik, diklat batik, buku pendidikan batik, selain itu juga lomba batik bagi peserta didik. Dukungan masyarakat berupa fasilitas
tempat usaha batik untuk dijadikan tempat kunjungan siswa belajar tentang batik. Kemudian juga didukung dengan antusias siswa dalm
kegiatan belajar muatan lokal batik b.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal batik sendiri meliputi kurangnya pengetahuan guru tentang batik, rendahnya
komitmen sebagian guru dalam melaksanakan kurikulum mauatan lokal batik.
B. Saran