Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

19 Pemetaan sekolah berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada perencana daerah untuk berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan, memberikan petunjuk terhadap penentuan lokasi sekolah ataupun penyebaran-penyebaran bangunan sekolah secara rasional, menyediakan bahan untuk dianalisa dan dievaluasi secara kontinyu, memberikan pedoman bagi perencanaan pendidikan selanjutnya, merupakan alat pembantu untuk mengelola pendidikan setempat, merupakan sumber informasi bagi perencanaan integral daerah, serta merupakan alat untuk memberikan kemungkinan bagi penggunaan sumber wilayah yang terbatas, sehingga sekolah tersebut dapat dilokasikan secara merata dan realistis. Menurut Piet Sahertian 1994: 175-176, perencanaan gedung sekolah dilakukan dengan urutan sebagai berikut. a. Mengadakan survey tentang keperluan bangunan yang akan direncanakan dengan maksud untuk memperoleh data mengenai: 1 Fungsi bangunan; 2 Struktur organisasi dari sekolah yang menggunakan; 3 Jumlah pemakai pegawai, murid dan lain-lain yang akan menempati; 4 Jenis dan jumlah alat-alat atau perabot yang akan ditempatkan. b. Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan disusun atas dasar data survey tersebut di atas. c. Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku di daerah yang bersangkutan. d. Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan rencana pentahapan pelaksanaan teknis serta memperkirakan anggaran yang akan disediakan tiap tahun, dengan memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam melakukan perencanaan gedung sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu menentukan rencana pembangunan gedung sekolah berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengadakan survey keperluan bangunan yang dibutuhkan, 20 mengadakan perhitungan luas bangunan, menyusun rencana anggaran biaya, dan menyesuaikan rencana anggaran dan pentahapan pelaksanaan teknis dengan skala prioritas yang telah ditetapkan.

2. Syarat-Syarat Pendirian Gedung Sekolah yang Baik

Sesuai perkembangan pembangunan saat ini, manusia sudah menyadari akan masalah perumahan sekolah terutama tanah, bangunan, gedung, ruangan, dan fasilitas lainnya yang mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan studi bagi peserta didik. Gedung sekolah yang baik sebagai tempat belajar yaitu menyenangkan, menarik, rasa nyaman dan aman. Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto 1982: 202. Adapun syarat-syarat gedung sekolah tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. a. Keadaan Tanah dan Keadaan Letak Sekolah. Keadaan tanah sekolah sebaiknya harus luas dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ini. 1 Jumlah murid yang akan ditampung. 2 Jenis sekolah dan program pendidikan yang dilaksanakan. Letak sekolah hendaknya mudah dicapai oleh murid, sehat menurut pemeriksaan dokter, tidak berbahaya dan tidak dekat dengan lalu lintas yang ramai, pabrik, tempat-tempat hiburan yang dapat mengganggu berlangsungnya pelajaran bagi anak didik. 21 b. Keadaan Bangunan Gedung dan Ruangan-ruangan Sekolah Konstruksi gedung sekolah secara teknik harus dapat dipertanggungjawabkan, gedung tersebut harus kuat, tahan lama, memenuhi kesehatan, dan mudah dibersihkan sehingga dapat menjamin keamanan dan keselamatan bagi penghuninya. Gedung sekolah terdiri dari ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang OSIS, jamban, gudang, sirkulasi, dan tempat bermain berolahraga. Tipe ruang sekolah ditetapkan atas dasar: 1 kurikulum yang berlaku, 2 efisiensioptimasi pemakaian ruang, 3 penggunaan tenaga secara optimal, 4 perhitungan putus sekolah, Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, maka standar ruang belajar mengajar harus sesuai dengan syarat yang ditentukan. Adapun syarat tersebut didasarkan atas faktor-faktor seperti berikut. a Fungsi ruang belajar, daya tampung ruang tersebut untuk dapat digunakan setiap hari untuk kegiatan belajar mengajar. b Jumlah pemakai, yaitu jumlah maksimum dalam ruang yang bersangkutan pada penggunaan menurut fungsi utama dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam proses belajar mengajar